Uji Beda Gain Uji Mann Whitney U Keterampilan Berpikir Tingkat

3. Membimbing Penyelidikan Individu dalam Kelompok 100 100 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya 100 100 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah 100 100 Berdasarkan Tabel 4.13, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen I terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Penilaian observasi kegiatan guru sudah sangat baik bahkan sudah dilaksanakan seluruhnya oleh guru. Adapun data hasil observasi guru selama pembelajaran pada kelas kontrol II terdapat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen II No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Kelas Eksperimen II Observer I Observer II 1. Mendeksripsikan Konsep atau Materi yang sedang dikaji 100 100 2. Menemukan Masalah 100 100 3. Meneliti Masalah 100 100 4. Memahami Stakeholder 100 100 5. Menentukan Pemecahan Masalah 100 100 6. Merencanakan Proyek 100 100 7. Melaksanakan Proyek 100 100 8. Menyimpulkan, Mengevaluasi, dan Merefreksi 100 100 Berdasarkan Tabel 4.14, hasil observasi guru untuk kelas eksperimen II terdapat kesamaan antara pihak observer I dan pihak observer II. Dari penilaian observer I dan observer II sub kegiatan inti pembelajaran telah dilaksanakan secara keseluruhan oleh guru.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil ketercapaian sub-konsepketerampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan karena mencapai 50. Nilai ketercapaian kelas eksperimen I dan eksperimen II berbeda tipis yaitu 1-2 pada tiap sub-konsep. Nilai ketercapaian paling tinggi di kedua kelas tersebut yaitu pada sub-konsep peranan jamur. Hal ini dikarenakan selama proses pembelajaran di kedua kelas tersebut lebih mengedepankan aspek peranan jamur dalam kehidupan seperti yang tercantum dalam RPP Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL Problem Based Learning dan PjBL Project Based Learning sama efektifnya dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi siswa. Hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif secara keseluruhan sudah mencapai ketuntasan karena 50 pada kelas eksperimen I dan eksperimen II kecuali pada ranah metakognitif jenjang C2. Nilai ketercapaian tertinggi pada kedua kelas yaitu pada ranah faktual jenjang kognitif C4 dan C5. Dari hasil data tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL Problem Based Learning dan PjBL Project Based Learning sama efektifnya dalam meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi siswa. Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada kedua kelas eksperimen belum mencapai KKM Biologi sebesar 75 68,44 pada kelas eksperimen I dan 67,38 pada kelas eksperimen II. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menghadapi soal ulangan biologi dalam bentuk tes uraian dengan distribusi soal jenjang kognitif C4-C6. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dra. Tri Hardani selaku guru Biologi kelas X MIA 1 dan X MIA 2, diketahui bahwa soal ulangan yang biasa dibuat oleh guru biologi yaitu dalam bentuk tes pilihan ganda sejumlah 40-50 soal dengan distribusi soal dari C1-C4. 11 Siswa yang tuntas KKMnya pada materi sebelum Fungi dengan bentuk soal tersebut yaitu lebih dari 70 pada materi virus, 90 pada materi Archaebacteria dan Eubacteria serta Protista. 12 Adapun mengenai rata-rata hasil belajarpretest dan posttest mengalami kenaikan baik pada kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II. Kedua model 11 Lampiran 21 12 Lampiran 22