Pengendalian Hasil Tangkap OutputCatch Control 1. Jumlah ikan hasil tangkapan yang diperbolehkan Total Allowable

44 Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perikanan, nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Ditjen Perikanan 2000 mengklasifikasi nelayan berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan pekerjaannya yaitu: 1 Nelayan penuh, adalah orang yang seluruh waktu kerjanya digunakan untuk pekerjaan penangkapan ikan. 2 Nelayan sambilan utama, adalah orang yang sebagian besar waktu kerjanya digunakan untuk penangkapan ikan, disamping itu mereka dapat mempunyai pekerjaan lain. 3 Nelayan sambilan tambahan, adalah orang yang sebagian kecil waktu kerjanya digunakan untuk melakukan pekerjaan penangkapan ikan. Sementara itu, Satria 2002 menggolongkan nelayan menjadi empat tingkatan yang dilihat dari kapasitas teknologi alat tangkap dan armada, orientasi pasar, dan karakteristik hubungan produksi yaitu: 1 Peasant-fisher nelayan tradisional - Hasil tangkapan yang dijual lebih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, bukan diinvestasikan. - Umumnya masih menggunakan alat tangkap tradisional dayung atau sampan tidak bermotor dan masih melibatkan anggota keluarga sebagai tenaga kerja utama. 2 Post-peasant-fisher - Penggunaan teknologi penangkapan ikan yang lebih maju. - Orientasi pasar - Tenaga kerja sudah meluas dan tidak bergantung pada anggota keluarga. 3 Commercial fisher - Orintasi pada peningkatan keuntungan - Skala usaha besar - Teknologi lebih modern - Tenaga kerja banyak mulai buruh hingga manajer. 4 Industrial fisher - Diorganisasi dengan cara-cara yang mirip dengan perusahaan agroindustri di negara-negara maju. 45 - Relatif lebih padat modal. - Memberikan pendapatan yang lebih tinggi baik untuk pemilik maupun tenaga kerja lainnya. - Menghasilkan produk untuk ikan kaleng dan ikan beku yang berorientasi ekspor.

2.6 Kemiskinan Masyarakat Nelayan dan Penyebabnya

Kawasan pesisir coastal zone adalah daerah pertemuan antara ekosistem laut dan darat, yang merupakan tempat atau habitat bagi berbagai mahluk hidup serta mengandung berbagai sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Kawasan ini pada umumnya merupakan tempat konsentrasi pemukiman penduduk beserta segenap aktivitas pembangunannya. Menurut Cicin-Sain and Knecht 1998, lebih dari separuh jumlah penduduk dunia bermukim di kawasan pesisir, dan sekitar dua pertiga kota-kota besar dunia juga terletak di kawasan ini. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk di kawasan pesisir lebih besar ketimbang yang terjadi di daerah hulu upland areas. Oleh karena itu, berbagai persoalan sosial ekonomi muncul di kawasan pesisir sebagai akibat dari banyaknya kegiatan manusia di tempat ini. Salah satu persoalan pokok adalah kemiskinan. Studi komprehensif Bank Dunia memperkirakan dari enam milyar penduduk bumi, sekitar 1,2 milyar orang berpenghasilan kurang dari US 1 setiap hari. Dengan kata lain, mereka hidup dalam kemiskinan total. Sedangkan 2,8 milyar orang memiliki penghasilan kurang dari US 2 per hari. Artinya, sekitar 4 milyar orang penduduk bumi hidup dalam kemiskinan Sutjipto, 2006. Kemiskinan merupakan masalah sosial utama umat manusia saat ini. Ada yang mengatakan nelayan itu miskin, bahkan termiskin diantara orang miskin. Menurut Dahuri 2000, salah satu ciri utama masyarakat pesisir adalah masalah kemiskinan. Sulit untuk dipungkiri bahwa kemiskinan adalah sebagai problem yang multidimensional. Bahkan banyak pihak beranggapan bahwa kemiskinan adalah akar dari segala akar persoalan kemanusiaan, karena kemiskinan dapat menimbulkan kriminalitas, radikalisme dan terorisme. Para ilmuwan sosial melihat kemiskinan dari tiga pendekatan definisi secara luas Njeru, 2004