Hipotesis statistik Perbedaan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi antara Siswa yang Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) pada Konsep Fungi.

ketercapaian sub-konsep sudah cukup baikbagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada sub-konsep peranan jamur 66 dan 64. pada sub- konsep menentukan solusi suatu permasalahan diperoleh nilai ketercapaian dengan baik bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II 76 dan 77. Nilai rata-rata ketercapaian seluruh sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dari pretest ke posttest berbeda tipis yaitu 56,63 kelas eksperimen I dan 57 kelas eksperimen II. Hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang yaitu pada sub-konsep ciri umum jamur, cara hidup, dan reproduksi jamur serta pada sub-konsep menentukan solusi suatu permasalahan. Sementara itu, rata-rata hasil N-Gain sub-konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu 0,63 dan tergolong kategori sedang. Model pembelajaran PBL Problem Based Learning untuk kelas eksperimen I dan PjBL Project Based Learning untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat tingi sub-konsep pretest, posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 2 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan Tabel 4. Berdasarkan tabel 4.3, hasil pretest ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat tinggi untuk masing-masing kelas eksperimen I maupun kelas eksperimen II, keseluruhan ranah pengetahuan dan jenjang kognitif keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa tergolong sangat rendah atau belum tercapai, sedangkan untuk posttestnya mengalami berbagai ketercapaian. Pada posttest, ketercapaian yang baik sekali bagi kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 92 dan 87. Ketercapaian yang baik bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah prosedural jenjang C5 71 dan prosedural jenjang C6 70 dan 79. Ketercapaian yang belum 2 Lampiran 11 diraihtidak tercapai bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah metakognitif jenjang C2 45 da 44. Ranah faktual jenjang kognitif C5 diperoleh dengan kategori baik pada kelas eksperimen I 76 dan sangat baik bagi kelas eksperimen II 81. Ranah konseptual jenjang C4 diperoleh dengan kategori baik bagi kelaseksperimen I 71 dan cukup bagi kelas eksperimen II 68. Kelas eksperimen I memiliki ketercapaian yang baik 71 pada kemampuan metakognitif jenjang C4 dan nilai ketercapaia kelas eksperimen II termasuk kurang baik 52. Model pembelajaran PBL Problem Based Learning untuk kelas eksperimen I dan PjBL Project Based Learning untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah pengetahuan dan jenjang kognitif tiap kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki beberapa kategori. Hasil N-gain kategori tinggi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 0,82dan 0,84 dan ranah faktual jenjang C5 0,71 dan 0,77. Hal ini dikarenakan model PBL dan PjBL menuntut siswa untuk menganalisis kejadian yang bersifat faktual di setiap pembelajarannya. Sementara itu, perbedaan N-Gain kedua kelas ada pada ranah prosedural jenjang C6, kelas eksperimen II juga memiliki N-Gain yang tinggi yaitu sebesar 0,74 dan kelas eksperimen II memiliki N-Gain yang sedang yaitu sebesar 0,61. Hal ini dikarenakan model PjBL tidak hanya menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu masalah saja tetapi juga menuntut siswa untuk membuat suatu ide yang baru disertai langkah kerja yang sistematis di setiap pembelajaran dan PBL cukup sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat faktual. Hasil N-Gain kategori sedang diperoleh kelas eksperimen I dan II pada ranah konseptual jenjang C4 0,71 dan 0,67, ranah prosedural jenjang C5 0,61 dan 0,62, dan ranah metakognitif jenjang C2 0,45 dan 0,44 serta ranah metakognitif jenjang C4 0,69 dan 0,48. Model PBL dan PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah