89
bersejarah Perang Dunia II kepada anak-anak mereka, sekaligus menikmati keindahan Kota Manokwari karena dari Tugu Jepang para pengunjung juga dapat
menikmati keindahan Kota Manokwari. Kegiatan wisata untuk penelitianstudi banding memiliki elastisitas sebesar 7,08 yang berarti persentase perubahan
jumlah kunjungan 10,08 kali lebih besar dari perubahan biaya perjalanan. Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dari Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Kehutanan.
6.2. Nilai Ekonomi Wisata Alam
Untuk mengetahui nilai ekonomi sumberdaya alam yang atraktif bagi rekreasi digunakan pendekatan proxy yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam tersebut, dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya biaya perjalanan atau Travel Cost. Metode tersebut digunakan
untuk mengestimasi nilai ekonomi dari sisi permintaan atau dari wisatawan, sementara untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata dari sisi penawaran atau dari
masyarakat dihitung manfaat ekonomi yang diperoleh dari kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja.
6.2.1. Travel Cost Method TCM
Ada dua teknik sederhana yang digunakan untuk menentukan nilai ekonomi berdasarkan Travel Cost Method TCM yaitu pendekatan sederhana melalui
zonasi dan pendekatan individual. Namun, dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah pendekatan individual yaitu dengan menggunakan data dari
survey. Pendekatan melalui zonasi tidak digunakan karena tidak tersedianya data sekunder jumlah kunjungan di TWA Gunung Meja.
a. Jumlah Kunjungan Jumlah kunjungan pengunjung atau wisatawan ke TWA Gunung Meja
mencerminkan tingkat kesukaan dan kepuasan terhadap kunjungan sebelumnya. Artinya, semakin banyak frekuensi wisatawan berkunjung ke TWA Gunung Meja,
maka kondisi tersebut menggambarkan tingkat kesukaan dan kepuasan kunjungan terhadap TWA Gunung Meja. Jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung
Meja dalam setahun terakhir ditunjukkan pada Tabel berikut.
90
Tabel 17. Frekuensi Kunjungan ke TWA Gunung Meja Setahun Terakhir
Frekuensi Kunjungan kali Jumlah
Orang
2 3
4 5
6 14
16 11
3 3
29,79 34.04
23.40 6.38
6.38
Total 47
100
Sumber : Data diolah 2011
Tabel 17 menunjukkan bahwa sebagian besar wisatawan sudah berkunjung sebanyak 3 kali yaitu sebanyak 16 orang 34,04 persen, selanjutnya adalah
wisatawan yang sudah dua kali berkunjung sebanyak 14 orang 29,79 persen dan wisatawan yang berkunjung sudah 4 kali sebanyak 11 orang 23,40 persen,
sedangkan wisatwan yang sudah berkunjung 5 kali dan 6 kali masing-masing 3 orang 6,38 persen, dan wisatawan yang baru pertaman kali berkunjung yaitu 1
orang 2,13 persen. Tabel 17 juga menunjukkan bahwa semua responden 100 persen sudah
mengetahui keberadaan TWA Gunung Meja sebagai objek wisata karena sudah pernah berkunjung ke TWA Gunung Meja sebelumnya.
b. Biaya Perjalanan Travel Cost Komponen biaya perjalanan merupakan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
wisatawan untuk sampai ke TWA Gunung Meja hingga kembali ke tempat tinggal. Biaya perjalanan tersebut terdiri dari biaya transportasi, biaya akomodasi,
biaya konsumsi dan biaya komunikasi. Jumlah biaya perjalanan berdasarkan komponen-komponen biaya tersebut disajikan pada Gambar berikut.
93
Berdasarkan hasil analisis regresi linear lampiran 1 dengan melakukan pengujian melalui metode enter diketahui bahwa nilai R Square R
2
sebesar 0,643 dan adjusted R
2
sebesar 0,544 yang berarti bahwa 64,3 persen keragaman dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu sebesar 35,7 persen dijelaskan
oleh variabel di luar model. Nilai F
hitung
sebesar 6,497 dengan nilai sig sebesar 0,000 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas dalam model secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja. Dengan pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson
diperoleh sebesar 1,716 atau selang nilai statistik DW adalah d
u
DW 4-d
u
di mana nilai du n=47, k=3adalah 1,6692, yang berarti tidak ada autokorelasi atau
korelasi serial antara sisaan. Dengan pengujian multikolinear terlihat bahwa tidak ada korelasi antara variabel-variabel bebas, hal ini dapat dilihat dari besaran VIF
masing-masing variabel yang lebih kecil dari 10. Dari hasil analisis regresi linear, maka model yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Q
ij
= 2,272 - 0,231C
ij
- 0,314J + 0,423M + 0.007A + 0,142P + 0,1180E + 0,160P1 + 0,196P2 + 0,036P3
Berdasarkan fungsi permintaan di atas terlihat besaran konstanta adalah 2,272 yaitu rata-rata nilai Q
ij
jika variabel lainnya sama dengan nol. Dari fungsi persamaan tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan
ke TWA Gunung Meja adalah biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung, jarak, pendapatan dan persepsi pengunjung terhadap keindahan di TWA Gunung
Meja. Variabel biaya perjalanan memiliki nilai sig sebesar 0,009 yang berarti
bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja pada taraf
α 99 persen. Sedangkan Nilai Koefisien biaya perjalanan terhadap jumlah kunjungan sebesar -0,231 yang berarti bahwa jika
terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 1 persen maka tingkat kunjungan wisatawan akan berubah sebesar 0,231 persen. Tanda negatif dari nilai elasitisitas
tersebut menunjukkan hubungan terbalik antara biaya perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja, di mana jika terjadi kenaikan biaya
perjalanan maka akan menyebabkan turunnya jumlah kunjungan wisatawan begitu pula sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, bahwa semakin tinggi
94
harga dalam hal ini biaya perjalanan, maka jumlah permintaan dalam hal ini jumlah kunjungan akan berkurang begitupun sebaliknya.
Variabel jarak memiliki nilai sig sebesar 0,007 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung
Meja pada taraf α 99 persen. Sedangkan nilai koefisien atau elastisitas jarak
terhadap jumlah kunjungan bertanda negatif + yang mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak wisatawan dengan lokasi, maka kunjungan ke TWA Gunung
Meja akan berkurang. Nilai Koefisien jarak terhadap jumlah kunjungan sebesar - 0,314 yang berarti bahwa jika terjadi perubahan biaya perjalanan sebesar 1 persen
maka tingkat kunjungan wisatawan akan berkurang sebesar 0,314 persen. Tanda negatif dari nilai elasitisitas tersebut menunjukkan hubungan terbalik antara biaya
perjalanan dengan jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja, di mana jika terjadi kenaikan biaya perjalanan maka akan menyebabkan turunnya jumlah
kunjungan wisatawan begitu pula sebaliknya. Variabel pendapatan memiliki nilai sig sebesar 0,013 yang berarti bahwa
variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Gunung Meja pada taraf
α 95 persen. Sedangkan nilai koefisien atau elastisitas pendapatan terhadap jumlah kunjungan bertanda positif + dengan nilai 0,423
yang berarti bahwa jika terjadi kenaikan 1 persen pendapatan, maka akan menyebabkan meningkatnya jumlah kunjungan sebesaar 0,423 persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendapatan seseorang, maka alokasi waktu untuk kunjungan ke tempat wisata juga meningkat.
Variabel persepsi terhadap keindahan memiliki nilai sig sebesar 0,131 yang berarti bahwa variabel ini berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan
wisatawan ke TWA Gunung Meja pada taraf α 85 persen. Sedangkan nilai
koefisien atau elastisitas pendapatan terhadap jumlah kunjungan bertanda positif + dengan nilai 0,196 yang berarti bahwa persepsi terhadap keindahan atau
penilaian terhadap TWA Gunung Meja yang memiliki keindahan akan menyebabkan meningkatnya jumlah kunjungan sebesaar 0,196 persen. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin banyak persepsi wisatawan terhadap keindahan TWA Gunung Meja, maka alokasi waktu dan keinginan untuk berkunjung ke
tempat wisata juga meningkat.