Kualitas Perairan Pesisir Study on the interaction between fish stocks and fisherman poverty as a basis for coastal fisheries management in cirebon regency, Province of West Java

85 5 DINAMIKA KEBIJAKAN PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERIKANAN WILAYAH CIREBON Berdasarkan cara memproduksinya, sektor perikanan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua sub-sektor, yakni perikanan tangkap capture fisheries dan perikanan budidaya aquaculture FAO, 2010. Selanjutnya, kegiatan usaha perikanan tangkap dapat dilakukan di ekosistem perairan laut, dan ekosistem perairan umum yang meliputi danau, sungai, waduk bendungan, dan perairan rawa. Sementara, perikanan budidaya dapat berlangsung di laut mariculture, perairan payau brackishwatercoastal aquaculture, perairan umum, kolam air tawar, saluran irigasi, dan akuarium. Sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup penelitian ini, deskripsi mengenai dinamika perkembangan kebijakan pengelolaan pembangunan perikanan memfokuskan pada subsektor perikanan tangkap, meskipun ada beberapa aspek yang terkait dengan perikanan budidaya serta industri hulu, hilir, dan industri dan jasa penunjang dari perikanan tangkap diuraikan pula; karena antar komponen sektor perikanan tersebut saling terkait satu sama lain. Di era globalisasi ini, pada hakikatnya hampir semua wilayah di dunia, termasuk Kabupaten Cirebon, terhubungkan satu sama lain melalui hubungan perdagangan barang dan jasa goods and services, pertukaran manusia tenaga kerja, kegiatan ekonomi dan bisnis, dan informasi. Selain berbagai bentuk interaksi antar wilayah tersebut, dalam subsektor perikanan tangkap, keterkaitan antar wilayah tersebut lebih dipererat lagi melalui aliran arus masa air laut dan pergerakan ikan serta biota laut lainnya, dan dinamika iklim global. Sejalan dengan itu, maka deskripsi berikut akan diawali dari tataran global, nasional, baru kemudian wilayah Cirebon.

5.1 Dinamika Perikanan Global

Menurut Saraghe and Lundbtck 1994, para ahli sejarah perikanan dunia membagi periode sejarah perikanan tangkap pada tataran global menjadi tiga periode, yakni pra-industri, industri dan krisis. 86

5.1.1 Periode Pra-Industri

Periode pertama: Pra-industri perikanan berlangsung sangat lama, jutaan tahun, sejak pertama kali manusia primitif dengan tangan atau peralatan seadanya mengumpulkan ikan dari tepian pantai, sungai dan perairan lainnya sampai ditetapkannya ikan seafood sebagai komoditas ekonomi. Periode ini diperkirakan berlangsung sampai pada akhir abad ke-19.

5.1.2 Periode Industri

Perikanan industri yang diawali dengan penggunaan kapal penangkap ikan bermesin pertama berlangsung kurang dari 200 tahun. Sejak awal abad ke-20, dunia usaha perikanan telah mentransformasi dirinya dari yang bersifat subsisten artisanal menjadi salah satu industri penghasil dan pengolah makanan terbesar di dunia. Armada perikanan modern berskala besar dengan ukuran kapal mencapai ribuan ton dan dilengkapi alat tangkap modern seperti trawlers, purse seines, long-lines beserta peralatan pendukungnya termasuk fish finders, GPS, GIS dan remote sensing berkembang sangat pesat, utamanya di negara-negara Eropa Spanyol, Uni Soviet, Portugis, Islandia, Norwegia, Italia dan Inggris, Amerika Utara AS dan Kanada, dan Asia Jepang, Cina, Taiwan, Korea Selatan dan Thailand. Modernisasi untuk menangkap ikan dari laut secara besar-besaran juga dilakukan negara-negara berkembang hampir di seluruh dunia. Akibatnya, laju penangkapan ikan di berbagai laut dunia meningkat sangat tajam. Akhirnya total hasil tangkapan laut dunia mencapai puncak maximum sustainable yield atau potensi lestari maksimum sekitar 100 juta tontahun pada 1995. Selanjutnya, menurut FAO 2006, total hasil tangkapan ikan dunia terus menurun dari tahun ke tahun, yang kini hanya mencapai sekitar 80 juta ton. Tingginya tingkat penangkapan fishing intensity itu mengakibatkan overfishing tangkap lebih berbagai jenis stok ikan, terutama spesies yang bernilai ekonomi tinggi seperti tuna dan jenis ikan pelagis besar lainnya, cod, salmon, udang dan sardine di berbagai belahan laut dunia. Dari 14 daerah penangkapan ikan utama major fishing grounds dunia, sembilan diantaranya telah mengalami eksploitasi penuh fully exploited atau tangkap lebih 87 overfishing. Yang mengkhawatirkan adalah jumlah manusia dalam dasawarsa terakhir lebih besar dari total produksi ikan dunia. Pasokan ikan per kapita secara global menurun dari 14,6 kg pada 1987 menjadi 13,1 pada 2000 FAO, 2002.

5.1.3 Periode Krisis

Sejak 1995 sebenarnya perikanan dunia sudah memasuki periode ketiga, yakni periode krisis. Apabila cara-cara pengelolaan usaha perikanan tangkap tidak segera diperbaiki, maka dikhawatirkan usaha perikanan tangkap dunia akan bangkrut collapse. Lamanya setiap periode sejarah perikanan tersebut bervariasi di setiap kawasan. Di negara-negara Eropa dan Amerika Utara misalnya, periode ke-2 perikanan industri itu berakhir pada awal 1980-an. Boleh jadi periode perikanan industri di Nusantara kita baru mulai sejak diintroduksikannya penggunaan pukat harimau trawlers dan pukat cincin purse seines, sekitar awal 1970-an Soewito dkk, 2000.

5.2 Dinamika Kebijakan Pembangunan Perikanan Indonesia

Sejarah pembangunan perikanan di Indonesia secara garis besar dapat dibagi menjadi empat periode: 1 masa kolonial, 2 masa kemerdekaan sampai 1967, 3 masa pembangunan 1968 – 1999, dan 4 sejak berdirinya DKPKKP Soewito, 2000.

5.2.1. Masa Kolonial

Di masa penjajahan kolonial, sektor perikanan dikelompokkan menjadi dua: 1 perikanan laut yang mengurusi tentang usaha perikanan tangkap dan segenap aspek yang terkait, dan 2 perikanan darat yang mengurusi segala aspek mengenai perikanan budidaya. Hampir seluruh kebijakan perikanan di zaman kolonial ditujukan untuk pemanfaatan sumber daya ikan untuk memenuhi kebutuhan gizi manusia dan mendatangkan manfaat ekonomi, terutama bagi penjajah Belanda dan Jepang. Kebijakan utama pada saat itu meliputi: 1 penelitian potensi perikanan laut dan perikanan darat, 2 pengembangan usaha perikanan tangkap dan perikanan budidaya, 3 penelitian dan pengembangan R D untuk menghasilkan teknologi yang dapat disebarluaskan kepada nelayan dan petani ikan, 4