Non Tes Data Kualitatif

c. Uji Homogenitas Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok data yang diuji memiliki varians yang sama atau tidak. Penghitungan uji normalitas menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 22 1 Masuk ke program SPSS 2 Klik variabel view pada SPSS editor a Pada kolom name baris pertama ketik nama respondennya misal “nomor siswa”, baris kedua ketik “kelas” dan pada baris ketiga ketik data yang diuji misal “nilai” b Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik string, baris kedua tidak diubah c Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 d Pada kolom label, untuk bari pertama dikosongkan dan pada baris kedua ketik “kelas” serta pada baris ketiga ketik nilai yang ingin diuji missal “nilai Gain HOT siswa” e Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add; ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add. 3 Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya. Pada kolom measure baris pertama klik nominal dan baris kedua klik ordinal. 4 Pengisian data dengan klik data view pada SPSS editor. Pada kolom nomor siswa masukkan semua sampel, pada kolom kelas masukkan kelas yang digunakan sesuai dengan jumlah siswa di kelas tersebut, dan pada baris nilai masukkan total nilai masing-masing siswa. 5 Pengolahan data yaitu dengan klik Analysis kemudian Compare meanslalu klik one way anova. Dari one way anova masukkan jawaban ke dependent list dan kelas ke factor. 22 Ibid., h. 174-178 6 Pengujian uji homogenitas dengan klik options dan pada statistic klik homogenity of variance test. 7 Klik ok untuk kembali ke menu sebelumnya. 8 Data dikatakan homogen jika nilai sig α

d. Uji Hipotesis Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua kelompok yang independent. Untuk menganalisis dua sampel independent dengan jenis data intervalrasio digunakan uji-t dua sampel. Penghitungan uji hipotesis dua sampel independent menggunakan SPSS 20. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 23 1 Masuk ke program SPSS 2 Klik variabel view pada SPSS editor a Pada kolom name baris pertama ketik “kelas” , baris kedua ketik data yang diuji mis al “nilai” b Pada kolom type untuk baris pertama klik kotak kecil lalu klik string, baris kedua tidak diubah c Pada kolom decimal ganti dengan angka 0 d Pada kolom label, untuk bari pertama ketik “kelas” serta pada baris kedua ketik nilai yang ingin diuji missal “nilai Gain HOT siswa” e Pada kolom values, untuk baris pertama dikosongkan. Pada baris kedua kolom ini klik kotak kesil, lalu langkah selanjutnya adalah ketik “1” pada value dan pada label ketik “X MIA 1”, lalu klik add; ketik “2” pada value dan pada label ketik “X MIA 2”, lalu klik add. f Pada kolom measure dari baris pertam, klik skala nominal dan baris kedua klik skala intervalrasio. 3 Pengisian data dengan cara klik data view pada SPSS editor . Pada kolom kelas ketik angka “1” dan “2” sesuai denga kelasnya serta pada kolom nilai masukkan hasil nilai siswa yang ingin diuji. 23 Ibid., h. 242-248 4 Pengolahan data dilakukan dengan cara klik analysis lalu compare means kemudian pilih independent sample T-test. 5 Pengisian kolom uj, caranya masukkan nilai ke test variable s. Pada grouping variable, masukkan kelas dengan cara klik define group dan pada grup 1 ketik angka “1” dan grup 2 ketik angka “2”, lalu klik continue. 6 Tahapan terakhir adalah pengisian tingkat signifikansi dengan α = 5. Caranya klik options dan confidence level diubah menjadi 95 lalu klik continue dan ok untuk memproses data. 7 Jika nilai probabilitas sig 0,025 maka Ho diterima.

e. Uji N-Gain

Uji N-Gain merupakan selisih antara nilai pretest dan nilai posttest.Untuk mencari normal gain digunakan rumus sebagai berikut: 24 N Gain = Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi : nilai g 0,70 g-sedang : nilai 0,70 g 0,30 g-rendah : nilai g 0,3

2. Data Kualitatif

Data hasil observasi kegiatan pembelajaran dilakukan saat guru sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran seperti yang dituliskan dalam RPP. Pihak yang menjadi observer adalah guru Biologi Kelas X SMAN 39 Jakarta yaitu Dra. Tri Hardani selaku observer I dan rekan sejawat mahasiswa Pendidikan Biologi 2010 UIN Jakarta Ratna Maruti selaku observer II. Kedua observer mengikuti proses kegiatan pembelajaran dan melakukan penilaian terhadap pelaksanaan KBM yang dilakukan oleh peneliti 24 Yanti Herlanti, Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008, h. 53,http:dhetik.weebly.com.

J. Hipotesis statistik

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ho : μ 1 = μ 2 Ha : μ 1 μ 2 Keterangan: μ 1 : Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model Project Based Learning PjBL μ 2 : Rata-rata berpikir tingkat tinggi biologi siswa yang menggunakan model Problem Based Learning PBL 68 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Pretest, Posttest, danN-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Kelas Bahan Uji Data N Max Min ̅ SD XAI Pretest 36 22,41 10,49 5,47 Posttest 36 87,93 6,90 68,44 19,38 XA2 Pretest 36 29,31 1,72 10,30 4,67 Posttest 36 84,48 32,76 67,38 13,26 XA1 N-Gain 36 0,87 0,02 0,65 0,21 XA2 N-Gain 36 0,82 0,26 0,64 0,14 Keterangan : XA1 = Kelas eksperimen I XA2 = Kelas eksperimen I Berdasarkan Tabel 4.1, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II 10,49 dan 10,30 yaitu sebesar 0,19 dan perbedaan nilai rata-rata posttest eksperimen I dan II 68,44 dan 67,38 yaitu sebesar 1,06. Nilai rata-rata keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I naik 58 dari 10,49 pada pretest menjadi 68,44 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 57 dari 10,30 pada pretest menjadi 67,38 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata nilai keterampilan berpikir tingkat tinggidari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas eksperimen II 5857. Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata- rata N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II 0,65 0,64 Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil tes keterampilan berpikir tingkat tinggi pretest, posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 1 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Ketercapaian Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Sub-Konsep Pretest,Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II No Sub-Konsep Pretest Posttest N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 1. Ciri-ciri umum jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur 1 56 58 0,56 0,58 2. Peranan jamur 19 18 77 76 0,72 0,71 3. Menentukan solusi suatu permasalahan 10 8 66 64 0,61 0,60 Rata-Rata 9,67 9 66,3 66 0,63 0,63 Berdasarkan Tabel 4.2, hasil pretest ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, keseluruhan sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa belum tercapai. Tetapi, keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa pada posttest mengalami perubahan. Pada sub-konsep ciri umum, cara hidup, dan reproduksi jamur kelas eksperimen I dan eksperimen II, ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa tergolong kurang baik 56 dan 58. Sementara itu, 1 Lampiran 10 ketercapaian sub-konsep sudah cukup baikbagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada sub-konsep peranan jamur 66 dan 64. pada sub- konsep menentukan solusi suatu permasalahan diperoleh nilai ketercapaian dengan baik bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II 76 dan 77. Nilai rata-rata ketercapaian seluruh sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dari pretest ke posttest berbeda tipis yaitu 56,63 kelas eksperimen I dan 57 kelas eksperimen II. Hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang yaitu pada sub-konsep ciri umum jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur serta pada sub-konsep menentukan solusi suatu permasalahan. Sementara itu, rata-rata hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu 0,63 dan tergolong kategori sedang. Model pembelajaran PBL Problem Based Learning untuk kelas eksperimen I dan PjBL Project Based Learning untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat tingi sub-konsep pretest, posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 2 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4. Berdasarkan tabel 4.3, hasil pretest ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, keseluruhan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa tergolong sangat rendah atau belum tercapai, sedangkan untuk posttestnya mengalami berbagai ketercapaian. Pada posttest, ketercapaian yang baik sekali bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 92 dan 87. Ketercapaian yang baik bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah prosedural jenjang C5 71 dan prosedural jenjang C6 70 dan 79. Ketercapaian yang belum 2 Lampiran 11