14
c. Karakteristik Ekowisata
Batasan ekowisata hendaknya memiliki ciri khusus dan berbeda dengan batasan tentang pariwisata yang biasa. Yoeti 1999 membedakannya sebagai
berikut : 1. Baik objek maupun atraksi yang dilihat adalah yang berkaitan dengan alam
atau lingkungan, termasuk di dalamnya alam, flora dan fauna, sosial dan ekonomi serta budaya dari masyarakat setempat yang memiliki unsur-unsur
keaslian, langka, keunikan dan mengagumkan. 2. Keikutsertaan seorang wisatawan berkaitan dengan keingintahuan,
pendidikan, kesenangan, dan penelitian tentang lingkungan sekitar. 3. Adanya keterlibatan penduduk setempat, seperti penyediaan penginapan,
barangkebutuhan, memberikan pelayanan, tanggung jawab memelihara lingkungan, atau bertindak sebagai instruktur atau pemandu.
4. Proyek pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat sekitar.
5. Proyek pengembangan ekowisata harus sekaligus dapat melestarikan lingkungan, mencegah pencemaran seni dan budaya, menghindari timbulnya
gejolak sosial serta memelihara kenyamanan dan keamanan. Damanik dan Weber 2006 juga mengemukakan karakteristik ekowisata
yang membedakannya dengan wisata masal, yaitu : 1. Aktivitas wisata utama dari ekowisata berkaitan dengan konservasi
lingkungan. 2. Penyedia jasa wisata tidak hanya menyiapkan sekedar atraksi untuk
wisatawan, tetapi juga menawarkan peluang bagi mereka untuk lebih menghargai lingkungan, sehingga keunikan dan lingkungannya tetap
terpelihara dan masyarakat lokal serta wisatawan beriktunya dapat menikmati keunikan tersebut.
3. Kegiatan wisata berbasis alam. 4. Organisasi perjalanan tour operator menunjukkan tanggung jawab finansial
dalam pelestarian lingkungan hijau yang dikunjungi atau dinikmati oleh wisatawan juga melakukan kegiatan yang terkait dengan konservasi.
15
5. Kegiatan wisata dilakukan tidak hanya dengan tujuan untuk menikmati keindahan dan kekayaan alam itu sendiri, tetapi juga secara spesifik untuk
mengumpulkan dana yang akan digunakan bagi pelestarian. 6. Perjalanan wisata menggunakan alat trasnportasi dan akomodasi lokal.
7. Pendapatan dari pariwisata digunakan tidak hanya untuk mendukung kegiatan konservasi lokal tetapi juga membantu pengembangan masyarakat setempat
secara berkelanjutan. 8. Perjalanan wisata menggunakan teknologi sederhana yang tersedia di daerah
tujuan wisata, terutama yang mengemat energi, menggunakan sumberdaya lokal, termasuk melibatkan masyarakat lokal dalam pembuatannya.
9. Kegiatan wisata berskala kecil, baik dalam arti jumlah wisatawan maupun usaha jasa yang dikelola, meskipun dengan cara itu keuntungan yang
diperoleh cenderung mengecil.
d. Pengelolaan dan Pengembangan Ekowisata
Supriatna 2008 menyatakan ada 8 delapan aspek yang merupakan pertimbangan pengelolaan suatu kawasan ekowisata, yaitu :
1. Proses perencanaan, misi dan visi dari pengembangan suatu kawasan haruslah menjadi hal yang penting.
2. Resource Opportunity Spectrum ROS yaitu suatu sistem yang didasarkan pada pembentukan zonasi dari bentuk-bentuk lingkungan dan saran-saran
aktivitas wisata apa saja yang cocok dilakukan. 3. Proses pelibatan multi-stakeholders yaitu pihak-pihak yang memiliki
kepentingan dalam suatu pengembangan ekowisata. 4. Proses pengambilan keputusan.
5. Pengelolaan manajemen resiko, keamanan dan proteksi terhadap konsumen. 6. Pendidikan dan pelatihan.
7. Montoring dan evaluasi dengan melakukan sistem reservasi untuk berkunjung ke dalam kawasan.
8. Pemasaran dan promosi. Pengembangan ekowisata adalah kegiatan perencanaan, pemanfaatan, dan
pengendalian ekowisata. Direktorat Jenderal Pariwisata menggariskan prinsip- prinsip pengembangan ekowisata, sebagai berikut :