Yogyakarta KALAU BINGUNG, DATANGLAH KE DENGGUNG!

MAN 3 Yogyakarta KALAU BINGUNG, DATANGLAH KE DENGGUNG!

Hari Minggu bingung memilih tempat rekreasi? Datanglah ke Denggung! Setiap Minggu, Denggung selalu dipadati pengunjung. Tidak hanya kaum muda yang identik dengan hura-hura, tetapi anak- anak, kaum ibu, dan para bapak juga ada. Keperluan mereka pun bervariasi. Umumnya sekadar berlibur atau melepas lelah setelah sepekan hanyut dalam aktivitas. Kalau bagi kaum muda, Deng- gung tentu menjadi salah satu tempat yang murah-meriah untuk berpacaran.

Denggung adalah julukan bagi lapangan di kompleks kantor pemerintah Kabupaten Sleman. Sejak awal mula, Lapangan Denggung memang dirancang menjadi tempat untuk publik. La- pangan Denggung dikelilingi banyak pepohonan, sebagian di antaranya pohon langka. Pepohonan itu dimaksudkan sebagai paru- paru bagi daerah sekitarnya.

Namun, saat ini Denggung tidak sekadar sebagai ruang publik. Pedagang bertebaran di taman lapangan Denggung sehingga tanah lapang itu bertumbuh menjadi tempat wisata alternatif di Kabu- paten Sleman. Denggung merupakan tempat wisata yang murah- meriah bagi masyarakat.

Denggung juga berubah menjadi tempat mencari nafkah bagi sebagian masyarakat Sleman. “Saya berjualan di sini untuk meng- hidupi keluarga,” tutur Bambang, salah seorang penjual mainan.

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Bambang tidak sendiri. Banyak “Bambang-Bambang lain” yang berjualan atau menyewakan sarana permainan. Barang-barang yang dijual pun beraneka macam, terutama makanan, minuman, dan mainan anak-anak. Menu makanan dan minuman juga beragam, seperti siomay, bakwan kawi, bakso, es dawet, dan berbagai merek minuman kemasan.

Bagi orang dewasa yang mengajak anak-anak, mereka berke- sempatan memanjakan dengan membelikan mainan. Ada mobil- mobilan, balon berbagai warna dan ukuran, dan sebagainya. Pengun- jung dapat pula mengendarai becak kecil yang disewakan dengan tarif terjangkau.

Pendek kata, Denggung juga menjadi tempat bertemunya masyarakat dari berbagai statifikasi sosial. Lapangan Denggung menyatukan masyarakat dalam kebersamaan.

Ada apa saja di kompleks Lapangan Denggung? Di sisi selatan terdapat panggung dari batu bata berlapis semen. Di atasnya terdapat tiga patung gajah. Satu gajah besar berdiri di tengah dan dua gajah kecil di samping kanan dan kirinya. Ketiga gajah itu meng- hadap ke utara. Patung gajah ini pasti mengundang perhatian anak- anak. Mereka dapat melihat gajah tanpa harus datang ke kebun binatang.

Di belakang patung gajah terdapat tong sampah berbentuk kangguru. Di sebelah kiri patung gajah terdapat banyak pepohonan, jalan kecil, dan orang-orang berjualan.

Tidak jauh dari patung gajah itu terdapat taman bermain. Di sana tersedia 3 ayunan, 2 plorotan, 1 bola dunia, 1 jungkat-jungkit, 3 sepeda-sepedaan, dan 1 komedi putar. Fasilitas itu siap memanjakan anak-anak untuk bermain sepuas-puasnya tanpa ditarik biaya.

Denggung juga dilengkapi sarana olah raga dan kebugaran. Di antaranya termasuk area berkerikil seluas 115 m 2 untuk pijat

refleksi. Berjalan di sana tanpa alas kaki membuat peredaran darah lancar. Sarana olah raga utama di Denggung tentulah lapangan sepak bola yang berada di tengah area.

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Agak ke tengah barat, dekat dengan bangunan pendopo, berdiri tiang bendera. Bersamaan dengan momen-momen tertentu, lapangan kebanggan orang Sleman ini memang menjadi tempat penyelenggaraan upacara protokoler yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Sleman. Namun, di kesempatan lain, lapangan Deng- gung dapat berubah menjadi ajang pentas musik dan kesenian.

Luas keseluruhan taman dan lapangan Denggung tidak kurang dari 22.400 m 2 . Pemerintah Kabupaten Sleman memang membangun dan menata Taman Denggung sebagai upaya untuk menyediakan ruang publik bagi masyarakat, tetapi bukan sebagai tempat berjualan. Area yang disediakan pemerintah untuk berjualan adalah di parkiran Pasar Denggung dan sekitarnya. Jadi, pedagang mestinya mangkal di dekat Pasar Denggung.

Upaya pembersihan Taman Denggung dari pedagang kaki lima dilakukan oleh Satpol PP Kabupaten Sleman agar fungsi taman sebagai ruang publik tidak terbelokkan. Taman itu mestinya nyaman dan aman untuk berkumpul atau untuk bermain anak-anak. Itulah maksud Taman Denggung dibangun, bukan untuk tempat berjualan.

Pemerintah Kabupaten Sleman akan terus melakukan pengem- bangan di seputar Lapangan Denggung yang masih kosong. Kepala Seksi Pertamanan, Dinas Kimpraswilhub Kabupaten Sleman, H. Sungkono, S.T. mengungkapkan, untuk tahun-tahun berikutnya pemerintah akan terus mengembangkan area Lapangan Denggung. “Harapannya, fasilitas ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara keseluruhan, baik dari tingkat ekonomi bawah, menengah, maupun atas,” kata Sungkono.

Denggung makin diminati masyarakat sebagai tempat rekreasi alternatif. Namun, karena itu, Denggung juga makin diminati para pedagang untuk mencari nafkah. Di pihak lain, Pemerintah Kabu- paten Sleman berkehendak untuk terus menjaga kebersihan dan kenyamanan Denggung sebagai ruang publik.

Semoga aneka kepentingan itu dapat dipertemukan secara ber- sahabat, seakrab suasana di Denggung.***

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Erny Kurniawati