39
2.4 Integrasi Subsektor Perikanan Tangkap ke dalam Pengelolaan Pesisir
Terpadu
Aktivitas perikanan tangkap di wilayah perairan laut, khususnya laut pesisir coastal waters, nearshore waters, tidak berdiri sendiri. Di dalam wilayah ruang
laut itu terdapat pula berbagai kegiatan ekonomi pembangunan lainnya, seperti pariwisata bahari, pengeboran dan penyulingan minyak dan gas, pertambangan
umum, perhubungan laut dan pelabuhan, dan budidaya laut mariculture. Subsektor perikanan tangkap berinteraksi dan saling mempengaruhi dengan
sektor-sektor pembangunan lainnya melalui perebutan ruang wilayah laut, limbah yang dihasilkan oleh masing-masing sektor, produk dan jasa yang dihasilkan oleh
masing-masing sektor, dan perebutan tenaga kerja. Diantara sektor-sektor pembangunan tersebut, perikanan tangkap dalam
banyak hal lebih sebagai sektor yang dirugikan, karena lebih banyak menerima dampak negatip impact taker dari sektor-sektor lainnya dari pada sebagai
penghasil dampak negatip impact maker Scialabba, 1998. Dalam hal pencemaran, kegiatan perikanan tangkap sedikit sekali atau bahkan tidak
membuang limbah ke laut. Sebaliknya, pengeboran migas, pertambangan, perhubungan laut dan pelabuhan, dan sektor lainnya pada umumnya membuang
limbah ke laut dalam jumlah yang cukup besar dan mengandung bahan pencemar pollutants yang lebih membahayakan kehidupan biota laut dan manusia, seperti
logam berat dan B
3
Bahan Berbahaya dan Beracun lainnya. Sektor-sektor pembangunan tersebut bersama dengan pembangunan pesisir
coastal development seperti pembangunan pelabuhan, dermaga jetty, pemecah gelombang breakwaters, dan reklamasi lahan dan perairan pesisir untuk
kawasan tambak, industri, perumahan real estate, pusat bisnis dan perbelanjaan business and shopping centers, dan lainnya biasanya merusak dan mengalih
fungsikan mangrove, terumbu karang, padang lamun, estuari, dan ekosistem pesisir lainnya menjadi ekosistem buatan man-made ecosystems. Padahal,
ekosistem-ekosistem pesisir tersebut merupakan pusat keanekaragaman hayati dan daerah pemijahan spawning grounds serta daerah asuhan nursery grounds dari
sekitar 85 persen dari seluruh ikan dan biota laut tropis lainnya Berwick, 1983.
40
Dengan perkataan lain, berbagai ekosistem pesisir tersebut sangat menentukan kelestarian sustainability dari sumber daya ikan dan usaha perikanan tangkap.
Oleh karena itu, pengelolaan perikanan tangkap akan sangat sulit atau bahkan tidak mungkin berhasil, jika dalam design dan implementasi nya tidak
melibatkan sektor-sektor pembangunan lainnya secara terpadu Dahuri, et al., 1996; Chua, 2007; dan White, et al., 2007.
Selain menerima dampak dari berbagai kegiatan pembangunan manusia yang ada di dalam wilayah pesisir itu sendiri, wilayah perairan pesisir laut pesisir
yang merupakan habitat dari sumber daya ikan yang menjadi target kegiatan perikanan tangkap juga menerima dampak externalities dari berbagai macam
kegiatan pembangunan dan proses alam yang berlangsung di daratan lahan atas. Pada umumnya, eksternalitas tersebut berupa bahan pencemar dari berbagai
aktivitas pembangunan dan manusia rumah tangga, perkotaan, industri, pertambangan, pertanian, dan lainnya yang terangkut melalui aliran air sungai,
aliran air permukaan run-off ketika turun hujan, atau aliran air tanah ground
water yang bermuara ke laut. Bahan pencemar dari daratan ke laut juga bisa
melalui udara, yaitu berupa gas buang emissions dari pabrik-pabrik seperti SO
x
sulfur oksida dan NO
x
nitrogen oksida, dan terdposisi di laut atmospheric deposistion
Clark, 2000. Jenis eksternalitas lain dari beragam aktivitas pembangunan dan manusia di
daratan yang dapat menimbulkan dampak negatip terhadap ekosistem laut, khususnya laut pesisir, adalah sedimen dan perubahan aliran air sungai. Sedimen
biasanya berasal dari tanah top soil yang tererosi oleh terpaan air hujun pada areal lahan yang tidak bervegetasi atau kawasan hutan yang mengalami
penggundulan. Kemudian, sedimen itu terbawa ke laut melalui aliran air sungai maupun runoff. Endapan sedimen di laut dapat mengakibatkan organisme yang
hidup di dasar benthic organisms tertimbun smothered, insang ikan terlapisi yang dapat membuat ikan mati lemas asphyxia, dan kolom air menjadi keruh
yang menghambat proses fotosintesa serta menurunnya produktivitas primer perairan laut Clark, 2002.
Sementara itu, konstruksi bendungan waduk, check dam, landasan pacu pelabuhan runway, dan coastal constructions lainnya dapat merubah pola aliran
41
air di wilayah laut pesisir, yang bisa berdampak negatip terhadap sub-sektor perikanan tangkap Clark, 1992.
Dengan demikian, kelestarian sumber daya ikan dan usaha perikanan tangkap di laut tidak bisa terlepas dari pengelolaan kegiatan pembangunan dan
manusia yang berlangsung di lahan atas upland areas. Dengan perkataan lain, keterpaduan ruang spatial integration sangat diperlukan dalam pengelolaan
wilayah pesisir dan lautan yang merupakan habitat tempat hidup ikan dan beragam biota laut lainnya yang menjadi target usaha penangkapan ikan.
Meskipun pengelolaan pesisir terpadu integrated coastal management,
ICM sangat penting bagi keberlanjutan sumber daya ikan dan usaha perikanan
tangkap di laut, tetapi tidak berarti ICM akan menggeser atau meniadakan peran pengelolaan perikanan tangkap. ICM justru bersifat komplementer dan
mendukung pengelolaan perikanan tangkap agar usaha perikanan tangkap di laut dapat berlangsung secara menguntungkan, optimal, dan berkelanjutan Cicin-Sain
and Knect, 1998. Dalam prakteknya, pengelolaan perikanan tangkap fokus pada bagaimana menerapkan segenap pendekatan dan teknik pengelolaan management
measures yang dapat memastikan kelestarian sumber daya ikan dan usaha perikanan tangkap, seperti penetapan kuota penangkapan total allowable catch,
pembatasan ukuran mata jaring, closed areas, closed seasons, dan pemberlakuan kawasan konservasi laut marine protected area, MPA Charles, 2001. Pada
saat yang sama, ICM mengamankan sumberdaya ikan dan usaha perikanan tangkap dengan cara melindungi habitat ekosistem dimana ikan dan biota laut
lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang biak dari pencemaran, sedimentasi, perusakan ekosistem pesisir secara fisik, dampak negatip dari perubahan iklim
global, dan tekanan lingkungan environmental pressures lainnya Dahuri, et al.; Chua, 2007.
ICM melindungi dan mendukung subsektor perikanan tangkap antara lain dengan cara mengimplementasikan dan menegakkan hukum law enforcement
tata ruang darat-pesisir-lautan secara terpadu, pengendalian pencemaran baik yang berasal dari sumber-sumber pencemaran di darat land-based pollution sources
maupun dari sumber-sumber pencemaran di laut marine-based pollution sources
, pedoman konstruksi dan rekayasa pesisir dan lautan guidelines for