Tujuan Penelitian Study on the interaction between fish stocks and fisherman poverty as a basis for coastal fisheries management in cirebon regency, Province of West Java

21 Sementara itu, tingkat pemanfaatannya pada 2009 sebesar 4,81 juta ton atau 75,2 persen dari MSY. Dan, pada 2010 tingkat pemanfaatan itu mencapai 5,06 juta ton atau sekitar 77,8 persen dari MSY KKP, 2010. Lima belas jenis ikan laut utama dominan yang selama ini dihasilkan dari kegiatan penangkapan di perairan laut Indonesia, atas dasar urutan volume hasil tangkapannya adalah: layang Scad, cakalang Skipjack tuna, kembung Short-bodied mackerel, lemuru Balinese sardines, teri Anchovies, tembang Goldstrip Sardinella, tongkol komo Eastern little tuna, selar Trevallies, tongkol krai Frigate tuna, tongkol abu-abu Longtail tuna, kakap merahbambangan Red snapper, tenggiri Narrow-barred Spanish mackerel, madidihang Yellowfin tuna, peperek Pony fishes , dan kakap putih BarramundiGiant sea perch. Ada puluhan jenis ikan lainnya, yang volume hasil tangkapannya tidak begitu besar, seperti ikan tuna sirip biru selatan Shouthern bluefin tuna, ikan terbang, baronang, layur, ikan sebelah, dan jenis-jenis ikan karang. Lima the top five propinsi penghasil ikan tangkapan dari laut terbesar berturut-turut adalah propinsi Maluku, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua. Tingkat pemanfaatan untuk setiap kelompok jenis ikan laut di setiap WPP pada 2010 adalah sebagai berikut Komnaskajiskan, 2010: • WPP 571 Selat Malaka dan Laut Andaman: 1 ikan pelagis besar belum dapat dipastikan, karena minimnya data dan informasi, 2 ikan pelagis kecil fully exploited terkesploitasi penuh, 3 ikan demersal sudah overfishing, dan 4 udang sudah overfishing. • WPP 572 Samudra Hindia Barat Sumatra dan Selat Sunda: 1 ikan pelagis besar fully exploited, 2 ikan pelagis kecil moderately exploited, 3 ikan demersal fully exploited, dan 4 udang fully exploited. • WPP 573 Samudra Hindia Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara: 1 ikan pelagis besar fully exploited, 2 ikan pelagis kecil fully exploited, 3 ikan demersal fully exploited, dan 4 udang fully exploited. • WPP 711 Selat Karimata, Laut Natuna, dan Laut Cina Selatan: 1 ikan pelagis besar belum dapat dipastikan, 2 ikan pelagis kecil sudah overfishing, 3 ikan demersal fully exploited, dan 4 udang masih moderately exploited tingkat pemanfaatan lebih kecil dari pada MSY yang artinya tingkat 22 pemanfaatan jumlah kapal ikan masih bisa ditambah sampai mendekati MSY. • WPP 712 Laut Jawa: 1 ikan pelagis besar belum dapat dipastikan, 2 ikan pelagis kecil sudah overfishing, 3 ikan demersal fully exploited, dan 4 udang fully exploited. • WPP 713 Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores, dan Laut Bali: 1 ikan pelagis besar belum dapat dipastikan, 2 ikan pelagis kecil moderately exploited , 3 ikan demersal fully exploited, dan 4 udang sudah overfishing. • WPP 714 Laut Banda: 1 ikan pelagis besar moderately exploited, 2 ikan pelagis kecil moderately exploited, 3 ikan demersal di sebagian wilayah perairan masih underexploited dan di sebagian wilayah perairan lainnya belum dapat dipastikan, dan 4 udang belum dapat dipastikan. • WPP 715 Laut Maluku, Teluk Tomini, dan Laut Seram: 1 ikan pelagis besar fully exploited, 2 ikan pelagis kecil moderately exploited, 3 ikan demersal moderately exploited, dan 4 udang belum ada data. • WPP 716 Laut Sulawesi, Laut Halmahera, dan Samudra Pasifik: 1 ikan pelagis besar sudah overfishing, 2 ikan pelagis kecil belum dapat dipastikan, 3 ikan demersal belum dapat dipastikan, dan 4 udang belum ada data. • WPP 717 Samudera Pasifik : 1 ikan pelagis besar over ekkploitasi, 2 ikan pelagis kecil belum dapat dipastikan, 3 ikan demersal belum dapat dipastikan, dan 4 udang sudah belum dapat dipastikan. • WPP 718 Laut Aru, Laut Arafura, dan Laut Timor: 1 ikan pelagis besar belum dapat dipastikan, 2 ikan pelagis kecil moderately exploited, 3 ikan demersal di sebagian wilayah perairan sudah overfishing dan di sebagian wilayah perairan lainnya fully exploited, dan 4 udang sudah overfishing.