Ngaglik, Sleman MENENGOK DESA WISATA KEMBANG ARUM

SMAN 1 Ngaglik, Sleman MENENGOK DESA WISATA KEMBANG ARUM

Derasnya air sungai menggetarkan hatiku Hamparan sawah menyejukkan mata batinku Sejuknya angin menusuk kulit tubuhku Tak inginku melewatkan sedetik pun Tuk melihat betapa indahnya tempat itu Semuanya begitu sempurna di mataku Betapa indahnya keagungan-Mu Oh TUHAN-ku ….

Gambar 1. Griya Sekar Arum dari depan

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Desa Wisata Kembang Arum merupakan sebuah dusun yang terletak di Kelurahan Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa wisata itu didedi- kasikan untuk pendidikan.

Berdiri pada tanggal 27 Juli tahun 2006, desa wisata Kem- bang Arum berjarak sekitar 19 kilometer dari kota Yogyakarta ke arah utara. Kira-kira 30 menit perjalanan dengan kendaraan pri- badi. Luasnya kurang lebih 22 hektar, terdiri dari 65 kepala keluarga, dan warganya berjumlah 269 orang.

Sebagian besar warga Kembang Arum bertani salak pondoh. Sekalipun demikian, dusun itu dirancang terutama sebagai desa wisata pendidikan. Sajiannya meliputi wisata pertanian, wisata perkebunan, wisata air, wisata perikanan, wisata seni budaya, wisata kuliner, wisata permukiman, wisata perfilman, dan wisata outbound .

Semua itu berawal dari gagasan Hery Kustriyatmo beserta empat kawannya. Mereka tergabung dalam sebuah sanggar seni lukis anak bernama Sanggar Pratista. Melihat potensi Kembang Arum, mereka terusik untuk mengembangkan sumber daya manu- sia dan taraf hidup masyarakat. Ketertarikan Hery dan empat kawannya terutama dipicu oleh keadaan alami dusun Kembang Arum dengan salak pondohnya yang membentang. Apalagi udara- nya masih bersih dan warganya ramah penuh persahabatan.

Demikianlah, Hery dan Sanggar Pratista—yang semula sekadar ingin melatih anak-anak belajar menggambar—lalu mengembang- kan Kembang Arum menjadi desa wisata. Sedikit demi sedikit Hery bersama warga mencoba mengembangkan desa wisata. Sejak berdiri pada 27 Juli 2006—tepat ulang tahun ke-52 Hery—sampai sekarang Desa Wisata Kembang Arum telah dikunjungi tidak kurang 65.000 orang, termasuk tamu asing dari 11 negara.

“Itu merupakan hasil dari buah pemasaran yang terus- menerus dikembangkan. Ide-ide itu berkembang berkat masukan dari para tamu dan tim kreatif. Kemudian kita olah sesuai dengan kemampuan yang ada,” jelas Hery.

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Desa Wisata Kembang Arum merupakan tempat wisata alternatif. Motivasi utama para pelancong mengunjungi Desa Wi- sata Kebon Arum karena ingin melihat alam perdesaan yang masih alami. Ada juga pengunjung yang datang untuk mencari inspirasi, bahan tulisan, atau data penelitian terkait dengan studinya.

Di dusun Kembang Arum dapat dijumpai sajian kuliner khas pedesaan. Sajian itu dapat mengobati rasa kangen bagi mereka yang merindukan menu pedesaan, seperti sayur lodeh, tempe bacem , gudhangan, dan sejenisnya. Kemasannya yang serba tradi- sional menghadirkan kesan “desa banget”. Misalnya dihidangkan dengan pincuk (piring dari daun pisang). Sekalipun begitu, keber- sihan dan kesehatannya terjaga.

Desa Wisata Kembang Arum yang disingkat “Dewi Kembar” mempunyai motto “Anda Datang Senang, Pulang Tambah Pintar”. Untuk mewujudkan motto itu, pengelola mengajak pengunjung mengikuti permainan atau bergabung dengan warga setempat mengerjakan sesuatu yang langka ditemui di kota. Misalnya mem- buat ketupat, belajar karawitan (menabuh gamelan), gotong ro- yong memperbaiki rumah, dll.

Selama hampir 3 tahun ini, Desa Wisata Kembang Arum telah meraih berbagai prestasi dan mendapatkan penghargaan. Di antaranya Juara Lomba Kebersihan Tingkat Nasional Tahun 2006, Juara 1 Pembuatan Jamu Pulihraga Se-Kabupaten Sleman, Juara I Hatinya PKK Se-Kabupaten Tahun 2006, Juara I Lomba Desa Wisata Se-Kabupaten Sleman Tahun 2008, Juara I Display Pameran dan Seni Budaya Se-Kabupaten Sleman Tahun 2009, juara

I Lomba Desa Wisata Se-Kabupaten Sleman Kategori Desa Wisata Mandiri Tahun 2010. Desa wisata ini juga sering menjadi studio alam untuk pem- buat film, khususnya tentang pendidikan dan pariwisata. Kurang lebih 20 tayangan yang sudah diproduksi oleh berbagai stasiun televisi, yakni TPI, Indosiar, TransTV, Trans7, RCTI, TVRI Nasio- nal, TVRI Yogyakarta, dan JogjaTV.

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Pengelola “Dewi Kembar” melibatkan organisasi dan masya- rakat setempat. Misalnya, ibu-ibu PKK menanggani kuliner, Karang Taruna menanggani pemandu wisata dan parkir, dan bapak-bapak menanggani kegiatan seni budaya.

Dengan melibatkan masyarakat, pemasukan finansial dari desa wisata juga dirasakan oleh masyarakat. Bahkan kas organisasi dan infak masjid juga terisi. Tarif-tarif dan hak finansial dikelola secara transparan. Lihatlah angka-angka berikut. Uang yang masuk ke kas PKK Rp 40.000,00 per rombongan, untuk kas Karang Taruna Rp 40.000,00 per rombongan, untuk kas perkumpulan kesenian Rp 40.000,00 per rombongan, untuk infak masjid Rp 20.000,00 per rombongan, tarif pemandu wisata setengah hari Rp 20.000,00 per orang. Harga paket wisata untuk anak-anak Rp 100.000,00, minimal

50 anak.

“Selama ini kita merasakan adanya perkembangan walaupun hanya berbentuk fisik. Namun, masih banyak juga hal-hal yang harus kita kembangkan,” kata Pak Yuli, salah seorang pengelola “Dewi Kembar”.

Masih banyak yang perlu ditambahkan untuk mengembang- kan desa wisata ini. Untuk keperluan outbound, misalnya, perlu ditambahkan fasilitas flying fox, rafting, dan jembatan gantung. Juga museum alat-alat pertanian seperti garu, luku, pacul, arit, bendho , boneka sawah, keranjang, dll, Untuk museum dapur desa, perlu dilengkapkan kuwali, ceret, wajan, anglo, keren, dandang, jumbleng , genthong, kukusan, irus, siwur, cobek, kalo, parut, dll. Untuk galeri karya anak, perlu dipajang lukisan anak, gerabah, dan batik.

Perkembangan fasilitas memang tidak bisa cepat, namun pasti dilakukan. “Maklum, ini desa wisata mandiri. Sekarang baru terpenuhi sekitar 65%. Targetnya 5 tahun baru sempurna,” tutur Hery menjelaskan.

Perbedaan Desa Wisata Kembang Arum dibandingkan desa wisata yang lain adalah dalam hal tema. Desa Wisata Kembang Arum bertema pendidikan. Tak heran, selain dirasakan oleh ke-

• Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 • • Antologi Feature Bengkel Sastra Indonesia 2010 •

Selain itu, masyarakat setempat masih menggunakan alat transportasi dan alat angkut seperti gerobak, keseran, sepeda onthel, pikulan , kronjot, dll. Hal-hal unik a la desa juga masih mudah ditemui. Misalnya, jenis-jenis tempat untuk mandi, seperti belik, pancuran, pekiwan, dan kamar mandi yang bernuansa modern. Masih terlihat pula sumur senggot yang berkonstruksi bambu, di samping sumur kerekan dan sumur pompa listrik.

Kekuatan utama Desa Wisata Kembang Arum (“Dewi Kem- bar”) agaknya justru terletak pada kesederhanaannya. Itulah “magnet” Kembang Arum. Itu pula yang membuat para pengun- jungnya mendapatkan kepuasan, terutama kepuasan batin.***

• Pesona Alam dan Budaya Jogja •

Rian Larasati

SMK Muhammadiyah 1 Turi, Sleman