Alasan Kunjungan Ketersediaan Informasi Tempat Wisata

85 terlihat dari rendahnya penghargaan pengunjung terhadap lingkungan misalnya dengan masih membuang sampah dalam kawasan. Dalam pengembangan wisata alam, selain dengan pembatasan jumlah wisatawan juga perlu adanya pemberian pemahaman yang jelas terhadap wisatawan untuk menjaga lingkungan dan sumberdaya alam dalam kawasan wisata alam sebagai bentuk konservasi.

6.1.3. Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan menunjukkan sejauh mana jumlah permintaan atau kunjungan wisatawan merespon perubahan harga dalam hal ini perubahan biaya perjalanan. Permintaan disebut elastis jika jumlah kunjungan merespon perubahan biaya perjalanan, sebaliknya disebut inelastis jika jumlah kunjungan tidak merespon perubahan biaya perjalanan. Pengukuran elastisitas permintaan atau jumlah kunjungan ke TWA Gunung Meja diukur berdasarkan kegiatan utama wisata alam, dengan prinsip untuk memprediksi kegiatan wisata utama di TWA Gunung Meja yang sangat berekasi atau merespon perubahan biaya perjalanan yang dikeluarkan. Adapun rumus elastisitas permintaan dapat ditulis sebagai berikut : � = � � � � � � � � � � atau � = − − di mana : Q1 = Jumlah kunjungan terendah pada 1 tahun terakhir Q2 = Jumlah kunjungan tertinggi pada 1 tahun terakhir P1 = Biaya perjalanan pada jumlah kunjungan terendah P2 = Biaya perjalanan pada jumlah kunjungan tertinggi Berdasarkan rumus di atas, maka perhitungan elastisitas permintaan berdasarkan kegiatan utama wisata alam secara rinci dijabarkan pada tabel berikut : 86 Tabel 16. Elastisitas Permintaan Wisata Alam TWA Gunung Meja berdasarkan Kegiatan Utama Wisata No. Kegiatan Utama Wisata Alam Jumlah Kunjungan Q Biaya Perjalanan P ΔQ ΔP Elastisitas

1. Hiking

2 Rp. 195.000,- 100 62,56 1,60 4 Rp. 73.000,-

2. Menikmati panorama

Photo Hunting 2 Rp. 80.000,- 200 18,75 10,67 6 Rp. 65.000,-

3. Penelitian

studi banding 2 Rp. 92.000,- 150 21,20 7,08 5 Rp. 72.500,-

4. Pengamatan flora dan

Fauna 2 Rp. 90.000,- 100 23,33 4,29 4 Rp. 69.000,-

5. Kunjungan Situs

Bersejarah 2 Rp. 116.667,- 200 40 5 6 Rp. 70.000,- 6. Caving 3 Rp. 212.000,- 66,67 8,49 7,85 5 Rp. 230.000,- Sumber : Data diolah 2011 Kolom jumlah kunjungan Q menunjukkan jumlah kunjungan wisatawan berdasarkan masing-masing kegiatan wisata alam di TWA Gunung Meja selama 1 tahun terakhir, yang menggambarkan jumlah kunjungan terendah dan tertinggi. Sedangkan kolom biaya perjalanan menunjukkan jumlah biaya yang dikeluarkan wisatawan untuk berkunjung ke TWA Gunung Meja pada kunjungan terendah dan tertinggi. Besarnya perubahan jumlah kunjungan ΔQ diperoleh dari jumlah kunjungan tertinggi dikurangi dengan kunjungan terendah, dibagi dengan kunjungan terendah kemudian dikalikan dengan 100 sebagai bentuk persentase, demikian juga dengan perhitungan perubahan biaya perjalanan ΔP diperoleh dari biaya perjalanan yang dikeluarkan untuk kunjungan tertinggi dikurangi dengan kunjungan terendah, dibagi dengan biaya perjalanan untuk kunjungan terendah kemudian dikalikan dengan 100 sebagai bentuk persentase. Berdasarkan perhitungan elastisitas permintaan berdasarkan tujuan wisata pada Tabel 16, maka terlihat bahwa permintaan wisata untuk hiking, menikmati panoramaphoto hunting, penelitianstudi banding, pengamatan flora dan fauna serta kunjungan ke situs bersejarah elastis terhadap biaya perjalanan yaitu elastis negatif. Sedangkan untuk permintaan wisata untuk kegiatan caving memiliki elastisitas positif, dimana kenaikan biaya perjalanan justru meningkatkan jumlah kunjungan, dengan kata lain permintaan terhadap caving tidak berpengaruh dengan kenaikan harga atau biaya perjalan. Hal ini menggambarkan dua hal yaitu : 1. Kegiatan caving merupakan kegiatan yang ekslusif dibanding dengan

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12