Estetika Kawasan TWA Gunung Meja

78 Fauna Fauna yang terdapat dalam kawasan Gunung Meja berdasarkan kompilasi dari berbagai sumber data dalam Potret TWA Gunung Meja 2004, maka dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu: • Golongan Mamalia • Golongan Reptilia • Golongan Aves Lebih lanjut menurut Potret TWA Gunung Meja 2004, eksplorasi dan identifikasi kehidupan satwa pada kawasan TWA Gunung Meja berdasarkan catatan sejarah telah dilakukan sejak abad 18, yaitu oleh seorang naturalis besar abad 19 Afred Rusell Wallace, peneliti ini pada tahun 1858 mendarat di sisi selatan kawasan Gunung Meja untuk mengidentifikasi beberapa jenis serangga sebagai halotype. Golongan aves merupakan salah satu kekayaan fauna yang cukup beragam jenis dan jumlahnya di kawasan Gunung Meja. G. F. Mess seorang peneliti Belanda pada tahun 1950an mencatat bahwa kawasan ini memiliki 34 jenis burung dan 11 jenis diantaranya jenis lokal khas Manokwari. Selain itu, Gatot Dwiyanto pada tahun 1995 mencatat bahwa terdapat 15 famili golongan aves yang terdiri dari 14 jenis endemis dan 21 jenis non endemis. Tahun 1996 Bambang Th. Hariadi dan M. Jen Wajo UNIPA mencatat bahwa kawasan ini memiliki 22 famili yang terdiri dari 43 jenis burung, jenis burung yang dicatat oleh Mess sebelumnya yang dijumpai ± 9 jenis burung. Selain itu, terdapat banyak jenis serangga dalam kawasan ini Potret TWA Gunung Meja, 2004. Golongan reptil yang dijumpai dalam kawasan ini berdasarkan laporan Gatot Murwanto 1995 dalam Potret TWA Gunung Meja 2004 adalah kadal ekor biru Emoia eaeruleocauda, kadal lidah biru Tiliqua scincoides, kadal paying Chlamydosaurus kingie, ular patola Chondrophyton viridis, biawak dan tiblotus papua. Lebih lanjut Triantoro R.G.N. dan Pujo Setio 2002 menemukan sebanyak 11 jenis ular yaitu Leiphyton albertisii, Morelia viridis, Dendrelaphis punctualis, Tropidonophis multiscutellatus, stegonatus parvus, Boiga irregularis, Achanthopis cf antarictus, Achanthopis cf praelongus dan Furina tristis. 79

2. Potensi Non Hayati

Ada beberapa potensi alam yang dapat dijadikan unggulan wisata di TWA Gunung Meja, yaitu : Tugu Jepang Di dalam kawasan TWA Gunung Meja terdapat suatu monumen bersejarah pada masa penjajahan Jepang. Monumen tersebut dikenal dengan nama Tugu Jepang. Tugu Jepang merupakan tugu peringatan pendaratan dan pendudukan tentara Jepang di Manokwari. Potensi situs ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga negara Jepang, karena memiliki sejarah bagi bangsa mereka.Selain objek wisata berupa tugu, dari lokasi tugu dapat dinikmati pemandangan lepas Kota Manokwari yang menawan. Namun saat ini keberadaa Tugu Jepang sangat memprihatinkan karena tidak ada pemeliharaan oleh pemerintah. Goa Alam Di dalam Kawasan TWA Gunung Meja ditemukan 19 goa alam dan 4 diantaranya merupakan goa berukuran besar dan berpotensi sebagai objek wisata. Goa-goa tersebut umumnya menyebar di sepanjang tebing karang pada sisi Kawasan Selatan. Goa alam ini sangat unik karena menjadi tempat tinggal hewan malam seperti kelelawar dan binatang melata yang unik seperti cicak belang lizards. Kelelawar tidur siang hari dengan bergantung pada dinding-dinding Kristal gua serta terbang keluar di malam hari untuk mencari makan.

c. Kriteria Penunjang Pengembangan Ekowisata di TWA Gunung Meja 1. Aksesibilitas

Untuk menuju lokasi TWA Gunung Meja tidak sulit karena mempunyai aksesibilitas yang tinggi karena TWA Gunung Meja terletak di pusat kota dengan keadaan jalan yang baik sehingga mudah dijangkau dengan berbagai kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Untuk masuk ke dalam kawasan TWA Gunung Meja ada dua alternatif, yaitu masuk melewati daerah Sarinah yang berjarak ± 3 km dari pusat kota dan melewati darah Amban yang berjarak ± 4 km dari pusat kota. Untuk mencapai daerah Sarinah dapat menggunakan angkutan umum arah Kota namun angkutan umum hanya sampai ke pertigaan antara Brawijaya- Kampung Ambon Atas-Ayambori, sehingga untuk mencapai pintu masuk TWA

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12