Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

diraihtidak tercapai bagi kelas eksperimen I dan II yaitu pada ranah metakognitif jenjang C2 45 da 44. Ranah faktual jenjang kognitif C5 diperoleh dengan kategori baik pada kelas eksperimen I 76 dan sangat baik bagi kelas eksperimen II 81. Ranah konseptual jenjang C4 diperoleh dengan kategori baik bagi kelaseksperimen I 71 dan cukup bagi kelas eksperimen II 68. Kelas eksperimen I memiliki ketercapaian yang baik 71 pada kemampuan metakognitif jenjang C4 dan nilai ketercapaia kelas eksperimen II termasuk kurang baik 52. Model pembelajaran PBL Problem Based Learning untuk kelas eksperimen I dan PjBL Project Based Learning untuk kelas eksperimen II, keduanya dapat melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan Tabel 4.4, hasil uji N-Gain keterampilan berpikir tingkat tinggi ranah pengetahuan dan jenjang kognitif tiap kelas eksperimen I dan eksperimen II memiliki beberapa kategori. Hasil N-gain kategori tinggi pada kelas eksperimen I dan eksperimen II yaitu pada ranah faktual jenjang C4 0,82dan 0,84 dan ranah faktual jenjang C5 0,71 dan 0,77. Hal ini dikarenakan model PBL dan PjBL menuntut siswa untuk menganalisis kejadian yang bersifat faktual di setiap pembelajarannya. Sementara itu, perbedaan N-Gain kedua kelas ada pada ranah prosedural jenjang C6, kelas eksperimen II juga memiliki N-Gain yang tinggi yaitu sebesar 0,74 dan kelas eksperimen II memiliki N-Gain yang sedang yaitu sebesar 0,61. Hal ini dikarenakan model PjBL tidak hanya menuntut siswa untuk menyelesaikan suatu masalah saja tetapi juga menuntut siswa untuk membuat suatu ide yang baru disertai langkah kerja yang sistematis di setiap pembelajaran dan PBL cukup sampai menemukan suatu solusi permasalahan yang bersifat faktual. Hasil N-Gain kategori sedang diperoleh kelas eksperimen I dan II pada ranah konseptual jenjang C4 0,71 dan 0,67, ranah prosedural jenjang C5 0,61 dan 0,62, dan ranah metakognitif jenjang C2 0,45 dan 0,44 serta ranah metakognitif jenjang C4 0,69 dan 0,48. Model PBL dan PjBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. Untuk melihat lebih jelas deskripsi hasil ketercapaian keterampilan berpikir tingkat tinggi tiap ranah pengetahuan dan jenjang kognitif siswa untuk pretest, posttestdan N-Gainkelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 3 Tabel 4.3Hasil Ketercapaian Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Jenjang Kognitif Ranah Pengetahuan Kelas C2 C4 C5 C6 Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Faktual XA1 21 92 15 76 XA2 19 87 17 81 Konseptual XA1 2 71 XA2 4 68 Prosedural XA1 26 71 18 70 XA2 22 71 15 79 Metakognitif XA1 45 7 71 XA2 1 44 7 52 Tabel 4.4 Hasil N-Gain Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Ranah Pengetahuan dan Jenjang Kognitif Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Ranah Pengetahuan Kelas Jenjang Kognitif C2 C4 C5 C6 Faktual XAI 0,82 0,71 XA2 0,84 0,77 Konseptual XAI 0,71 XA2 0,67 Prosedural XAI 0,61 0,61 XA2 0,62 0,74 Metakognitif XAI 0,45 0,69 XA2 0,44 0,48 3 Lampiran 12

2. Data Hasil Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Pretest,

Posttest, dan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II , dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Pretest,Posttest, dan N-Gain Eksperimen I dan Kelas Eksperimen II Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Kelas Bahan Uji Data N Max Min ̅ SD XA1 Pretest 36 86,67 16,67 52,41 17,25 Posttest 36 96,67 60 82,31 7,72 XA2 Pretest 36 83,33 16,67 52,31 17,76 Posttest 36 90 50 75,28 9,61 XA1 N-Gain 36 0,90 -0,50 0,56 0,30 XA2 N-Gain 36 0,86 -0,43 0,41 0,33 Berdasarkan Tabel 4.5, perbedaan nilai rata-rata pretest eksperimen I dan II 52,41 dan 52,30 yaitu sebesar 0,11 dan perbedaan nilai rata-rata posttest eksperimen I dan II 82,31 dan 75,28 yaitu sebesar 8.03. Nilai rata-rata hasil belajar berpikir tingkat rendahkelas eksperimen I naik 30 dari 52,41 pada pretest menjadi 82,31 pada posttest dan kelas eksperimen II naik 23 dari 52,30 pada pretest menjadi 74,28 pada posttest. Kelas eksperimen I memiliki kenaikan nilai hasil belajardari pretest ke posttest lebih besar dibandingdengan kelas eksperimen II 3023. Nilai rata-rata N-Gain kelas eksperimen I dan II termasuk kategori sedang. Kelas eksperimen I memiliki rata-rata N-Gain lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II 0,56 0,41. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil belajar berpikir tingkat rendahpretest,posttest dan N-Gain kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 4 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap sub-konsep kelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Hasil Ketercapaian Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat RendahSub-Konsep Pretest, Posttestdan N-Gain Kelas Eksperimen I dan Kelas EksperimenII No Sub-Konsep Pretest Posttest N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 1. Ciri-ciri umum jamur 62 64 80 77 0,32 0,32 2. Klasifikasi jamur 47 45 80 71 0,49 0,38 3. Reproduksi jamur 56 44 81 89 0,39 0,50 4. Asosiasi jamur 54 47 99 91 0,90 0,81 5. Peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari 51 61 76 68 0,34 -0,06 Rata-rata 54 52,2 81,2 79,2 0,49 0,39 Berdasarkan Tabel 4.6, hasil ketercapaian belajar keterampilan berpikir tingkat rendah pretest diketahui bahwa sub-konsep yang sudah tercapai cukup baik yaitu ada pada ciri umum jamur 62 kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur 64 dan peranan jamur 61. Sub-konsep yang tercapai kurang baik yaitu reproduksi jamur 56, asosiasi jamur 54, dan peranan jamur dalam kehidupan sehari-hari 51 untuk kelas eksperimen I. Sedangkan sub-konsep yang tidak tercapai untuk kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II yaitu ada pada klasifikasi jamur 47 dan 45, reproduksi jamur 44 dan asosiasi jamur 47 untuk kelas eksperimen II. Nilai rata-rata ketercapaian sub-konsep hasil belajar kognitif dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II 27.2 27.. Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian sub-konsep antara pretest dan posttest, didapatkan sub-konsep pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I satu sub-konsep, sedangkan untuk posttestnya tidak ada. Untuk kelas 4 Lampiran 14 eksperimen II, sub-konsep pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak tiga sub-konsep, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah C1-C3 yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir. Berdasarkan Tabel 4.6, hasil N-Gain per sub-konsep hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, asosiasi jamur, dan peranan jamur dalam kehidupan. Pada kelas eksperimen IIdiperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus pada sub-konsep peranan jamur. N-Gain kategori sedang pada kelas eksperimen I dan II yaitu didapatkan pada sub-konsep ciri umum jamur, klasifikasi jamur, reproduksi jamur. N-Gain kategori tinggi di kedua kelas tersebut ada pada kategori asosiasi jamur. Hasil N- Gain untuk sub-konsep peranan jamur kelas eksperimen I adalah sedang tetapi kelas eksperimen II rendah. Hasil rata-rata N-Gain per sub-konsep memperlihatkan bahwa kelas eksperimen I lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Untuk lebih jelasnya deskripsi hasil pretest, posttest, N-Gain keterampilan berpikir tingkat rendahsub-konsep jamur kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dapat dilihat pada lampiran. 5 Hasil perhitungan data penelitian mengenai tes hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah tiap jenjang kognitifkelas eksperimen I dan eksperimen II, dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Hasil Ketercapaian Belajar Keterampilan Berpikir Tingkat Rendah Jenjang Kognitif Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen I dan Kelas EksperimenII No Jenjang Kognitif Pretest Posttest N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 1. C1 53 60 81 70 0,44 -0,07 2. C2 55 51 87 81 0,68 0,54 5 Lampiran 15 No Jenjang Kognitif Pretest Posttest N-Gain XA1 XA2 XA1 XA2 XA1 XA2 3. C3 49 19 94 89 0,72 0,68 4. C4 51 51 79 76 0,55 0,36 5. C5 44 33 97 72 0,53 0,44 6. C6 44 61 39 61 0,22 0,25 Rata-rata 49.3 45,83 79.5 74,83 0,52 0,37 Berdasarkan Tabel 4.7, hasil ketercapaian belajar keterampilanberpikir tingkat rendahpretest diketahui bahwa jenjang kognitif yang tercapai cukup baik yaitu C1 60 dan C6 61 untuk kelas eksperimen II sedangkan kelas eksperimen I tidak ada. Jenjang kognitif yang tercapai kurang baik yaitu C1 53, C2 55, dan C4 51 untuk kelas eksperimen I dan C2 51 dan C4 51 untuk kelas eksperimen II. Sementara itu, untuk jenjang kognitif yang gagal dicapai yaitu C3 49, C5 44, dan C6 44 untuk kelas eksperimen I dan untuk kelas eksperimen II yang gagal tercapai yaitu jenjang kognitif C3 19 dan C5 33. Nilai kenaikan rata-rata ketercapaian jenjang kognitif hasil belajar keterampilan berpikir tingkat rendah dari pretest ke posttestkelas eksperimen I lebih besar dari kelas eksperimen II 29.5 29.. Jika dibandingkan dengan hasil ketercapaian jenjang kognitif antara pretest dan posttest, didapatkan jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai pada kelompok eksperimen I sebanyak tigajenjang kognitif, sedangkan untuk posttestnya ada 1 yaitu di C6 39. Untuk kelas eksperimen II, jenjang kognitif pada pretest yang belum tercapai ada sebanyak duajenjang kognitif, sedangkan posttestnya tidak ada. Keberhasilan ini disebabkan karena soal kemampuan kognitif dalam bentuk pilihan ganda dominan menguji jenjang kemampuan berpikir tingkat rendah C1-C3 yaitu 23 soal. Ada total 7 soal yang digunakan untuk ranah C4-C6, walaupun ranah ini cukup tinggi tetapi soal pilihan ganda sudah menyediakan pilihan jawaban yang membantu siswa dalam berpikir. Berdasarkan Tabel 4.7, hasil N-Gain jenjang kognitif hasil belajar kelas eksperimen I secara umum lebih besar dibandingkan dengan kelas eksperimen II. Dari data tabel di atas, hasil N-Gain lebih besar kelas eksperimen I dibandingkan dengan kelas eksperimen II pada semua jenjang kognitif kecuali jenjang C6. Pada kelas eksperimen II diperoleh hasil N-Gain yang rendah bahkan minus