Indikator Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
bukan menyelesaikan soal latihan exercise test. Adapun perbedaan problem solving dan exercise solving test yaitu:
25
Tabel 2.1 Perbedaan Problem Solving Test dan Exercise SolvingTest
No. Problem Solving Test
Exercise Solving Test
1. Membutuhkan banyak cara yang
belum diketahui
untuk menemukan jawaban yang benar.
Melibatkan satu cara dan sudah ada satu jawaban yang
benar
2. Situasinya
tidak bisa
diprediksikan, masalah
tidak diungkapkan secara eksplisit oleh
guru sehingga
siswa harus
berusaha untuk
menemukan sebuah
permasalahan dalam
ketidakteraturan Masalah dimunculkan secara
eksplisit dalam soal.
3. Permasalahan
yang diajukan
bersifat baru bagi siswa. Siswa belum pernah menghadapi kasus
itu sebelumnya
di tiap
pembelajaran. Soal sama seperti yang ada di
buku atau pernah dijelaskan oleh guru sebelumnya.
4. Tidak ada instruksi yang jelas
bagi siswa untuk menentukan langkah-langkah
pemecahan masalahnya apa yang perlu
dicari, alat bahan, dan cara kerja Ada instruksi yang jelas bagi
siswa untuk memecahkan masalah yang diminta.
5. Menimbulkan banyak solusi
Hanya ada satu solusi 6.
Tidak ada rumus Ada rumusnya
7. Mengintegrasikan
berbagai cabang ilmu
Satu topik di dalam satu cabang ilmu pengetahuan
8. Menuntut
kemampuan berkomunikasi secara lisan dan
tulisan dalam
memecahkan masalah.
Tidak menuntut kemampuan berkomunikasi
dalam ememcahkan masalah.
Siswa juga dituntut untuk bisa mengembangkan keterampilan HOT secara mandiri. Maksudnya supaya siswa tergantung kepada guru. Selain itu,
mencoba mengembangkan HOT secara mandiri berarti memberikan
25
N, J Mourtos., DeJong Okamoto and J. Rhee. “Defining, Teaching, and Assessing Problem
solving skills ”, 7
th
UICEE Annual Conference on Engineering Education, Mumbai, 9-13 February 2014, p.2.
kesempatan bagi siswa untuk bertanggung jawab dalam mengendalikan isi pikirannya sehingga ketika ia sudah dewasa diharapkan ia mampu
menyelesaikan berbagai persoalan yang ada karena sudah berpengalaman bekerja atau berpikir secara mandiri. Ada lima belas langkah untuk
mengembangkan HOT:
26
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mencari potensi atau kekuatan apa yang ada dalam diri sendiri. Potensi tersebut harus
dimanfaatkan secara maksimal untuk memecahkan masalah yang ada. Kedua, ketika menghadapi konsep atau masalah baru, anda perlu
membandingkan dan menghubungkan konsep baru tersebut dengan konsep yang sudah ada di dalam memori otak. Contohnya ketika belajar materi sel
di kelas XI, siswa harus memutar kembali ingatan di otak terhadap materi sel yang pernah dipelajari di SMP, kemudian mencari informasi baru dari
konsep sel di kelas XI dan menghubungkan dengan konsep sebelumnya. Ketiga, buatlah skema skema visual dari materi yang sedang anda
pelajari. Satu gambar yang simple untuk satu konsep. Keempat,
melakukan identifikasi
konsep-konsep penting
dan menentukan jenis konsepnya konkret,abstrak, verbal, nonverbal , atau
proses. Identifikasi konsep penting dilakukan supaya siswa dapat menentukan strategi pemecahan masalah.
Kelima, membuat peta pikiran untuk memudahkan mengingat konsep. Konsep-konsep yang ada dibuat skemanya sesuai dengan yang ada dalam
pikiran dan dipahami. Ketika siswa lupa materi, ia tidak perlu membuka buku catatan dan buku pelajarannya yang cukup tebal, cukup melihat peta
pikiran yang dibuatnya maka konsep yang sebelumnya lupa akan mudah diingat kembali.
Keenam, anggaplah anda sedang menonton film ketika anda menghadapi konsep yang lebih kompleks dan luas. Maksudnya, jangan dianggap itu
26
Alice Thomas, Glenda Thorne and Bob Small, “Higher Order Thinking–It’s HOT”,The
Newsletter for the Center for Development and Learning, Louisiana, March 2000, Vol. 1, No. 4, p.10