Indeks Pembangunan Manusia IPM

92 dunia yang memiliki potensi pembangunan ekonomi yang beragam dan sangat besar, sesungguhnya sumber daya kelautan dan perikanan dapat menjadi soko guru sumber pertumbuhan ekonomi nasional dalam kerangka mewujudkan Indonesia yang maju, makmur dan berdaulat. Namun, saat itu kontribusi sektor kelautan dan perikanan terhadap perekonomian bangsa PDB masih relatif sangat kecil. Kesenjangan antara potensi dan pencapaian hasil pembangunan tersebut, bisa jadi disebabkan karena instansi yang menangani urusan kelautan dan perikanan hanya Direktorat Jenderal Perikanan di bawah Departemen Pertanian. Lembaga selevel Direktorat Jenderal terlalu kecil untuk mengelola wilayah dan sumber daya kelautan-perikanan yang sangat beragam dan besar, melibatkan begitu banyak pemangku kepentingan stakeholders, dan meliputi rentang geografis yang sangat luas, dari Sabang sampai Merauke. Presiden Abdurrahman Wahid, yang memimpin Kabinet Persatuan Indonesia membentuk Departemen Eksplorasi Laut melalui Keppres No.355M1999 tertanggal 26 Oktober 1999. Ditunjuk sebagai menterinya adalah Ir. Sarwono Kusumaatmaja. Melalui Kepres No.1772000 namanya berubah menjadi Departemen Kalautan dan Perikanan Ministry of Marine Affairs and Fisheries . Berdasarkan UU No.31September2004 tentang Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan DKP juga memiliki tupoksi dalam mengurusi industri pengolahan hasil perikanan dan pengadilan khusus perikanan. Kondisi sumber daya kelautan dan perikanan yang diwariskan kepada DKP berada di persimpangan jalan. Di satu sisi, potensi sumber daya perikanan, terutama perikanan budidaya di laut, perairan payau dan perairan tawar, masih sangat besar dan tingkat pemanfaatannya masih rendah. Ini tentu menjanjikan prospek ekonomi yang cerah. Di sisi lain, beberapa stok SDI sumber daya ikan, khususnya udang penaeid, ikan karang konsumsi dan beberapa ikan demersal di beberapa wilayah perairan seperti sebagian Selat Malaka, Pantai Utara Jawa, Selat Bali dan Pantai Selatan Sulawesi telah mengalami tangkap lebih overfishing. Kondisi hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun seagrass beds, estuaria dan habitat perairan penting lainnya yang menjadi tempat pemijahan spwaning grounds, 93 tempat mencari makan feeding grounds, tempat asuhan nursery grounds dan alur ruaya migratory routes ikan dan organisme perairan lainnya telah mengalami kerusakan yang cukup parah, baik akibat perusakan secara fisik penebangan, penambangan, reklamasi dan kegiatan manusia lainnya maupun pencemaran pollution. Sebagian besar nelayan 70 persen saat itu tergolong pra-sejahtera atau miskin. Kegiatan pencurian ikan illegal fishing oleh para nelayan asing pun lagi marak. Hampir 1 juta ton ikan setiap tahunnya dicuri oleh mereka, dengan nilai sekitar US 4 miliartahun. Dukungan politik-ekonomi seperti kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan, infrastruktur, permodalan, SDM dan Iptek terhadap sektor kelautan dan perikanan saat itu pun masih sangat rendah. Mayoritas rakyat mendambakan sektor baru ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang mampu memakmurkan bangsa. September 2001 DKP secara resmi mempublikasikan Visi, Misi, Kebijakan dan Program Utamanya. Visinya adalah: ”Ekosistem laut dan perairan tawar beserta segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri, dipelihara kelestariannya dan didayagunakan secara optimal dan berkelanjutan bagi kemajuan, kesejahteraan dan kesatuan bangsa ”. Sementara itu, misi DKP ada lima. Pertama, meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir lainnya. Kedua, meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Ketiga, meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan dan produk perikanan. Keempat, memelihara dan meningkatkan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan. Kelima, menjadikan laut sebagai pemersatu bangsa dan meningkatkan budaya bahari bangsa. Berbagai kebijakan dan peraturan yang telah dikeluarkan guna mencapai visi dan misi DKP adalah: 1. Pengendalian dan optimalisasi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan sesuai potensi produksi lestari.