Bantul BATIK, DARI BANTUL UNTUK INDONESIA

SMAN 1 Bantul BATIK, DARI BANTUL UNTUK INDONESIA

Burung garuda, parang, bunga, dan sulur tergambar rapi di atas kain mori putih oleh para pembatik. Dengan tangan yang terampil, mereka menghasilkan karya artistik bernilai tinggi. Itulah batik yang menjadi warisan budaya Indonesia.

Batik Bantul adalah salah satu dari batik Indonesia yang awal- nya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Pada zaman dulu, batik harganya sangat mahal sehingga hanya mampu dimiliki oleh golongan ningrat. Selain itu, juga proses pem- buatannya memakan waktu cukup lama. Tidak setiap hari batik dapat tersedia. Bahkan, dulu batik belum dijual secara bebas.

Kini, batik bukanlah barang langka. Semua golongan rakyat bisa menikmati hasil kebudayaan Indonesia ini. Di setiap sudut kota, bisa ditemukan banyak penjual batik. Selain karena produksinya yang cepat, batik juga memiliki banyak macam. Selain batik tulis

yang terkenal mahal karena pembuatannya yang menelan waktu lama, masih ada lagi yaitu batik cap dan batik sablon.

Salah satu daerah peng- hasil batik adalah kabupaten yang memiliki semboyan ’Ijo Royo-Royo’ yaitu Bantul. Ber-

Gambar 1. Proses membatik

kat orang-orang yang men-

• Pesona Alam dan Budaya Jogja • • Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Setiap motif yang terwujud dalam goresan canting pada kain batik Bantul adalah sarat akan makna dan cerita. Hal inilah yang membedakan batik Bantul dengan batik-batik lain, yang menjaga batik Bantul tetap memiliki eksklusifitas dari sebuah mahakarya seni dan budaya Indonesia.

Selain motifnya khas, warna dari batik Bantul juga memilki perbedaan dengan batik di daerah lain. Batik Bantul memiliki warna yang sangat dekat warna alam atau natural. Contohnya ialah warna merah. Warna ini ditemukan dari kulit-kulit pohon sekitar. Salah satu contoh ialah pohon pecimengkuda (molinda citrifolia). Contoh warna lainnya adalah warna kuning. Warna ini dihasilkan dari pengolahan kunyit (curcuma Longa Avet). Warna soga atau coklat tua adalah warna batik Bantul yang sangat diminati orang. Sedang- kan di daerah Pekalongan, warna khas batiknya adalah coklat mu-

da. Akhir-akhir ini batik sering terlihat di banyak tempat. Mulai dari lingkungan kantor, tempat hang out, ataupun saat bersantai di rumah. Penggunanya pun tak terbatas di kalangan orang tua saja, anak muda pun sudah tak segan lagi untuk memakai batik.

Salah satu pecinta batik yang kini telah sukses memproduksi batik hingga menciptakan toko batik adalah Topo Harto Prayitno yang akrab dipanggil Pak Topo. Dia telah mendirikan tokonya di kediaman rumahnya yaitu di Pijenan Wijirejo Pandak Bantul sejak tahun 1982. Toko batiknya diberi nama sesuai namanya yaitu ’Batik Topo HP’.

66 • Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Pria yang usianya sudah berkepala tujuh ini mengaku tidak setuju bila batik printing dikatakan sebagai batik Bantul. “Saya akan marah-marah bila ada orang yang mengata- kan bahwa batik printing itu merupakan batik. Pada- hal batik printing hanyalah

tekstil yang memiliki motif batik saja,” tegas Pak Topo. Pak Topo mengaku bahwa untuk saat ini pengunjungnya lebih menyukai batik cap dari pada batik tulis. Selain karena batik cap lebih murah dari batik tulis, kualitas batik cap juga tak jauh berbeda dengan batik tulis. Oleh karena itu, Pak Topo hanya memproduksi batik cap saja. Sedangkan untuk batik tulis, Pak Topo membeli kain yang sudah dikelowong atau digambari dengan menggunakan malam. Jadi, tinggal diberi warna saja.

Karyawan yang bekerja pada toko batik Pak Topo ada sekitar

15 orang. Masing-masing karyawan bisa menghasilkan setidaknya lima potong kain batik. Perbedaan antara batik tulis dengan batik cap adalah motif batik tulis tidak simetris dan tidak beraturan. Untuk motif batik cap simetris dan beraturan. Selain itu, permukaan kain yang tidak dibatik pada batik tulis tidak sebersih pada batik cap. Tapi untuk masalah awetnya, batik tulis memiliki keawetan paling tinggi.

Proses pembuatan batik tulis melewati banyak tahap. Proses yang dilewati sangat panjang dan rumit. Tahap pertama adalah mencuci kain mori. Pencucian kain mori bertujuan menghilangkan kanji-kanji yang menempel pada kain mori.

Setelah tahap mencuci selesai, dilanjutkan dengan tahap menganji . Tahapan ini berguna untuk menjadikan kain mori lebih mudah untuk digambar. Namun, ada juga para pembatik yang tidak melakukan tahap ini. Menurut mereka, menganji akan meng-

• Pesona Alam dan Budaya Jogja • • Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Proses membatik dilanjutkan dengan proses mengemplong. Proses ini dimaksudkan agar kain mori menjadi pulen atau kain tidak terlalu kaku. Setelah proses mengemplong berakhir, dilanjut- kan dengan proses ngelowong. Proses ini ialah proses menggambar pola dasar batik pada kain mori. Selanjutnya, kain tersebut akan ditutup pada bagian yang nantinya akan berwarna putih. Proses ini dikenal dengan nembok.

Proses selanjutnya dikenal dengan proses medel. Proses ini berguna untuk memberikan warna dasar pada kain. Setelah proses mewarnai selesai, proses berikutnya adalah ngerok atau lebih dikenal dengan proses membuang malam yang menempel pada kain. Setelah tahap itu selesai, dilanjutkan dengan pemberian warna coklat pada kain mori. Proses ini lebih dikenal dengan nama menyoga atau nyoga. Proses terakhir yang harus dilewati kain mori adalah nglorod . Proses ini adalah proses membuang atau melepaskan seluruh malam yang menempel pada kain. Setelah semua tahapan itu selesai barulah kain mori tadi dapat disebut sebagai kain batik.***

68 • Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Siti Jauharoh Kartika Sari