Kerangka Pendekatan Study on the interaction between fish stocks and fisherman poverty as a basis for coastal fisheries management in cirebon regency, Province of West Java

70 TP = CTAC x 100 Keterangan: TP : Tingkat pemanfaatan ; C : Hasil tangkapan ton; dan TAC : Total Allowable Catch 80 dari MSY. Nilai upaya maksimum yang didapat dari perhitungan tersebut merupakan jumlah upaya total dari seluruh alat tangkap yang dibakukan. Artinya, jumlah upaya tangkap tidak dapat menunjukkan jumlah upaya yang sebenarnya karena terdiri dari berbagai jenis alat tangkap yang berbeda. Untuk mengetahui jumlah upaya tangkap maksimum untuk masing-masing alat tangkap, harus dilakukan destandarisasi yaitu menghitung jumlah upaya yang sebenarnya untuk masing- masing alat tangkap dengan cara membagi proporsi jumlah upaya masing-masing alat tangkap dengan fishing power-nya masing-masing. Proporsi masing-masing alat tangkap didapatkan dari jumlah rata-rata tiap alat tangkap setiap tahunnya dibagi dengan jumlah total rata-rata per tahun seluruh alat tangkap.

3.6.2 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan

Metode analisis data yang digunakan dalam menelusuri faktor-faktor yang menyebabkan kemiskinan nelayan struktural, kultural, alamiah di daerah penelitian adalah dengan menggunakan metode deskriptif – kualitatif, yaitu membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir 1999: Babbie 2004 . 71 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sebagaimana yang telah diuraikan bahwa, daerah penelitian dari Disertasi ini mencakup wilayah kecamatan dan desa pesisir serta laut dari Kabupaten Cirebon. Oleh sebab itu, deskripsi tentang keadaan umum daerah penelitian ini juga meliputi segenap aspek fisik, sosial-ekonomi dan budaya dari wilayah Kabupaten Cirebon yang relevan dengan tema dan tujuan dari penelitian disertasi ini.

4.1 Kondisi Fisik

4.1.1 Letak Geografi dan Administrasi

Secara geografis Kabupaten Cirebon terletak diantara 108 o 40’ - 108 o 48’ Bujur Timur dan 6 o 30’ – 7 o 00’ Lintang Selatan di wilayah Pantura Pantai Utara Jawa, dengan luas wilayah 990,36 km 2 merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Barat. Desa-desa dan kecamatan-kecamatan yang terletak di wilayah pesisir Pantura merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0 – 10 m dari permukaan air laut BPS Kabupaten Cirebon, 2009. Kabupaten Cirebon memiliki jarak terjauh dari arah barat ke timur sepanjang 54 km, dan utara ke selatan 39 km meliputi 40 kecamatan, 424 desa dan 12 kelurahan dengan Ibukota Kabupaten di Sumber. Dari 40 kecamatan itu, delapan diantaranya adalah kecamatan pesisir yang merupakan lokasi penelitian yaitu Kecamatan Kapetakan, Suranenggala, Gunung Jati, Mundu, Astanajapura, Pangenan, Gebang dan Losari. Luas seluruh kecamatan pesisir adalah 310,21 km 2 atau 31,32 persen dari luas keseluruhan wilayah Kabupaten Cirebon. Batas administratif Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Indramayu Sebelah Timur : Kabupaten Brebes, Propinsi Jawa Tengah Sebelah Selatan : Kabupaten Kuningan Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka 72

4.1.2 Iklim

Wilayah Kabupaten Cirebon beriklim tropis dan curah hujan yang dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai, terutama bagian utara, timur dan barat, sedangkan di sebelah selatan merupakan daerah perbukitan. Menurut Schmidt dan Ferguson, wilayah Kabupaten Cirebon termasuk kategori iklim tipe C dan D yakni daerah dengan jumlah curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 1000 - 3000 mm. Jumlah curah hujan tertinggi terdapat di bagian tengah dan selatan yaitu daerah perbukitan di kaki gunung Ciremai Kecamatan Beber, Sumber, Palimanan dan Plumbon. Wilayah Kabupaten Cirebon memiliki suhu rata-rata 28 o C, suhu tertinggi dapat mencapai 33 o C sedangkan suhu terendah sekitar 24 o C. Suhu di wilayah ini cenderung tidak fluktuatif, sementara itu wilayah ini juga dipengaruhi oleh angin kumbang yang bertiup relatif kencang, terkadang berputar dan bersifat kering http:www.jabarprov.go.id.

4.1.3 Keadaan Tanah

Jenis tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Cirebon yaitu jenis tanah alluvial kelabu-kelabu tua serta sosialisasi alluvial kelabu dengan gley humus rendah. Jenis tanah lainnya, yaitu jenis tanah assosiasi mediteran coklat dan grumusol kekuningan. Lokasi terbesar di wilayah-wilayah kecamatan Astanajapura, Lemahabang dan Karangsembung, dengan sifat kedalaman solumnya 1-2 meter. Jenis tanah latosol coklat mendominasi wilayah Kecamatan Cirebon Selatan dan Beber, dengan solum tebal rata-rata terletak di daerah ketinggian tanah 1000 m dpl, sedangkan jenis tanah podsolik kuning dan hidromorof kelabu banyak terdapat di Kecamatan Palimanan dan Ciwaringin.

4.1.4 Hidro-Oseanografi

Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di wilayah Kabupaten Cirebon bagian selatan. Sungai – sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik dan Kalijaga.