Yogyakarta PUJI RAHAYU, KE MANA LAGI MIMPI AKAN MEMBAWAMU?

MAN 3 Yogyakarta PUJI RAHAYU, KE MANA LAGI MIMPI AKAN MEMBAWAMU?

Bulan Juli 2007 adalah kali pertama Puji Rahayu menginjakkan kakinya di Yogyakarta. Tak ada bayangan lain di benak remaja lulusan SMP itu kecuali tiga tahun ke depan dapat menyelesaikan sekolahnya di MAN Yogyakarta III.

Kedatangannya ke Yogyakarta tiga tahun lalu itu ternyata telah menjadi awal bagi Puji—begitu ia biasa disapa—untuk mewujudkan sebagian dari mimpi-mimpinya. Salah satu mimpinya adalah bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Mimpi itu pun menjadi kenyataan. Ia diterima tanpa biaya di Fakultas Teknologi Pertanian melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Tidak Mampu (PBUTM) tahun akademik 2010/2011 ini.

Menurut Puji, kunci utama untuk meraih kesuksesan yaitu fokus, tidak lupa beribadah, dan selalu optimis. “Saya selalu ber- usaha fokus, tidak ada istilah setengah-setengah. Dalam melakukan sesuatu, saya harus all out seratus persen. Ketika sedang berada di kelas, maka saya fokus di kelas. Saya selesaikan semua tugas-tugas dari guru mata pelajaran. Jika saya sedang berada di Dewa, maka saya fokus di Dewa. Saya akan menyelesaikan semua tugas di Dewa,” kata Puji. Dewa singkatan dari Dewan Siswa, sebutan bagi OSIS di di MAN 3 Yogyakarta.

Semangat untuk terus belajar dan jiwa optimisme membuat deretan prestasi dapat diraihnya. Deretan prestasi itu mulai dari prestasi di kelas, di sekolah, bahkan tingkat nasional. Prestasi di kelas ia wujudkan dengan menduduki peringkat satu kelas. Pres-

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Menurut Puji, idealnya berprestasi tidak hanya di bidang aka- demis saja. Prestasi di bidang nonakademis juga tidak kalah pen- ting. Selain itu, prestasi tidak hanya dapat diraih dengan belajar saja, tetapi disertai ibadah dan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. “Usaha dan doa itu sangat penting!” tandas Puji.

Bagi dara yang berdarah Pemalang, Jawa Tengah itu, keper- gianya ke Yogyakarta untuk sekolah dilakukan untuk mengubah nasib. Ia tidak mau masa depannya sama dengan orang tuanya yang hanya petani dan penjual sayur. Selain itu, baginya ilmu sangat penting. Ia juga belajar dari Rasulullah SAW bahwa orang yang ingin sukses harus berhijrah. Berhijrah di sini maksudnya mau mengambil resiko dengan jauh dari orang tua, hidup mandiri, meng- ubah sikap, sifat, dan pola hidup menjadi lebih baik.

Di Yogyakarta, banyak tantangan yang harus dihadapi Puji. Tantangan itu datang dari diri sendiri, misalnya rasa malas dan sakit mendadak karena terlalu capek. Atau datang dari luar, misal- nya ada teman yang mengajak bermain dan lingkungan yang tidak mendukung.

“Tantangan yang paling sulit saya hadapi adalah rasa malas dan sakit. Semua itu karena banyaknya tugas-tugas dan kegiatan di sekolah,” tutur mantan ketua Dewa MAN 3 Yogyakarta ini. Sekolah Puji di mata siswanya memang dikenal sebagai sekolah yang padat tugas dan kegiatan, seperti tak kenal waktu libur. Meskipun demikian, Puji tetap berusaha untuk mengatasi semua tantangan itu. Puji mengakui, tidak semua tantangan berhasil ia atasi.

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Meraih sukses memang tidak mudah, tidak seperti membalik- kan telapak tangan. Jika sukses itu mudah, maka semua orang akan menjadi orang sukses. Banyak tantangan dan aral yang melintang. Begitu pula dengan Puji Rahayu. Ia harus melewati banyak kerikil jalanan dan jurang-jurang tak bertepi. Puji mencoba menaklukkan semua itu demi mengubah mimpi dan harapan menjadi kenyataan.

Meneladan kehidupan tokoh-tokoh sukses adalah salah satu cara yang ditempuh Juara II Olimpiade Biologi Tahun 2008 yang diselenggarakan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga itu.

“Aku harus memelihara harapan-harapanku, barangkali akan tiba waktu bagiku untuk dapat mewujudkannya.” Kata-kata Anne Frank tersebut sangat menginspirasi dan menyemangati Puji dalam menggapai mimpi dan harapan-harapannya.

“Kata-kata Anne Frank sudah mendarah-daging dalam jiwa saya. Maka ketika saya mempunyai mimpi dan harapan-harapan yang jika dipikir secara nalar atau rasional sangat sulit, dan boleh dikatakan mustahil untuk diraih, saya tetap yakin dan selalu opti- mis. Suatu saat nanti, entah kapan waktunya, saya pasti dapat mewu- judkan mimpi-mimpi dan harapan yang saya angankan,” ungkap peraih Juara I Pidato Iptek Nuklir Tahun 2009 itu dengan penuh keyakinan.

Anne Frank benar. Tidak ada yang mustahil. Puji telah dapat mengubah sebagian dari mimpi dan harapannya menjadi realita. Perjalanan hidup Puji Rahayu ke depan masih panjang. Ke mana lagi mimpi akan membawamu?***

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Wiwit Maesaroh