2.2.6 Pembelajaran Membacakan Puisi dengan Metode Copy The Master
melalui Media Audio Visual
Metode Copy The Master melalui media audio visual merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk memperoleh hasil membacakan puisi yang
maksimal. Dengan metode ini, siswa akan mengetahui secara langsung atau konkret bagaimana membacakan puisi yang baik dari segi penghayatan, teknik
vokal, dan penampilan dari master yang membacakan puisi. Master membacakan puisinya melalui media audio visual, jadi master tersebut dapat dilihat gambar dan
suaranya secara nyata. Master berperan sebagai contoh atau referensi bagi siswa dalam memahami materi pembelajaran membacakan puisi. Melalui pemutaran
video ini, siswa akan lebih mengerti secara konkret bagaimana cara membacakan puisi yang baik dan benar. Contoh membacakan puisi melaui media audio visual
membuat pembaca menjadi lebih mudah memahami bagaimana teknik-teknik yang digunakan dalam membacakan puisi.
2.2.7 Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Copy The Master
Melalui Media Audio Visual
Langkah-langkah yang digunakan dalam pembelajaran membacakan puisi dengan metode Copy The Master adalah dengan menghadirkan master atau ahli
yang membacakan puisi. Master tersebut dapat berupa sastrawan atau seseorang yang pernah menjadi juara lomba membacakan puisi. Langkah-langkah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:
1. Guru membagikan teks puisi yang akan dibacakan oleh master kepada
siswa dan menyuruh siswa membaca puisi dalam hati. 2.
Guru meyuruh beberapa siswa maju di depan kelas untuk membacakan puisi yang akan dibacakan oleh master dan siswa lain mengomentari
pembacaan puisi siswa yang maju di depan kelas. 3.
Guru memutarkan video master yang membacakan puisi. Siswa mencermati hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi dan
guru menyuruh siswa untuk memberikan tanda penjedaan dalam puisi yang dibacakan oleh master.
4. Guru dan siswa secara bersama-sama menentukan langkah-langkah dan
hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi dari puisi yang sudah dibacakan oleh master.
5. Guru memberikan penguatan kepada siswa tentang langkah-langkah
membacakan puisi dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membacakan puisi teknik vokal, penampilan, dan penghayatan.
6. Siswa berkelompok, satu kelompok terdiri atas 5 siswa.
7. Masing-masing siswa berlatih membacakan puisi yang dibacakan oleh
master di dalam kelompoknya dan anggota kelompok yang lain mengomentari pembacaan puisi tersebut.
8. Setelah siswa berlatih di dalam kelompoknya, guru meminta beberapa
siswa membacakan puisi yang sama dengan yang dibacakan master di depan kelas.
9. Setelah dirasa bahwa siswa sudah mengusai teknik penghayatan, vokal,
dan penampilan seperti master yang telah dicontohkan, baru kemudian siswa memilih satu puisi sesuai dengan keinginannya.
10. Guru membagikan lima puisi pada setiap kelompok.
11. Siswa memilih satu puisi sesuai dengan keinginannya, kemudian siswa
memahami puisi, menentukan nada dan suasana puisi, menentukan penjedaan atau pemenggalan puisi, dan berlatih membacakan puisi dengan
memberikan jiwa dalam pembacaan puisi. 12.
Siswa membacakan puisi di depan kelas dengan memperhatikan hal-hal yang harus diperhatikan ketika membacakan puisi teknik vokal,
penampilan, dan penghayatan. 13.
Guru menilai pembacaan puisi oleh siswa berupa penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses ketika siswa membacakan puisi yang
sama dengan master yang dicontohkan, dan penilaian hasil ketika siswa membacakan puisi sesuai dengan keinginannya.
2.3 Kerangka Berpikir
Aspek pembelajaran sastra terdiri atas empat aspek, yaitu membaca, menulis, menyimak, dan berbicara. Pembelajaran sastra di sekolah masih
sangat sulit penerapannya. Penelitian ini memfokuskan kepada pembelajaran sastra yaitu pada aspek membacakan puisi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VIIA SMP Atthohiriyyah Semarang dengan subjek penelitiannya adalah keterampilan membacakan puisi. Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti