Sistem Perikanan Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan

37 penangkapan ikan biasanya dilakukan pada saat terjadinya musim pemijahan ikan di suatu daerah penangkapan ikan.

d. Pendekatan Ekonomi Tidak Langsung

Kalau pada tiga kelompok teknik manajemen perikanan tangkap yang diatur adalah kegiatan penangkapan ikan, stok ikan, atau habitat nya; maka pada pendekatan ekonomi ini pengendalian usaha perikanan tangkap dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan cara pengenaan pajak royalti atau pemberian subsidi. Pajak dapat dikenakan terhadap hasil tangkapan atau upaya tangkap seperti setiap hari melaut sebuah kapal ikan dikenakan pajak sebesar Rp. 100.000,-. Dengan adanya pajak, diharapkan nelayan akan mengurangi intensitas penangkapan terhadap stok ikan yang menurut Otoritas Manajemen KKP telah overfishing , sehingga dalam kurun waktu tertentu stok ikan yang overfishing tersebut akan pulih. Sebaliknya, bila kita hendak meningkatkan intensitas penangkapan terhadap stok ikan di suatu wilayah perairan yang belum dimanfaatkan sama sekali underfishing, seperti ZEEI Pasifik dekat Papua, maka kita dapat memberikan subsidi kepada para nelayan atau pengusaha perikanan dengan menyediakan bahan bakar yang lebih murah. Di Kanada, subsidi diberikan berupa uang tunjangan kepada nelayan selama nelayan dilarang melaut oleh Pemerintah, dengan tujuan mengamankan masa pemijahan ikan, sehingga kelestariannya terpelihara.

e. Manajemen Berbasis Ekologi

Hampir semua teknik manajemen perikanan tangkap yang diuraikan terdahulu dasarnya adalah mengendalikan aktivitas penangkapan terhadap satu jenis stok ikan a single fish stock. Akhir-akhir ini disadari, bahwa pendekatan manajemen perikanan tangkap yang hanya fokus pada satu jenis stok ikan yang menjadi target usaha penangkapan adalah keliru atau kurang tepat. Karena pada kenyataannya di laut, suatu jenis ikan tidak hidup sendirian. Ikan tersebut berinteraksi dengan ikan atau biota laut lainnya melalui hubungan mangsa-memangsa predator-prey interactions , kompetisi memperebukan jenis makanan atau tempat ruang kehidupan yang sama. Kehidupan stok ikan di laut juga dipengaruhi oleh faktor- 38 faktor abiotik lingkungan laut seperti suhu, salinitas, arus, gelombang, dan iklim. Atas dasar pertimbangan inilah, sejak akhir 1980-an telah berkembang teknik pendugaan stok ikan fish stock assessment berdasarkan pada pertimbangan ekosistem atau ekologi, seperti Program Komputer ECOPATH dan ECOBASE yang dikembangkan oleh ICLARM dan Fisheries Center, Univbersity of British Columbia, Canada . Beranjak dari pendugaan stok ikan yang berbasis ekologi iniliah, teknik menajemen diterapkan secara lebih akurat. Contoh yang paling baik dalam menerapkan teknik manajemen perikanan tangkap berbasis ekologi adalah menetapkan suatu daerah perairan laut dengan luasan tertentu sebagai sebagai Kawasan Konservasi Laut Marine Protected Area . Filosofi Kawasan Konservasi Laut KKL adalah bukan melindungi satu jenis stok ikan saja dari kegiatan usaha penagkapan ikan atau aktivitas manusia lainnya, tetapi yang dilindungi adalah suatu kawasan perairan sebagai satu satuan ekosistem laut. Dengan demikian, yang dilestarikan oleh KKL bukan hanya keanekaragaman biodiversity pada tingkat level spesies, tetapi juga tingkat gen, populasi, komunitas, dan proses-proses ekologis life-supporting functions yang menentukan kelestarian keseluruhan ekosistem laut tersebut. Implementasi KKL secara benar telah membuahkan keberhasilan dan sekaligus membuktikan teori ekologi, bahwa bila suatu ekosistem laut yang telah mengalami kerusakan akibat overeksploitasi diamankan, tidak dieksploitasi untuk jangka waktu tertentu, maka ekosistem tersebut bisa pulih kembali. Dari KKL yang telah pulih diekspor milyaran larvae dan juveniles ikan serta berbagai jenis biota lainnya ke kawasan perairan sekitarnya. Oleh sebab itu, kawasan perairan di sekitar KKL menjadi semakin subur dan produktif dengan berbagai jenis ikan dan biota laut lainnya, yang pada gilirannya meningkatkan hasil tangkap para nelayan yang beroperasi di kawasan perairan sekitar KKL termaksud. Kisah keberhasilan success stories tentang KKL dalam kaitannya dengan manajemen perikanan tangkap yang menguntungkan dan berkelanjutan dapat dijumpai di Malaysia, Pilipina, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Amerika Latin dan Pasifik Selatan.