60
kebun mayarakat yang terdapat di dalam kawasan adalah masyarakat Suku Biak dan pendatang dari luar Manokwari. Kelompok peladang ini, diduga adalah para
sipil yang ikut bersama pasukan Sekutu ataupun Jepang, kemudian tinggal di bagian Pantai Utara Manokwari dan memanfaatkan lahan di sekitar kawasan
Hutan Gunung Meja. Selain itu, Pemerintah Belanda juga membangun pondokanrumah pos jaga bagi para petugas polisi kehutanan untuk berpatroli
sepanjang hutan lindung hidrologis Gunung Meja, namun setelah beralih ke pemerintahan RI pos patroli ini dimanfaatkan sebagai rumah tinggal oleh para
pegawai Kehutanan hingga saat ini. Masyarakat Arfak yang berasal dari kelompok Suku Hatam dan Sough,
mulai melakukan migrasi dan mobilisasi dari daerah pegunungan Arfak ke wilayah pusat kota Manokwari. Informasi dan catatan proses mobilisasi
masyarakat ke wilayah kota tidak tercatat dan terdokumentasi dengan baik. Namun demikian, berdasarkan informasi dari pelaku sejarah, permukiman awal
masyarakat kelompok suku Arfak yang dibuka di dalam dan sekitar kawasan Hutan Gunung Meja adalah Fanindi dan Ayambori. Kampung Fanindi meliputi
daerah Amban, Manggoapi, Fanindi, Brawijaya dan sekitarnya. Sedangkan Ayambori meliputi wilayah Borarsi, Kampung Ambon, Pasir Putih, Ayambori dan
Inamberi. Pemukiman masyarakat kelompok suku Arfak dibangun di sekitar beberapa sumber mata air yang ada di kawasan Hutan Gunung Meja, yaitu Indoki,
Ayambori dan Inamberi.
b. Jumlah Penduduk
Kawasan TWA Gunung Meja secara administratif berbatasan langsung dengan 4 wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Amban, Kelurahan Padarni,
Kelurahan Manokwari Timur dan Kelurahan Pasir Putih. Sampai pada tahun 2010 jumlah penduduk di keempat kelurahan tersebut secara rinci disajikan pada tabel
berikut.
61
Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kelurahan Sekitar TWA Gunung Meja
Lokasi Jumlah KK
Jumlah Penduduk
Kelurahan Amban 875
4.407 Kelurahan Pasir Putih
429 2.417
Kelurahan Padarni 1.372
7.756 Kelurahan Manokwari Timur
1.104 4.926
Total 3.780
19.496
Sumber : Monografi masing-masing Kelurahan 2011
Dari keempat kelurahan tersebut, terdapat Sembilan kampung yang berbatasan langsung atau berdekatan dengan kawasan yaitu Ayambori, Aipiri,
Anggori, Susweni, Manggoapi, Fanindi, Brawijaya, Kampung Ambon Atas dan Sarinah. Etnik yang bermukim pada kampung-kampung tersebut umumnya
campuran etnik asli Manokwari dan etnik pendatang. Etnik penduduk asli terutama dari suku Mole, Hatam, Sough dan Meyakh.
Dari beberapa pengecekan oleh Tim Fasilitasi dengan beberapa informan kunci seperti aparat pemerintah, diketahui bahwa beberapa unit pemukiman
penduduk yang berada di sekitar kawasan Hutan Gunung Meja dan dipandang mempunyai dampak terhadap kawasan berupa pembukaan lahan kebunladang
serta pengembangan perumahan warga, adalah unit-unit pemukiman sebagai berikut :
a. RT 2, RW VI, Kelurahan Manokwari Timur RT ini pada umumnya dihuni oleh anggota TNI, sehingga dapat
dikatakan bahwa degradasi lahan kawasan Hutan Gunung Meja disebabkan oleh warganya sangat kecil, bahkan mungkin tidak ada.
Adapun beberapa bagian kawasan Hutan Gunung Meja yang bersinggungan dengan RT ini mengalami pembukaan, hal tersebut
biasanya dilakukan oleh orang luar terutama RT 1, RW IV, Kelurahan Manokwari Timur.
b. RT 1, RW VI, Kelurahan Manokwari Timur RT ini pada umumnya dihuni oleh PNS di bidang pendidikan Guru.
Komposisi wargamasyakat asli Papua dengan warga pendatang menurut informasi aparat pemerintah ± 60 : 40. Dari informasi, ada beberapa
warga dari masyarakat Paniai dan Ayamaru yang melakukan pembukaan lahan dalam kawasan Hutan Gunung Meja.