Sumberdaya Pesisir dan Lautan

24 lampan. Selain ikan, 3 jenis udang yang umum ditangkap dari perairan umum adalah: udang galah giant freshwater prawn, udang air tawar freshwater shrimp , dan jenis udang lainnya. Organisme perairan lain yang biasa ditangkap oleh para nelayan perairan umum, antara lain adalah: remis, siput, buaya, katak benggala, kodok, dan kura-kura labi-labi. Produksi penangkapan dari perairan umum didominasi oleh Propinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur yang keempatnya menyumbang 44 persen dari total produksi nasional.

2.3 Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

Menurut Undang-Undang No. 452009 tentang Perubahan atas UU No.312004 tentang Perikanan, bahwa yang dimaksud dengan perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan Pasal 1 , Ayat 1. Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan, dengan alat atau cara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, danatau mengawetkannya UU No. 452009, Pasal 1, Ayat 5. Pengelolaan perikanan adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas sumberdaya hayati perairan dan tujuan yang telah disepakati UU No. 45 2009, Pasal 1, Ayat 7. Pengelolaan perikanan tangkap adalah mengawasi atau menyesuaikan operasi-operasi penangkapan jumlah penangkapan, tipe alat yang dipakai, ukuran ikan-ikan yang tertangkap untuk mengoptimasikan pemanfaatan dari suatu sumberdaya ikan Parson, 1980 in Merta, 1989. Oleh karenanya, pengelolaan 25 perikanan meliputi tidak saja cara-cara pengaturan yang bersifat pembatasan, tetapi juga rencana-rencana pengembangan yang didasarkan kepada pengetahuan mengenai sumberdaya ikan yang tersedia. Menurut lokasi kegiatannya, perikanan tangkap di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu 1 perikanan lepas pantai offshore fisheries ; 2 perikanan pesisir coastal fisheries; dan 3 perikanan darat inland fisheries . Kegiatan perikanan pesisir dan perikanan darat sangat erat kaitannya dengan pengelolaan lingkungan pesisir Dahuri et al., 1996. Perikanan pesisir ialah kegiatan menangkap populasi hewan air ikan, udang, kerang-kerangan dan memanen tumbuhan air ganggang, rumput laut yang hidup liar di perairan sekitar pantai. Masalah utama yang dihadapi perikanan tangkap pada umumnya adalah menurunnya hasil tangkap per satuan upaya catch per unit of effort yang disebabkan oleh 1 penangkapan berlebihan overfishing terhadap sumberdaya ikan, dan 2 degradasi kualitas fisik, kimia dan biologi lingkungan perairan Dahuri et al., 1996. Kelebihan tangkapan overfishing dapat diartikan ke dalam dua pengertian yaitu ”growth overfishing” dan ”recruitment overfishing”. Pada saat hasil tangkapan menurun dengan naiknya jumlah upaya penangkapan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi. Kedua kemungkinan ini bisa salah satu atau secara bersamaan terjadi. Pertama adalah bahwa ikan ditangkap begitu muda sehingga mereka tidak diberi kesempatan untuk tumbuh mencapai ukuran yang cukup. Walaupun naiknya jumlah upaya penangkapan akan menaikkan ”jumlah” ikan yang tertangkap, namun berat rata-ratanya akan terus menurun dan pada akhirnya berat total juga turun. Hal ini disebut ”growth overfishing”. Kedua adalah bahwa jumlah ikan yang berukuran besar tinggal sedikit sekali hingga tidak menghasilkan anak ikan secara mencukupi. Dengan kata lain karena jumlah induk sangat sedikit maka rekruitmen menjadi sangat kecil. Dalam keadaan ini jumlah ikan kecil yang tertangkappun akan menurun terus. Hal ini merupakan terjadinya ”recruitment over fishing” Sparre dan Venema, 1999. 26

2.3.1 Sistem Perikanan

Pada dasarnya usaha perikanan tangkap dimana pun berada merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari 3 sub-sistem yaitu: 1 sub-sistem alam natural sub-system , 2 sub-sistem manusia human sub-system, dan 3 sub-sistem pengelolaan management sub-system Charles, 2001. Ketiga sub-sistem itu juga merupakan sebuah sistem tersendiri yang memiliki berbagai sub-sistem komponen masing-masing Gambar 2. Gambar 2 Subsistem dan komponen dalam yang menyusun suatu sistem perikanan tangkap Charles 2001 Dalam sebuah sistem, termasuk sistem perikanan tangkap, semua sub-sistem komponen saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu Day and Hall, 1978. Oleh sebab itu, pengkajian tentang nelayan, terutama faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan serta cara untuk mengatasi nya, harus pula memahami setiap sub-sistem beserta karakteristik dan dinamika nya yang membentuk sistem perikanan tangkap. Kebijakan Perencanaan Pengelolaan perikanan Pengembangan perikanan Penelitian perikanan Sistem Pengelolaan Faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah Faktor eksternal seperti kebijakan ekonomi, struktur pasar, dll Faktor eksternal seperti perubahan iklim Nelayan dan sarana Pasca panen pasar Pemukiman komunitas Sistem manusia Lingkungan sosial ekonomi Sistem alami Sistem Alami Spesies Populasi ikan Habitat Komunitas Lingkungan Perairan 27

2.3.2 Tujuan Pengelolaan Perikanan Tangkap

Ada dua tujuan pengelolaan perikanan tangkap yang sering dibicarakan dan perlu diketahui, yaitu mencapai MSY Maximum Sustainable Yield dan MEY Maximum Economic Yield. Sedangkan tujuan lain yang jarang dibicarakan adalah mengoptimumkan kondisi-kondisi sosial atau meminimumkan konflik di dalam sektor perikanan Gulland, 1974 in Merta, 1989. Menurut Fricke 1985 dalam Merta 1989, bahwa untuk mencapai manfaat terbaik dari suatu sumberdaya, para pengelola haruslah menyeimbangkan dampak-dampak dari ekologi sumberdaya, ekonomi dan sosial dalam membuat keputusan atau memaksimumkan keuntungan-keuntungan biologi atau biomassa, ekonomi dan sosial. Menurut Boer dan Aziz 2007 salah satu tujuan akhir menemukan pola pengelolaan sumberdaya perikanan yang tepat adalah demi tercapainya kesejahteraan para nelayan. Tujuan utama lainnya adalah untuk penyediaan pangan dan bahan baku industri, penghasil devisa serta untuk mengetahui porsi optimum besarnya pemanfaatan oleh armada penangkapan. Sementara itu, Charles 2001 berpendapat bahwa tujuan akhir dari pengelolaan perikanan tangkap adalah untuk mewujudkan sosok perikanan tangkap yang berkelanjutan sustainable fisheries. Selanjutnya, Charles 2001 menjelaskan bahwa ada empat kelompok indikator yang menggambarkan sebuah sistem perikanan tangkap yang berkelanjutan, yakni: a Keberlanjutan ekologis ecological sustainability, yakni suatu kondisi dimana kualitas dan kesehatan ekosistem perairan terpelihara dengan baik, agar sumberdaya ikan yang hidup di dalamnya dapat tumbuh dan berkembang biak secara optimal, dan tingkat penangkapan sumberdaya ikan tidak melampaui kemampuan pulih renewable capacity nya, sehingga hasil tangkapan secara keseluruhan baik pada tingkat kabupatenkota, propinsi, maupun nasional dapat berlangsung secara berkelanjutan. b Keberlanjutan sosial-ekonomi socioeconomic sustainability, yaitu suatu kondisi dimana sistem usaha perikanan tangkap mampu memelihara atau meningkatkan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi nasional; dan