Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian

8 1. Bagaimana pasar wisata alam dan elastisitas permintaan terhadap TWA Gunung Meja? 2. Berapa nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja? 3. Berapa nilai pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja? 4. Bagaimana persepsi masyarakat terhadap pengembangan TWA Gunung Meja sebagai kawasan wisata alam? 5. Bagaimana daya dukung lingkungan bagi pengembangan wisata alam yang berkelanjutan di TWA Gunung Meja?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis pengembangan wisata alam yang berkelanjutan sebagai bagian dari ekowisata di TWA Gunung Meja. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi pasar wisata alam dan elastisitas permintaan terhadap TWA Gunung Meja. 2. Mengestimasi nilai ekonomi wisata alam TWA Gunung Meja. 3. Mengestimasi nilai pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja. 4. Menganalisis persepsi masyarakat terhadap pengembangan TWA Gunung Meja sebagai kawasan wisata alam. 5. Menghitung daya dukung lingkungan bagi pengembangan wisata alam yang berkelanjutan di TWA Gunung Meja.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Mahasiswa Penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mengenai pengembangan wisata alam melalui analisis ekonomi, sosial dan lingkungan. Selain itu, diharapkan penelitian ini menjadi satu informasi yang penting dalam pengembangan penelitian lebih lanjut seperti total nilai ekonomi di lokasi yang sama ataupun dalam penelitian mengenai pengembangan wisata alam berkelanjutan. 2. Stakeholder 9 Penelitian ini juga diharapkan memberikan kontribusi bagi para stakeholder setempat seperti Badan Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA, Dinas Kehutanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta WWF, sebagai masukan dalam kebijakan pengelolaan TWA Gunung Meja. 3. Akademisi UNIPA, LSM dan pemandu wisata Diharapkan penelitian ini menjadi sebuah acuan dalam melakukan penelitian lebih lanjut serta dalam melakukan promosi wisata. 4. Masyarakat Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat Kota Manokwari pada umumnya maupun secara khusus masyarakat sekitar kawasan TWA Gunung Meja mengenai nilai wisata TWA Gunung Meja, sehingga masyarakat turut menjaga kawasan ini agar tetap lestari.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun yang menjadi objek penelitian adalah kawasan TWA Gunung Meja sebagai salah satu kawasan wisata di Papua Barat, dengan masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan dan wisatawan yang berkunjung ke TWA Gunung Meja sebagai responden. Batasan dari penelitian ini adalah : 1. Analisis yang dilakukan adalah pengembangan wisata alam berkelanjutan sebagai bagian dari ekowisata. 2. Analisis ekonomi yang dilakukan dalam penelitian ini dibatasi pada analisis pasar, nilai ekonomi dan nilai pengembangan wisata alam. Nilai wisata alam yang dihitung menggunakan pendekatan Travel Cost Method TCM dari sisi wisatawan dan perhitungan manfaat ekonomi yang dibatasi hanya pada manfaat langsung dan manfaat tidak langsung dari kegiatan wisata dari sisi penawaran. Untuk menghitung nilai pengembangan wisata digunakan pendekatan Contingent Valuation Method CVM. 3. Analisis sosial yang dilakukan adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap pengembangan wisata alam di TWA Gunung Meja. 4. Analisis lingkungan dibatasi hanya pada perhitungan daya dukung lingkungan terhadap kegiatan wisata di TWA Gunung Meja.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengembangan Ekowisata 2.1.1. Ekowisata dan Karakteristiknya Ekowisata bukanlah hanya sebagai satu corak kegiatan pariwisata khusus, melainkan suatu konsep pariwisata yang mencerminkan wawasan lingkungan dan mengikuti kaidah-kaidah keseimbangan dan kelestarian. Pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kualitas hubungan antarmanusia, meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat dan menjaga kualitas lingkungan Supriatna, 2008. Menurut Yoeti 1999 dalam ekowisata ada empat unsur yang dianggap penting, yaitu unsur pro-aktif, kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup, keterlibatan penduduk lokal dan unsur pendidikan. Setidaknya ada 5 lima aspek kunci dalam ekowisata, yaitu : 1. Jumlah pengunjung terbatas atau diatur supaya sesuai dengan daya dukung lingkungan dan sosial-budaya masyarakat vs mass tourism. Ekowisata berbeda dengan wisata konvensional mass tourism dilihat dari jumlah pengunjung. Pada mass tourism jumlah pengunjung tidak dibatasi, sementara pada ekowisata jumlah pengunjung dibatasi, disesuaikan dengan daya dukung lingkungan maupun sosial-budaya masyarakat setempat. 2. Pola wisata ramah lingkungan nilai konservasi Ekowisata merupakan suatu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangan ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdayaguna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami, bahkan dengan ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya karena desakan dan tuntutan dari para eco-traveler. 3. Pola wisata ramah budaya dan adat setempat nilai edukasi dan wisata Ekowisata selain membawa dampak positif terhadap pelestarian lingkungan, ekowisata juga merupakan pola wisata yang ramah budaya dan adat setempat, di mana budaya asli setempat diharapkan akan mampu menumbuhkan jati diri 12 dan rasa bangga antar penduduk setempat yang tumbuh akibat peningkatan kegiatan ekowisata. 4. Membantu secara langsung perekonomian masyarakat lokal nilai ekonomi Kegiatan ekowisata juga secara langsung membantu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal karena menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, dan mengurangi kemiskinan, di mana penghasilan ekowisata adalah dari jasa-jasa wisata untuk turis seperti fee pemandu, ongkos transportasi, homestay, menjual kerajinan, dan kegiatan ekonomi masyarakat lainnya. Selanjutnya pendapatan yang diperoleh dari pariwisata seharusnya dikembalikan kepada kawasan yang perlu dilindungi untuk perlindungan dan pelestarian keanekaragaman hayati serta perbaikan sosial ekonomi masyarakat disekitarnya. 5. Modal awal yang diperlukan untuk infrastruktur tidak besar nilai partisipasi masyarakat dan ekonomi. Pembangunan infrastruktur dalam kawasan ekowisata tidak terlalu membutuhkan modal yang besar dibanding dengan pembangunan infrastruktur pada mass tourism, karena pada kawasan ekowisata tidak disarankan untuk membangun berbagai pembangunan infrastruktur yang pada akhirnya hanya akan merusak ekologis di kawasan tersebut. Pembangunan infrastruktur dibatasi dalam jumlah yang minim dan berdampak kecil terhadap lingkungan. Dalam pengembangan ekowisata, perlu pemahaman yang jelas mengenai definisi ekowisata, prinsip dan karakteristiknya, pengelolaan dan pengembangannya. Selain itu perlu juga pemahaman tentang kriteria daerah pengembangan ekowisata.

a. Definisi Ekowisata

Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang kegiatannya semata-mata menikmati aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan alam dengan segala bentuk kehidupan dalam kondisi apa adanya dan berkecenderungan sebagai ajang atau sarana lingkungan bagi wawasan dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan proyek ekowisata Yoeti, 1999.

Dokumen yang terkait

Penilaian Dan Pengembangan Potensi Objek Dan Daya Tarik Wisata Alam Di Taman Wisata Alam (Twa) Sibolangit

44 191 105

Karo Cultural Tourism Park (Taman Wisata Budaya Karo) Arsitektur Neo-Vernakular

6 61 105

Persepsi Masyarakat Terhadap Taman Wisata Alam (TWA) Sicikeh-cikeh (Studi Kasus Di Dusun Pancur Nauli, Desa Lae Hole II, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara)

15 176 63

Faktor-Faktor Pendukung Pengembangan Wisata Alam Taman Hutan Raya Bukit Barisan Tongkoh

1 35 7

Pengaruh Pemanfaatan Taman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk Sebagai Sumber Belajar IPS Pada Siswa MTs N 3 Pondok Pinang Jakarta Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

0 11 186

Kelembagaan Land Temre Taman Wisata Alam Gunung Meje Dalam Kaitannya Dengan Pembangunan Wilayah Kota Manokwari Provinsi Papua Barat

3 72 157

Komunitas Kupu-Kupu Superfamili Papilionoidea (Lepidoptera) di Kawasan Hutan Wisata Alam Gunung Meja, Manokwari, Papua Barat

0 10 109

Pengembangan Taman Wisata Alam Telogo Warno Telogo Pengilon Berdasarkan Prinsip Sustainable Tourism

1 11 34

STRUKTUR, KERAGAMAN DAN ASOSIASI KOMUNITAS TUMBUHAN PEMANJAT DENGAN POPULASI ALAM MERBAU DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI-PAPUA BARAT (Structure, Diversity and Association of Climbing Plants Communities with Merbau Population in Gunung Meja) | S

0 3 10

MODEL PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMAN WISATA ALAM GUNUNG MEJA MANOKWARI PAPUA BARAT (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) (Model Environmental Management of Meja Mountain Natural Manokwari West Papua) | Basna | Jurnal

0 1 12