Lokasi dan Waktu Penelitian

72

4.1.2 Iklim

Wilayah Kabupaten Cirebon beriklim tropis dan curah hujan yang dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang sebagian besar terdiri dari daerah pantai, terutama bagian utara, timur dan barat, sedangkan di sebelah selatan merupakan daerah perbukitan. Menurut Schmidt dan Ferguson, wilayah Kabupaten Cirebon termasuk kategori iklim tipe C dan D yakni daerah dengan jumlah curah hujan rata-rata per tahun berkisar antara 1000 - 3000 mm. Jumlah curah hujan tertinggi terdapat di bagian tengah dan selatan yaitu daerah perbukitan di kaki gunung Ciremai Kecamatan Beber, Sumber, Palimanan dan Plumbon. Wilayah Kabupaten Cirebon memiliki suhu rata-rata 28 o C, suhu tertinggi dapat mencapai 33 o C sedangkan suhu terendah sekitar 24 o C. Suhu di wilayah ini cenderung tidak fluktuatif, sementara itu wilayah ini juga dipengaruhi oleh angin kumbang yang bertiup relatif kencang, terkadang berputar dan bersifat kering http:www.jabarprov.go.id.

4.1.3 Keadaan Tanah

Jenis tanah yang mendominasi wilayah Kabupaten Cirebon yaitu jenis tanah alluvial kelabu-kelabu tua serta sosialisasi alluvial kelabu dengan gley humus rendah. Jenis tanah lainnya, yaitu jenis tanah assosiasi mediteran coklat dan grumusol kekuningan. Lokasi terbesar di wilayah-wilayah kecamatan Astanajapura, Lemahabang dan Karangsembung, dengan sifat kedalaman solumnya 1-2 meter. Jenis tanah latosol coklat mendominasi wilayah Kecamatan Cirebon Selatan dan Beber, dengan solum tebal rata-rata terletak di daerah ketinggian tanah 1000 m dpl, sedangkan jenis tanah podsolik kuning dan hidromorof kelabu banyak terdapat di Kecamatan Palimanan dan Ciwaringin.

4.1.4 Hidro-Oseanografi

Kabupaten Cirebon dilalui oleh 18 aliran sungai yang berhulu di wilayah Kabupaten Cirebon bagian selatan. Sungai – sungai yang ada di Kabupaten Cirebon yang tergolong besar antara lain Cisanggarung, Ciwaringin, Cimanis, Cipager, Pekik dan Kalijaga. 73 Kondisi oseanografi Pantai Utara Kabupaten Cirebon Jawa Barat dipengaruhi Laut Jawa. Arus permukaan mengikuti pola musim yaitu pada musim barat bulan Desember sampai Februari arus permukaan bergerak ke arah timur, dan pada musim timur bulan Juni sampai Agustus arus bergerak ke arah barat. Pada musim barat, arus permukaan mencapai maksimum 65,6 cmdetik dan minimun 0,6 cmdetik, sedangkan pada musim timur arus maksimum mencapai 59,2 cmdetik dan minimum 0,6 cmdetik. Tinggi gelombang di laut Jawa umumnya rata-rata kurang dari 2 meter PKSPL BPLHD 2006. Salinitas di permukaan Laut Jawa bagian barat berkisar antara 30,6 ‰ hingga 32,6 ‰ atau dengan rata-rata tahunan berkisar antara 2 ‰ hingga 3,5 ‰. Kisaran suhu permukaan Laut Jawa bagian barat berkisar 28,5-30 o C pada musim barat, musim peralihan pertama berkisar antara 29,5- 30,7 o C, musim timur berkisar antara 28,5-31 o C dan musim peralihan kedua berkisar antara 28,5-31 o C.

4.2 Kualitas Perairan Pesisir

Perairan Cirebon pada umumnya merupakan perairan laut dangkal, kedalamannya antara 0,5 meter di sekitar garis pantai hingga 12 meter pada jarak 7,5 km dari garis pantai pada saat surut, sehingga lereng dasar perairan sangat landai. Secara geografis wilayah Cirebon merupakan daerah pesisir yang kualitas airnya mudah terpengaruh oleh pasokan buangan yang berasal dari daratan yang terbawa oleh sungai-sungai yang berada di wilayah Kabupaten Cirebon. Hasil perhitungan sesuai dengan metode yang digunakan indeks pencemaran diperoleh nilai status mutu cukup bervariasi dengan kisaran antara 7,391 – 9,843. Hasil ini memberikan indikasi atau dikategorikan sebagai kualitas wilayah perairan tercemar sedang. Pasokan bahan pencemar yang masuk ke dalam perairan laut berasal dari industri dan domestik melalui aliran sungai, kemudian mengalir ke dalam lingkungan laut melalui pengadukan atau turbulensi dan arus laut. Untuk wilayah- wilayah laut yang luas dan terbuka, bahan pencemar ini akan terurai dan terbuang ke perairan laut yang lebih luas sehingga dapat meminimalkan konsentrasi 74 akumulasinya dalam suatu badan perairan. Nilai Pengamatan Kualitas air dan Baku Mutu yang Tersedia di Kabupaten Cirebon disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Kondisi Kualitas Perairan Pesisir Kabupaten Cirebon No. Parameter Satuan Nilai Baku mutu F I S I K A : 1 Suhu o C 27,1 – 28,6 Alami 2 Salinitas ‰ 30 - 31 coral : 33-34 ‰ 3 Kekeruhan NTU 21-5 5 4 Padatan Tersuspensi TSS mgl 13 – 80 Coral : 20 Mangrove : 80 5 Kecerahan M 0,4 – 1,2 Coral : 5 6 Kedalaman M 4-3 - K I M I A : 1 pH - 7,89 – 7,99 7 - 8,5 2 Oksigen Terlarut DO mgl 4,94 – 7,11 5 3 BOD 5 mgl 0,83 – 5,11 20 4 Ammonia NH 3-N mgl 0,423 – 1,415 0,3 5 Nitrat NO 3-N mgl 0,651 – 0,934 0,008 6 Phosphat mgl 0,001 0,015 7 Sianida CN mgl 0,011 – 0,023 0,5 8 Sulfida H 2S mgl 0,03 0,01 9 Minyak dan Lemak mgl 0,01 1 10 Phenol mgl 0,084 – 0,169 0,002 11 Raksa Hg mgl 0,001 0,001 12 Khrom Hexavalen Cr 6+ mgl 0,001 – 0,001 0,005 13 Arsen As mgl 0,001 – 0,001 0,012 14 Kadmium Cd mgl 0,001 – 0,032 0,001 15 Tembaga Cu mgl 0,002 – 0,003 0,008 16 Timah Hitam Pb mgl 0,005 – 0,027 0,008 17 Seng Zn mgl 0,075 – 0,107 0,05 18 Nikel Ni mgl 0,003 – 0,102 0,05 19 Sutrfaktan MBAS mgl 0,115 – 0,898 1 Sumber: BPLHD Jawa Barat dan PKSPL-IPB, 2006 Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut Menurut Kep.Men.LH No. 51 Tahun 2004 Pada umumnya kekeruhan di pantai Pesisir Kabupaten Cirebon tinggi tidak hanya membawa material erosi yang mengandung berbagai senyawa kimia tanah, tetapi juga kegiatan rumah tangga. Kekeruhan juga masuk dari kegiatan perikanan tambak di sekitar pesisir pantai. Semua material bawaan ini mengandung senyawa organik dan anorganik yang berpengaruh terhadap parameter terukur untuk