Ketenagakerjaan Kondisi Ekonomi, Sosial dan Budaya

93 tempat mencari makan feeding grounds, tempat asuhan nursery grounds dan alur ruaya migratory routes ikan dan organisme perairan lainnya telah mengalami kerusakan yang cukup parah, baik akibat perusakan secara fisik penebangan, penambangan, reklamasi dan kegiatan manusia lainnya maupun pencemaran pollution. Sebagian besar nelayan 70 persen saat itu tergolong pra-sejahtera atau miskin. Kegiatan pencurian ikan illegal fishing oleh para nelayan asing pun lagi marak. Hampir 1 juta ton ikan setiap tahunnya dicuri oleh mereka, dengan nilai sekitar US 4 miliartahun. Dukungan politik-ekonomi seperti kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan, infrastruktur, permodalan, SDM dan Iptek terhadap sektor kelautan dan perikanan saat itu pun masih sangat rendah. Mayoritas rakyat mendambakan sektor baru ini menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang mampu memakmurkan bangsa. September 2001 DKP secara resmi mempublikasikan Visi, Misi, Kebijakan dan Program Utamanya. Visinya adalah: ”Ekosistem laut dan perairan tawar beserta segenap sumber daya alam yang terkandung di dalamnya merupakan anugerah Allah SWT yang harus disyukuri, dipelihara kelestariannya dan didayagunakan secara optimal dan berkelanjutan bagi kemajuan, kesejahteraan dan kesatuan bangsa ”. Sementara itu, misi DKP ada lima. Pertama, meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan dan masyarakat pesisir lainnya. Kedua, meningkatkan peran sektor kelautan dan perikanan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Ketiga, meningkatkan kesehatan dan kecerdasan bangsa melalui peningkatan konsumsi ikan dan produk perikanan. Keempat, memelihara dan meningkatkan daya dukung serta kualitas lingkungan perairan tawar, pesisir, pulau-pulau kecil dan lautan. Kelima, menjadikan laut sebagai pemersatu bangsa dan meningkatkan budaya bahari bangsa. Berbagai kebijakan dan peraturan yang telah dikeluarkan guna mencapai visi dan misi DKP adalah: 1. Pengendalian dan optimalisasi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan sesuai potensi produksi lestari. 94 2. Pengembangan usaha perikanan budidaya di lingkungan perairan laut, payau, dan tawar sesuai dengan daya dukung lingkungan wilayah setempat. 3. Penguatan dan pengembangan industri pengolahan hasil perikanan untuk meningkatkan nilai tambah produk perikanan, menciptakan lapangan kerja, dan multilplier effects. 4. Pengembangan industri bioteknologi kelautan dan perikanan. 5. Pembangunan dan investasi pulau-pulau kecil secara optimal, berbasis masyarakat, dan berkelanjutan. 6. Pengembangan usaha sumberdaya kelautan non-konvensional, seperti BMKT Benda Muatan Asal Kapal Tenggelam, industri laut dalam deep sea water industries , dan lainnya. 7. Penguatan dan pengembangan pemasaran produk dan jasa kelautan dan perikanan, baik pasar domestik maupun pasar global. 8. Pengembangan etalase role models kawasan industri perikanan terpadu berbasis perikanan tangkap dan perikanan budidaya di setiap provinsi. 9. Seluruh kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan harus berdasarkan pada prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yang antara lain mencakup tata ruang, konservasi biodiversity, pengendalian pencemaran, dan design and construction with nature. 10. Mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim global, tsunami, gempa bumi, badai, banjir, dan bencana alam lainnya.

5.3. Dinamika Kebijakan Pengelolaan Perikanan Cirebon

Dinas Kelautan dan Perikanan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang pelaksanaannya dijabarkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Lembaran Daerah Kabupaten Cirebon Tahun 2008 Nomor 5 Seri D.4. PERDA tersebut menyatakan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cirebon adalah Lembaga Teknis Daerah berbentuk dinas, merupakan unsur penunjang pemerintah daerah di Bidang Kelautan dan Perikanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang