Latar Belakang Masalah Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi.

masalah ilmiah baru dan mengintegrasikan pengetahuan dari mata pelajaran yang berbeda. 13 Persamaan kedua model ini antara lain kegiatan pembelajaran bersifat student centered, pertanyaan yang disajikan menuntut banyak jawaban alternatif, dan siswa bekerja secara kooperatif dalam sebuah grup, serta fokus pembelajaran bermuara kepada pemecahan masalah. Perbedaan dari kedua model tersebut adalah produk Problem Based LearningPBL berupa suatu solusi permasalahan yang disampaikan dalam bentuk tulisan atau presentasi sedangkan pada Project Based LearningPjBLsiswa diharuskan membuat produk hasil kreasinya sebagai solusi permasalahan sehingga mendorong siswa untuk menggunakan keterampilan psikomotoriknya. Penulis menerapkan penggunaan model Problem Based Learning dan Project Based Learningpada konsep kingdom fungi jamur. Konsep fungi yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan jamur banyak memunculkan isu positif maupun isu negatif bagi manusia. Isu yang muncul karena jamur dapat bermanfaat maupun merugikan kehidupan manusia dan lingkungannya. Sejauh ini belum banyak penelitian membedakanketerampilan berpikir tingkat tinggi antara model Problem Based Learning PBL dan Project Based Learning PjBL yang disertai dengan pembagian instrument pada ranah pengetahuan dan jenjang kognitif. Instrumen pembelajaran penting dikembangan sesuai dengan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif agar memudahkan guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Berdasarkan paparan di atas, penulis mencoba melakukan penelitian dengan mengangkat judul penelitian “PerbedaanKeterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning dan Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning Pada Konsep Fungi ”. 13 Milan Kubiatko dan Ivana Vaculova, “Project-based learning:characteristic and the experiences with application in the science subjects ”, Energy Education Science and Technology Part B: Social and Educational Studies, Vol. 3, No. 1, p. 66

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa Indonesia masih rendah. 2. Pembelajaran kurikulum 2013 telah mengarah kepada pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 3. Model Problem Based Learning PBL dan Project Based Learning PjBL dianggap sebagai solusi untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. 4. Belum banyak penelitian untuk melihat perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning PBL dan Project Based Learning PjBL.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: 1. Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester genap tahun pelajaran 20142015 di SMAN 39 Jakarta. 2. Instrumen untuk keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu soal uraian dan instrumen untuk hasil belajar tingkat rendah yaitu soal pilihan ganda 3. Keterampilan berpikir tingkat tinggi mengukur pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural pada jenjang kognitif Bloom C4-C6, sementara untuk pengetahuan metakognitif dibatasi pada jenjang kognitif Bloom C2 dan C4 sebagai data primer. 4. Keterampilan berpikir tingkat rendah yang diukur dalam soal pilihan ganda dominan soal jenjang kognitif Bloom C1-C3 sebagai data sekunder. 5. Model pembelajaran yang digunakan yaitu Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning dan Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based Learning. 6. Konsep biologi dalam penelitian ini adalah Fungi.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah keterampilan berpikir tingkat tinggisiswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning lebih tinggi dari siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning pada konsep Fungi ?”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan keterampilan berpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning dan pembelajaran berbasis proyek Project Based Learning pada Fungi di SMAN 39 Jakarta.

F. Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Bagi guru

Khususnya bagi guru bidang studi biologi dapat menjadikan penggunaan Problem Based Learning dan Project Based Learning sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 2. Bagi siswa Untuk membantu siswa meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tingginya yang meliputi kemampuan analisis, evaluasi, dan kreasi 3. Bagi pembaca Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk diadakan penelitian lebih mendalam dan relevan.

4. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat menyampaikan informasi tentang perbedaan penggunaan Problem Based Learning dan Project Based Learning terhadap keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Kajian Teoritis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

a. Pengertian Keterampilan Berpikir

Menurut Gilmer dalam Kuswana, berpikir merupakan suatu pemecahan masalah dan proses penggunaan gagasan atau simbol-simbol pengganti suatu aktivitas yang tampak secara fisik. Berpikir juga sebuah proses dari penyajian suatu peristiwa internal dan eksternal, kepemilikan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan yang satu sama lain saling berinteraksi. 1 Berpikir dianggap sebagai sebuah tindakan dan kegiatan. Berpikir adalah tindakan yang melebihi informasi yang diberikan dan kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. 2 Berpikir terkenal sulit untuk didefinisikan, tetapi jika kita ingin mendefinisikannya, berpikir adalah proses psikologi abstrak yang memanipulasi pengetahuan. Proses-proses yang abstrak tidak dapat dibatasi oleh keterangan-keterangan dari pengalaman sebelumnya dan berpikir abstrak merupakan dasar dari klaim rasionalitas manusia. Tidak seperti mengingat sebagai proses berpikir abstrak yang dibatasi oleh peristiwa sebelumnya, meskipun pengetahuan atau isi pikiran itu sendiri mungkin menjadi pengalaman sebelumnya. 3 “Costa menyatakan bahwa berpikir terdiri atas kegiatan atau proses berupamenemukan hukum sebab akibat, pemberian makna terhadap sesuatu 1 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 1, h. 2 2 Maya Kusumaningrum dan Abdul Aziz Saefudin, “Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika ”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, 10 November 2012, ISBN : 978-979-16353-8-7, h. 573 3 R. Read Hunt dan Henry C. Ellis, Fundamentals of Cognitive Psychology, New York: McGraw-Hill Higher Education, 2004, p. 347