Godean, Sleman MONICA, SAHABAT MUDA YANG HEBAT

SMAN 1 Godean, Sleman MONICA, SAHABAT MUDA YANG HEBAT

Obsesi menjadi pemain kelas dunia menjadikan Monica Intan Tuti Harta selalu bersemangat menggeluti dunia bulutangkis. Monica—panggilan akrab dara kelahiran 3 Februari 1995 ini—me- mang sedari kecil sangat menggandrungi bulutangkis. Menonton maupun bermain sama-sama disukainya.

Semenjak usia dini ia sudah bergabung dengan klub bulutangkis PWS di Godean. Mula-mula memukul dan mengejar shuttlecock hanyalah sekadar menyalurkan hobi. Namun, bakat dan niatnya semakin hari semakin dekat dengan obsesinya. Terbukti, Monica mampu menyabet Juara III Tingkat Kabupaten Sleman pada Mei 2004, Juara I Yogyakarta Open 2008, dan Juara I Milo School Competition 2010 yang belum lama ini digelar di Bandung.

Enam tahun sudah buah hati dari pasangan F.X. Sumardi dan

A. Widigunarti itu memantapkan diri untuk menggeluti dunia bulutangkis secara profesional. Jika semula bulutangkis sebatas hobi, sekarang perempuan remaja itu telah mencanangkan bulutangkis sebagai harapan masa depan.

Keberhasilan Monica bukanlah jatuh begitu saja dari langit. Dalam usia masih sangat muda, ia berkali-kali mengikuti berbagai kejuaraan, dan berkali-kali pula ia gagal. Namun, kegagalan tidak membuat Monica putus asa.

Berkat dukungan dari kedua orang tua dan teman-temannya, gadis belia dari Pedukuhan Tiwir, Sumbersari, Moyudan, Sleman itu terus berlatih dengan penuh semanga. Kegagalan membuatnya

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Latihan dengan porsi rata-rata empat jam per latihan—pukul

16.00 s.d. 20.00—mencakup latihan fisik dan latihan teknik. Bisa dibayangkan betapa lelahnya Monica dengan jadwal latihan sepa- dat itu. Belum lagi jika ia akan mengikuti kompetisi atau turnamen. Latihannya akan lebih berat dibandingkan porsi latihan biasa.

Namun, pengagum pebulutangkis nasional Maria Kristin tersebut tidak pernah letih menjalani latihan sebagai konsekuensi dari komitmen yang telah ia putuskan. Hambatan terbesar yang sering menghadang Monica adalah perasaan malas.

Untuk menyiapkan kondisi fisik, tidak lupa ia selalu minum vitamin diimbangi dengan istirahat yang cukup untuk menjaga stamina. Keseimbangan semacam itu perlu ditempuh Monica agar tubuhnya tetap dalam keadaan fit, baik saat bertanding maupun tidak.

“Disiplin dan jangan pernah menyerah untuk mencapai apa yang kita inginkan,” itulah motto hidup yang selalu dipegang Monica. Motto itu pula yang menjadi pemacu semangat alumni TK Tunas Kartini dan SD Pendulan, Sumbersari ini untuk terus memacu prestasi.

Bagaimana dengan kewajiban sekolahnya? Dengan tujuan hendak membanggakan kedua orang tua dan selalu menjadi juara dalam setiap kejuaraan bulutangkis, tidak membuat Monica lupa akan kewajiban utamanya sebagai seorang siswa SMP Negeri 1 Moyudan. Ia tetap rajin belajar. Sekalipun kadang-kadang harus absen sekolah karena mengikuti berbagai kejuaraan bulutangkis sampai ke luar daerah, Monica tetap mengupayakan untuk tidak tertinggal dalam pelajaran. Terbukti, prestasi akademisnya tidak terganggu. Tengok pula, ia dapat lulus dari SMP Negeri 1 Moyu- dan dengan nilai rata-rata di atas delapan.

Kerja keras yang dilakukan oleh Monica tidaklah sia-sia. Da- lam usia muda, ia telah menorehkan segudang prestasi di tingkat

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 • • Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Kepuasan terlukis kala ia melaju ke babak final tingkat pro- vinsi dalam kejuaraan antarsekolah itu. Aprodita—wakil dari SMP Negeri 1 Bantul—harus mengakui keunggulan Monica sebagai nomor wahid se-DIY. Kemenangan itu sekaligus menjadi tiket bagi Monica untuk berlaga di tingkat nasional.

Persaingan di laga tingkat nasional tentu jauh lebih ketat. Na- mun, kegembiraan dan kebanggaan kian terpahat kala Monica dapat melampaui babak semifinal nasional untuk kategori single putri. Bahkan berkat kerja keras dan dukungan orang-orang dekatnya, babak final pun dimenangi Monica. Wakil dari provinsi DKI Jakarta harus bertekuk lutut kepada Monica. Alhasil, trofi Juara I Milo School Competition menjadi milik Monica. Di samping berjaya di sektor tunggal putri, Monica pun meraih dua medali emas lainnya, yakni untuk kategori ganda putri dan ganda campuran.

Manisnya kemenangan serta pahitnya kekalahan pernah ia cicipi. Namun, semangat menggelora yang sudah tertanam dalam dirinya tidak pernah menyiutkan nyali Monica. Ia masih menyim- pan mimpi dapat bertanding melawan idolanya, Maria Kristin.

“Kuharap pemain-pemain Indonesia bisa selalu meraih juara dalam setiap turnamen di kancah internasional,” harap Monica kala ia ditanya tentang harapannya.

Mimpi besar Monica tentu saja dapat bergabung dengan Tim Uber untuk membela nama Indonesia dan mewujudkan harapan- nya. Semoga pebulutangkis putri asal Moyudan ini mampu memahat mimpinya menjadi kenyataan. Maju terus sahabat mudaku yang hebat.***

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Rizqi Sandra Zenita