Analisis Status Pemanfaatan Sumber Daya Ikan

77 Kabupaten Cirebon yaitu Muara Sungai Bondet, Kesenden, Cangkol, Mundu hingga Gebang terjadi penumpukan sampah. Sedangkan abrasi sudah menggerus areal pertambakan dan air laut maju ke arah darat sekitar 50 meter mediaindonesia.com10102009. Hutan mangrove di Pesisir Utara Cirebon sebelumnya memiliki produktivitas primer yang termasuk tinggi karena hutan mangrove dapat memberikan kontribusi besar terhadap kelangsungan hidup organisme yang hidup pada ekosistem tersebut. Namun, karena kerusakan hutan mangrove di Pantai Utara Pantura Cirebon, semakin luas dikarenakan adanya pendangkalan akibat dari proses sedimentasi dalam skala besar, maka berakibat pada tertutupnya akar nafas dan berubahnya kawasan menjadi daratan. Selain itu, permasalahan lainnya adalah adanya tumpukkan sampah yang mengakibatkan penurunan kandungan oksigen yang terlarut dalam air, mengalami dekomposisi sehingga menghasilkan hidrogen sulfida H2S dan amoniak NH3 yang keduanya merupakan racun bagi organisme yang hidup pada rantai makanan ekosistem tersebut. Terdapatnya sampah padat yang dapat mengakibatkan kematian pohon-pohon mangrove dan tambak udang mengakibatkan terganggu pula siklus rantai makanan, energi dan materi pada ekosistem tersebut.

4.4 Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya

4.4.1 Struktur Ekonomi Wilayah

Komposisi sektor-sektor ekonomi terdiri atas: 1 sektor primer ekstraksi dan produksi SDA: pertanian, kelautan dan perikanan, kehutanan, ESDM, dan pariwisata; 2 sektor sekunder industri pengolahan dan manufakturing; dan 3 sektor tersier jasa-jasa. Salah satu data statistik yang sangat diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB. PDRB merupakan gambaran kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam SDA dan sumber daya manusia SDM yang dimiliki. Ini dapat dilihat dari nilai tambah yang mampu diciptakan oleh berbagai aktivitas ekonomi di daerah tersebut. Ditinjau secara sektoral, presentase PDRB yang tertinggi dari seluruh total PDRB Kabupaten Cirebon diperoleh dari sektor pertanian yaitu 78 sebesar 31,14 persen, dengan rincian tanaman bahan makanan 19,35 persen, tanaman perkebunan 1,56 persen, peternakan dan hasil-hasilnya 5,38 persen, kehutanan 0,15 persen dan perikanan 4,70 persen. Hal ini menunjukkan bahwa struktur perekonomian Kabupaten Cirebon masih didominasi oleh sektor pertanian. Pertumbuhan ekonomi secara riil dapat terlihat dari laju pertumbuhan PDRB berdasarkan harga konstan. Berdasarkan PDRB harga konstan, rata-rata laju pertumbuhan ekonomi sektor riil di Kabupaten Cirebon adalah sebesar 5,08 per tahun data tahun 2000-2009, sedangkan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Cirebon dalam kurun waktu tahun 2005 – 2009 adalah sebesar 9,98 per tahun Bappeda Kabupaten Cirebon 2010.

4.4.2 Tingkat Kepadatan dan Komposisi Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Cirebon pada 2009 mencapai 2.063 jiwa km 2 , jumlah penduduk 2.211.186 jiwa dengan persentase penduduk laki-laki 49,84 persen 1.102.099 jiwa dan perempuan 50,16 persen 1.109.087 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Cirebon menyumbang 5,18 persen dari jumlah total penduduk Provinsi Jawa Barat Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2010.

4.4.3 Sosial dan Budaya

Kondisi sosial masyarakat Kabupaten Cirebon yang berjumlah 2.211.186 jiwa sangat bervariasi, terdiri dari anak terlantar, anak nakal, pengemis, gelandangan, korban penyalahgunaan napza, korban tindak kekerasan, anak jalanan, penyandang cacat, dan bekas warga binaan Lembaga Kemasyarakatan. Kabupaten Cirebon merupakan salah satu kabupaten dengan penyandang masalah kesejahteraan sosial yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Jawa Barat Tabel 8. 79 Tabel 8 Kondisi Sosial Budaya Kabupaten Cirebon Tahun 2010 No Keterangan Jumlah jiwa Persentase Jumlah Jiwa 1 Anak terlantar 1.990 0,09 2 Anak nakal 231 0,01 3 Pengemis 395 0,02 4 Gelandangan 3.905 0,18 5 Korban penyalahgunaan napza 391 0,02 6 Korban tindak kekerasan 113 0,05 7 Anak jalanan 828 0,04 8 Penyandang cacat 949 0,04 9 Bekas warga binaan lembaga kemasyarakatan 986 0,05 Sumber : Bappeda kab. Cirebon 2010 Fasilitas kesehatan di Kabupaten Cirebon berupa Puskesmas berjumlah 175 unit terdiri dari Puskesmas Utama 53 unit 30,29 persen, Puskesmas Pembantu 64 unit 36,57 persen, dan Puskesmas Keliling 58 unit 33,14 persen Gambar 5. Gambar 5 Diagram Fasilitas Kesehatan Kabupaten Cirebon Tahun 2010 Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2010 Sedangkan fasilitas pendidikan di Kabupaten Cirebon berupa sekolah umum berjumlah 2040 instansi, yang terdiri dari Sekolah Dasar 1.839 unit 90,15 persen, Sekolah Menengah Pertama 131 unit 6,42 persen, Sekolah Menengah 80 Atas 35 unit 1,72 persen, dan Sekolah Menengah Kejuruan sejumlah 35 unit 1,72 persen. Gambar 6. Gambar 6 Diagram Fasilitas Pendidikan Kabupaten Cirebon Tahun 2010 Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2010

4.4.4 Indeks Pembangunan Manusia IPM

Indeks Pembangunan Manusia IPM periode 2006-2009 di Kabupaten Cirebon berturut-turut menempati peringkat-25 dari 26 kotakabupaten di Provinsi Jawa Barat, dengan nilai IPM 66,32 2006; 67,30 2007; dan 67,71 2008, serta 68,17 2009. Nilai IPM untuk Kabupaten Cirebon pada periode tersebut di bawah nilai IPM Provinsi Jawa Barat yakni 73,80 2006; 73,87 2007; 74,26 2008; dan 74,59 2009 Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2010. ditunjukkan pada Grafik di bawah ini: 81 Gambar 7 Diagram Nilai IPM Kabupaten Cirebon Per Tahun Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2010

4.4.5 Ketenagakerjaan

Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Cirebon 2009 sebesar 934.039 jiwa, yang terdiri dari penduduk yang bekerja 804.514 jiwa 86,13 persen, dengan kegiatan utama yaitu pada sektor pertanian termasuk nelayan, industry, perdagangan, jasa, dan lain-lain; penduduk yang tidak bekerja 129.525 jiwa 13,87 persen Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2010. Dapat dilihat pada Gambar 8, berikut. Gambar 8 Diagram Jumlah Angkatan Kerja Kabupaten Cirebon Tahun 2009 Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2010