131
berdasarkan perhitungan pada Tabel 30 di atas. Jumlah wisatawan tidak boleh melebihi daya tampung wisatawan karena akan menurunkan kualitas lingkungan.
7.2.4. Keterkaitan Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dalam Wisata Alam Berkelanjutan
Wisata alam berkelanjutan adalah kegiatan wisata alam yang memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan untuk kepentingan saat ini
dan untuk kepentingan yang akan datang. Keterkaitan antara aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 32. Keterkaitan antara Aspek Ekonomi, Sosial dan Lingkungan dalam Pengembangan Wisata Alam Berkelanjutan di TWA Gunung Meja
Aspek Wisatawan Demand
Masyarakat dan Alam Supply Ekonomi
• Pasar Wisata Alam Menikmati panorama alam,
kunjungan situs bersejarah, hiking, caving, pengamatan flora
fauna dan pendidikanpenelitian. Kecuali Caving, semua kegiatan
wisata elastis negatif terhadap perubahan biaya perjalanan,
kecuali kegiatan wisata caving yang memiliki elastisitas positif.
• Nilai Ekonomi Wisata Alam Travel Cost Method TCM : Rp.
397.268.197,-tahun.
• Nilai Pengembangan Wisata Alam
Contingent Valuation Method CVM : Rp. 3.733.800,-.
• Pasar Wisata Alam Estetika, Potensi Hayati :
keragaman dan keendemikan flora dan fauna, potensi non
hayati : Goa alam dan situs bersejarah, Penunjang :
aksesibilitas dan akomodasi
• Nilai Ekonomi Wisata Alam : Manfaat Ekonomi : Total
manfaat langsung, manfaat tidak langsung Rp.
204.960.000,-tahun.
• Nilai Pengembangan Wisata Alam
Contingent Valuation Method CVM : Rp. 268.206.575,-.
• Manfaat Ekonomi non wisata Pemanfaatan hasil alam
sebesaar Rp. 692.225.000,- tahun.
Sosial
• Konsumsibelanja terhadap produk dari masyarakat setempat
• Dukungan masyarakat terhadap pengembangan wisata alam.
• Kearifan lokal masyarakat : Gunung Meja sebagai Ayamfos
Dapur Hidup.
Lingkungan
• Kegiatan wisata alam saat ini yang masih under capacity.
• Interaksi masyarakat dalam kawasan dan pembuangan
sampah dalam kawasan.
132
TWA Gunung Meja menawarkan estetika yang indah, potensi hayati dan non hayati serta didukung dengan kemudahan aksesibilitas dan ketersediaan
akomodasi sehingga menarik untuk dikunjungi. Adapun kegiatan wisata yang dilakukan oleh wisatawan di TWA Gunung Meja adalah Menikmati panorama
alamphoto hunting, kunjungan situs bersejarah, hiking, caving, pengamatan flora fauna dan pendidikanpenelitian. Nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja
diestimasi melalui pendekatan Travel Cost Method TCM untuk mengetahui surplus konsumen dari biaya perjalanan wisatawan ke TWA Gunung Meja dari
sisi permintaan dan manfaat ekonomi bagi masyarakat dari kegiatan wisata sebagai nilai ekonomi dari sisi penawaran. Nilai pengembangan wisata alam
diestimasi dengan pendekatan Contingent Valuation Method CVM untuk mengetahui total kesediaan membayar wisatawan dan masyarakat terhadap
pengembangan wisata alam sebagai jasa lingkungan dari TWA Gunung Meja. Manfaat ekonomi bukan wisata dari kegiatan pemanfaatan hasil alam di TWA
Gunung Meja masih lebih besar dari manfaat dari kegiatan wisata meskipun pemanfaatan hasil alam di kawasan ini merupakan pelanggaran. Hal ini
mengindikasikan bahwa manfaat ekonomi dari kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja belum dapat menjadi alternatif ekonomi yang menguntungkan
masyarakat, sehingga kemungkinan perambahan hasil alam akan terus berlangsung.
Masyarakat sekitar TWA Gunung Meja sangat mendukung pengembangan wisata alam di kawasan ini karena pengetahuan yang baik terhadap fungsi TWA
Gunung Meja. Namun, hal penting yang juga harus diperhatikan stakeholder dalam pengembangan wisata alam di kawasan ini melalui Rencana Pengelolaan
Jangka Panjang RPJP TWA Gunung Meja hingga tahun 2028 adalah kearifan lokal masyarakat yang menganggap Gunung Meja sebagai Ayamfos atau dapur
hidup, yang menggantungkan kehidupan ekonomi mereka terhadap alam dalam kawasan. Stakeholder harus melibatkan masyarakat lokal dalam pengembangan
wisata alam sebagai penerima manfaat langsung dari kegiatan wisata, sehingga meminimalisir perambahan hasil alam di kawasan TWA Gunung Meja.
Kegiatan wisata alam saat ini di TWA Gunung Meja masih under capacity yakni jumlah kunjungan untuk setiap kegiatan di kawasan ini belum melebihi
133
daya dukung lingkungan. Namun, interaksi masyarakat dalam kawasan yang mengancam keberadaan dan estetikan TWA Gunung Meja masih berlangsung
yaitu perladangan atau kebun masyarakat, pengambilan kayu bakar, kayu bangunan dan kayu non bangunan, pengambilan top soil dan batu karang serta
pembuangan sampah ke dalam kawasan. Karena itu, dalam pengembangan wisata alam yang berkelanjutan, perlu adanya pembatasan jumlah kunjungan yang tidak
boleh over capacity dan menindak dengan tegas kegiatan dalam kawasan yang berkontribusi terhadap keberadaan lingkungan.
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
1. Dari segi penawaran, TWA Gunung Meja menawarkan Estetika, potensi kawasan hayati yaitu keragaman Flora dan Fauna, potensi non hayati yaitu
Tugu Jepang dan Goa Alam serta didukung dengan aksesibilitas yang mudah dan ketersediaan akomodasi. Dari segi permintaan, tujuan utama
kunjungan ke TWA Gunung Meja serta elasitisitas permintaan untuk masing-masing kegiatan adalah Hiking sebesar 1,60, Menikmati Panorama
AlamPhoto Hunting sebesar 10,67, PenelitianStudi Banding sebesar 7,08, Pengamatan Flora dan Fauna sebesar 4,29 dan Kunjungan ke Situs
Bersejarah sebesar 5. 2. Total nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja adalah sebesar Rp.
592.154.197,- per tahun. 3. Total nilai pengembangan wisata alam TWA Gunung Meja adalah sebesar
Rp. 271.940.375,-. 4. Masyarakat sekitar TWA Gunung Meja sangat mendukung dan bersedia
berpartisipasi dengan bersedia membayar untuk program pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja.
5. Jumlah maksimum wisatawan yang dapat menggunakan TWA Gunung Meja tanpa mengubah keadaan fisik atau menurunkan mutu lingkungan
sekitar adalah 58.092 dan daya tampung wisatawan per hari adalah 174.211 wisatawan untuk kegiatan wisata seperti Hiking, Caving,
menikmati Panorama AlamPhoto Hunting, PenelitianStudi Banding, Pengamatan Flora dan Fauna serta Kunjungan ke Situs Bersejarah. Jumlah
maksimum kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja masih dibawah daya dukung lingkungan.
8.2. Saran
1. Dari penawaran dan permintaan wisata, Nilai Ekonomi Wisata TWA Gunung Meja cukup tinggi serta memberikan Manfaat langsung bagi
perekonomian masyarakat meskipun masih kecil, kesediaan wisatawan dan
136
masyarakat untuk mendukung program pengembangan wisata alam serta lingkungan yang masih mampu mengakomodasi kegiatan wisata di TWA
Gunung Meja, merupakan indikasi bahwa perlu adanya program pengembangan wisata alam yang berkelanjutan diterapkan dengan serius
di TWA Gunung Meja. 2. Pengembangan TWA Gunung Meja sebagai objek wisata alam di
Manokwari bukan hanya menjadi sebuah wacana bagi Pemerintah, namun harus diterapkan. Untuk beberapa persoalan dalam pengelolaan TWA
Gunung Meja sebagai kawasan wisata alam maka perlu adanya beberapa langkah yang harus diambil oleh pemerintah yaitu :
a. Tindakan tegas terhadap kegiatan di TWA Gunung Meja yang mengancam keberlanjutan sumberdaya hayati dalam kawasan TWA
Gunung Meja serta terhadap pembuangan sampah di dalam kawasan. b. Penyediaan anggaran seperti untuk pemeliharaan dan perbaikan situs
bersejarah serta fasilitas yang ada serta pembangunan sarana prasarana yang mendukung kegiatan wisata untuk menarik para wisatawan.
c. Perlunya promosi TWA Gunung Meja sebagai kawasan ekowisata yang menarik kepada masyarakat Manokwari maupun di luar
Manokwari.