Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Pretest,

No Jenjang Kognitif Pretest Posttest N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 3. C3 49 19 94 89 0,72 0,68 4. C4 51 51 79 76 0,55 0,36 5. C5 44 33 97 72 0,53 0,44 6. C6 44 61 39 61 0,22 0,25 Rata-rata 49.3 45,83 79.5 74,83 0,52 0,37 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil ketercapaian belajar keterampilanberpikir tingkat rendahpretest diketahui bahwa jenjang kognitif yang tercapai cukup baik yaitu C1 60 dan C6 61 untuk kelas eksperimen II sedangkan kelas eksperimen I tidak ada. Jenjang kognitif yang tercapai kurang baik yaitu C1 53, C2 55, dan C4 51 untuk kelas eksperimen I dan C2 51 dan C4 51 untuk kelas eksperimen II. Sementara itu, untuk jenjang kognitif yang gagal dicapai yaitu C3 49, C5 44, dan C6 44 untuk kelas eksperimen I dan untuk kelas eksperimen II yang gagal tercapai yaitu jenjang kognitif C3 19 dan C5 33. Nilai kenaikan rata-rata ketercapaian jenjang kognitif hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II 29.5 29.. Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian jenjang kognitif antara pretest dan posttest, didapatkan jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I sebanyak tigajenjang kognitif, sedangkan untuk posttestnya ada 1 yaitu di C6 39. Untuk kelas eksperimen II, jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak duajenjang kognitif, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah C1-C3 yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir. Berdasarkan Tabel 4.7, hasil N-Gain jenjang kognitif hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada semua jenjang kognitif kecuali jenjang C6. Pada kelas eksperimen II diperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus padajenjang C1. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada jenjang kognitif C2, C4 dan C5. N Gain kategori rendah untuk kelas eksperimen I dan II yaitu pada jenjang C6. N-Gain jenjang C1 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori sedang sementara kelas eksperimen II termasuk kategori rendah bahkan minus. N-Gain jenjag C3 untuk kelas eksperimen I termasuk kategori tinggi dan kelas eksperimen II termasuk kategori sesang. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahjenjang kognitif jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 6 Selanjutnya untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran PBL Problem Based Learning untuk kelas eksperimen I dan PjBL Project Based Learning untuk kelas eksperimen II terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, dilakukan uji statistik lanjutan yang dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

B. Analisis Data Tes Hasil Belajar

1. Uji Normalitas

Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelompok eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4.8 Uji NormalitasGain Keterampilan Berpikir Tingkat TinggiSiswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Data Statistik Gain Eksperimen I Eksperimen II Sampel N 36 36 Sig 0,000 0,042 0,025 0,025 Kesimpulan Tidak Normal Normal 6 Lampiran 16 Tabel 4.9 Uji Normalitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Siswa Kelompok Eksperimen I dan Eksperimen II Data Statistik Gain Eksperimen I Eksperimen II Sampel N 36 36 Sig 0,200 0,200 0,025 0,025 Kesimpulan Normal Normal Berdasarkan Tabel 4.8 dan Tabel 4.9, menunjukkan bahwa terdapat beberapa data normal diantaranya data Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi biologi kelas eksperimen II, dan data Gain hasil belajar biologi kelas eksperimen I dan II karena nilai Sig lebih besar dari α Sig α, maka H o yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal diterima, dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut normal. Berdasarkan Tabel 4.6, menunjukkan bahwa terdapat data tidak normal yaitudata Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I karena nilai Sig lebih kecil dari α Sig α, maka H o yang menyatakan bahwa populasi berdistribusi normal ditolak, dengan demikian, bahwa sebaran data yang dianalisis tersebut tidak normal. Berdasarkan data tersebut, terdapat data normal dan data tidak normal pada uji normalitas Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi. Adanya perbedaan distribusi data tersebut, langkah uji statistik yang selanjutnya dipilih adalah jenis uji statistik non parametrik. Sementara itu, untuk data Gain hasil belajar berpikir tingkat rendah dilanjutkan dengan uji parametrik yaitu uji homogenitas dan uji t karena nilai Gain kedua kelas berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. 7

2. Uji Beda Gain Uji Mann Whitney U Keterampilan Berpikir Tingkat

Tinggi Hasil data sebaran Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ada yang normal dan tidak normal maka untuk menguji statistik lanjutan uji hipotesis 7 Lampiran 17 menggunakan uji statistika non parametrik yaitu uji Mann Whitney U. Dalam uji ini, jika hasil hitungan uji Mann Whitney U probabilitas 0,05 maka H o diterima sedangkan jika hasil hitungan uji Mann Whitney U probabilitas 0,05 maka H o ditolak. Hasil uji Mann Whitney U dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji Mann Whitney U dapat dilihat pada lampiran. 8 Tabel 4.10 Uji Beda Gain Uji Mann Whitney U Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan 1. Hasil Belajar HOT 0,264 0,05 0,264 0,05 H a ditolak Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,264 yang berada di atas harga alpha 0,05, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat perbedaan keterampilanberpikir tingkat tinggi antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning PBL dan Project Based Learning PjBL.

3. Uji Homogenitas Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah

Uji homogenitas ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua populasi normal. Hasil uji normalitas hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.11 Uji Homogenitas berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan 1. Hasil Belajar Kognitif 0,561 0,05 0,561 0,05 Varians homogen Berdasarkan tabel 4.9, dapat diketahui signifikansi sebesar 0,561. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai sig α, maka dapat disimpulkan Gain hasil belajar 8 Lampiran 18 kedua kelas mempunyai varian yang sama.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji homogenitas Gain hasil belajar dapat dilihat pada lampiran. 9

4. Uji Hipotesis Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah

Setelah melakukan uji prasyarat analisis uji normalitas dan homogenitas gain hasil belajar siswa, diketahui kedua kelompok berdistriusi normal dan homogen. Dengan demikian, untuk melakukan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t. Tabel 4.12 Uji Hipotesis berdasarkan Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah No. Data Statistika Sig Keterangan Kesimpulan 1. Hasil Belajar Kognitif 0,106 0,025 0,106 0,025 Ha ditolak Dari hasil perhitungan, harga signifikansi adalah 0,106 yang berada di hatas harga alpha 0,025, maka Ha ditolak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan model Problem Based Learning PBL dan Project Based Learning PjBL.Untuk lebih jelasnya perhitungan uji hipotesis hasil belajartingkat rendah dapat dilihat pada lampiran. 10

C. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran

Hasil perhitungan data penelitian mengenai data hasil observasi kegiatan guru selama pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 4.13 dan Tabel 4.14. Tabel 4.13 Data Hasil Observasi Guru selama Pembelajaran di Kelas Eksperimen I No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Kelas Eksperimen I Observer I Observer II 1. Orientasi Siswa pada Masalah 100 100 2. Mengorganisasi Siswa Belajar 100 100 No. Sub Kegiatan Inti Pembelajaran Kelas Eksperimen I Observer I Observer II 9 Lampiran 19 10 Lampiran 20