menciptakan disonansi kognitif yang menstimulasi belajar; pengetahuan terjadi melalui proses kolaborasi negosiasi sosial dan evaluasi terhadap
keberadaan sebuah sudut pandang.
33
Pembelajaran berbasis proyek didasarkan pada teori konstruktivis karena dipandang sebagai salah satu
model yang dapat mendorong anak membangun pengetahuan dan keterampilan secara personal. Mereka akan memahami bahan kajian untuk
membuat proyek memnggunakan bahasa mereka sendriri berdasarkan apa
yang mereka lihat, temukan, dan alami.
3. Kajian Teoritis Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Problem Based Learning dan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Project Based
Learning a.
Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah Problem Based Learning
Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah yang akan
dihadapinya di masyarakat. Tentunya diperlukan serangkaian kegiatan pembelajaran pemecahan masalah yang diterapkan di sekolah untuk
menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi handal dalam pemecahan masalah. Serangkaian kegiatan itu bisa diterapkan di kelas dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based
Learning.
Rumusan mengenai pengertian PBL yang cukup mewakili, salah satunya rumusan yang diungkapkan menurut Prof. Howard Barrows dan Kelson:
34
Problem Based Learining PBL adalah kurikulum dan pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah
yang menuntut mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
33
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Press, 2011, Cet. 4, h. 231
34
M. Taufiq Amir, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning Bagaimana Pendidik Memberdayakan Pemelajar di Era Pengetahuan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010, Cet. 2, h.21
menggunakan pendekatan sistemik untuk memcahkan masalah atau menghadapi masalah atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan
dalam karier dan kehidupan sehari-hari.
Menurut Boud, Felleti dan Fogarty dala Wena strategi belajar berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat
konfrontasi kepada siswa dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill- strctured atau open ended melalui stimulus dalam belajar.
35
Pada umumnya, permasalahan yang ditawarkan oleh guru menjurus pada masalah di
kehidupan nyata dan bersifat terbuka. Jawaban dari masalah tersebut belum
pasti. Guru dan setiap siswa dapat mengembangkan kemungkinan jawaban.
PBL or Problem Based Learning, is an instructional method of group- based learning centered on utilizing each member of the groups own
information, resources, and personal experiences.
36
Selama memecahkan masalah secara berkelompok, masing-masing siswa saling mengkonstruk
pengetahuannya dan mengembangkan kemampuan penyelesaian masalah
sebaik mungkin.
Menurut Tan dalam Rusman, Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran ini
kemampuan berpikir siswa dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan
mengembangkan kemampun berpikirnya secara berkesinambungan.
37
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang menyajikan
materi berupa suatu permasalahan yang memungkinkan banyak jawaban alternatif untuk diselesaikan siswa bersama-sama, mampu membangun rasa
ingin tahu dan berpikir aktif siswa.
35
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011, Cet, 6, h. 91.
36
Priyanka Mahendru dan D.V. Mahindru, Problem Based Learning:Influence on Students’s
Learning in an Electronics Communication Engineerig Course,Global Journal of Researces in Engineering Electronic and Electronics Engineering, Vol. 11, Desember 2011, ISSN: 2249-4588,
p. 3.
37
Rusman, op. cit., h. 229
b. Karakteristik Problem Based LearningPBL
Savoie dan Hughes dalam Wena menyatakan bahwa strategi belajar berbasis masalah memiliki enam karakteristik. Karakteristik tersebut antara
lain permasalahan merupakan pintu pembuka proses pembelajaran, permasalahan yang diajukan berhubungan dengan dunia nyata, pembelajaran
berpusat di sekitar permasalahan bukan di seputar displin ilmu, memberikan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan proses belajarmereka
sendiri, pembelajaran dilakukan dengan membentuk kelompok kecil, dan siswa dituntut untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam
bentuk produk dan kinerja.
38
Dari enam karakteristik tersebut, dikerucutkan lagi menjadi tga ciri utama. Terdapat tiga ciriutama PBL yaitu merupakan serangkaian aktivitas
pembelajaran yang artinya dalamimplementasimodel ini ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. PBL menuntut siswa untuk aktif
berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan, bukan hanya sekedar mendengar, mencatat, dan menghafal
materi. Kedua, aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. Masalahditempatkan sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Jadi tanpa masalah, tidak akan ada proses pembelajaran. Ketiga, pendekatan masalah dilakukan dengan pendekatan berpikir ilmiah. Berpikir dengan
metode ilmiah yaitu dengan proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir
ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu; sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang
jelas.
39
38
Made Wena. loc. cit
39
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2008, h. 214.
Pengertian masalah dalam strategi PBL ialah kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan.
40
Sehingga masalah atau materi pembelajaran yang disajikan melalui PBL ini tidak terbatas pada materi yang
bersumber dari buku saja, tetapi juga dari sumber lain seperti peristiwa tertentu yang terjadi dalam masyarakat yang menimbulkan kerisauan atau
keluhan dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Menurut Sanjaya dalam Rusmono, setidaknya terdapat lima kriteria
dalam memilih materi pelajaran untuk digunakan dalam pembelajaran berbasis masalah. Lima kriteria tersebut yaitu materi pelajaran harus
mengandung isu yang dapat bersumber dari berita, video, radio, dan lainnya; materi yang dipilih familiar dengan siswa supaya semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik; materi yang dipilih berhubungan dengan keperluan orang banyak sehingga dirasakan manfaatnya; materi yang dipilih
mendukung kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku; materi yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga siswa
merasa penting untuk mempelajarinya.
41
c. Langkah Problem Based Learning PBL
Secara operasional, ada lima tahapan dalam model pembelajaran PBL yang disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini.
42
Tabel 2.2 Sintaks PBL
Tahapan Pembelajaran Perilaku Guru
Tahap 1 : Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada
siswa Guru
membahas tujuan
pembelajaran, mendeskripsikan
dan memotivasi
siswa untuk
terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah
Tahap 2 : Mengorganisasikan siswa untuk meneliti
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
dan mengorganisaskan tugas belajar
40
Rusmono, Strategi Pembelajaran Dengan Problem Based Learning Itu Perlu, Bogor: Ghalia Indonesia, 2012, h. 78
41
Ibid.
42
Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Surakarta: Yuma Pustaka bekerja sama dengan FKIP UNS Surakarta, 2010, Cet. 2, h. 136