VI. ANALISIS EKONOMI TAMAN WISATA ALAM TWA GUNUNG MEJA
6.1. Pasar Wisata Alam dan Elastisitas Permintaan
Untuk menganalisis kesesuaian dan pengembangan kegiatan wisata alam berkelanjutan di TWA Gunung Meja, diperlukan analisis pasar yaitu analisis
supply dan analisi demand. Analisis Supply penawaran adalah inventarisasi informasi mengenai potensi wisata yang dapat dikembangkan serta faktor
pendukungnya. Sedangkan Analisis Demand Permintaan adalah inventarisasi informasi mengenai permintaan yang diperoleh dari para wisatawan dan
masyarakat setempat baik berupa materiil maupun non materiil.
6.1.1. Penawaran Wisata Alam
Penawaran wisata alam TWA Gunung Meja terdiri dari Estetika, Sumberdaya hayati berupa potensi flora dan fauna, Situs Bersejarah berupa Tugu
Jepang dan Goa Jepang serta didukung oleh fasilitas penunjang berupa aksesibilitas yang mudah dan akomodasi yang tersedia.
a. Estetika Kawasan TWA Gunung Meja
Kota Manokwari memiliki keunggulan alami karena secara geografis mempunyai panorama dengan keindahan alam yang sangat unik.Terletak
sepanjang pantai Teluk Doreri dan dihiasi dua pulau kecil yaitu Pulau Mansinam dan Pulau Lemon didepannya. Estetika kawasan TWA Gunung Meja terbentuk
atas perpaduan antara posisi kawasan terhadap kota Manokwari yang menjadi latar belakang kota yang nampak dipagari hijauan pepohonan, tebing yang terjal
dan curam membentuk suatu gugusan bukit yang indah dan gagah perkasa. Kawasan TWA Gunung Meja yang berbatasan langsung dengan wilayah
Kota Manokwari merupakan salah satu objek wisata pegunungan Manokwari yang potensial untuk dikembangkan. Keunggulan dan keunikan ini semakin
diperkuat oleh karakteristik fisiografi lahan Gunung Meja yang melatarbelakangi kota, merupakan jajaran pegunungan elevasi tertinggi 117 meter di atas
permukaan laut yang di beberapa sisinya terbing yang terjal dan lereng yang curam menampakkan panorama alam yang indah. Panorama yang sama jika kita
berada salah satu sisi tertinggi di kawasan sejauh mata memandang tampak
76
panorama laut dengan pantai pasir putih dan pantai karang dipadu hijaunya pegunungan yang mengelilinginya. Nilai estetika tersebut akan lebih
mengagumkan lagi bila dinilai dari tepi hutan, keanekaragaman serta keendemikan flora-fauna yang merupakan keterwakilan tipe hutan tropis dataran
rendah yang hampir dijumpai di sepanjang pantai utara pulau New Guinea. Keunikan-keunikan tersebut menjadi daya tarik bagi penjelajah alam dan
pemerhati lingkungan untuk menguak rahasia alam ini. Daya tarik ini akan semakin tinggi jika dipadukan dengan nilai sejarah yang terkandung dalam
kawasan ini, karena Gunung Meja merupakan saksi sejarah dari jaman Belanda, Jepang dan Sekutu dalam masa penjajahan di Tanah Papua Potret TWA Gunung
Meja, 2004. Potensi estetika tersebut menjadi dasar utama dalam menetapkan Gunung
Meja sebagai salah satu kawasan pelestarian alam di Manokwari dengan fungsi utama Wisata Alam. Keunggulan dan keunikan potensi alam inilah yang perlu
ditumbuhkembangkan untuk memperkaya nilai kepariwisataan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan daerah serta penunjuang kebutuhan hidup
masyarakat.
b. Potensi Kawasan 1. Potensi Hayati
Flora
Flora yang terdapat di kawasan TWA Gunung Meja cukup beragam baik jenis maupun jumlahnya. Komposisi flora pada kawasan ini berdasarkan hasil
kompilasi dari berbagai sumber data dalam Potret TWA Gunung Meja 2004, maka dapat dikelompokkan sebagai berikut :
• Tumbuhan Semak, Perdu dan Herba • Tumbuhan Liana dan Rotan
• Tumbuhan Anggrek • Tumbuhan Paku-pakuan
• Tumbuhan Bambu dan Palem • Tumbuhan berkayu alami dan binaan