Perkembangan Kelapa Sawit Indonesia

302 mengolah CPO untuk dijadikan barang setengah jadi ataupun barang jadi untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk diekspor. Selain itu, meskipun Indonesia bersama Malaysia sama-sama merupakan negara penghasil minyak sawit terbesar, namun Indonesia tidak berlaku sebagai market leader melainkan market follower.

9.1.2. Perkembangan Kelapa Sawit Indonesia

Kelapa sawit memiliki nama latin Elaeis Guineensis yang merupakan tanaman asli dari Afrika Barat. Awalnya tanaman ini merupakan tanaman hias yang berada di Kebun Raya Bogor. Dengan alasan tanaman ini merupakan jenis tanaman palma, maka Indonesia menamakannya sebagai Kelapa Sawit. Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia pada awalnya banyak diusahakan oleh perusahaan milik negara dan swasta. Sejak tahun 1980-an perkembangannya menjadi sangat cepat karena adanya kebijakan pola inti plasma yang dikembangkan oleh pemerintah. Pada tahun 1990-an perkebunan swasta dan perkebunan rakyat memiliki perkembangan yang tinggi namun dalam pengelolaannya masih banyak mengabaikan masalah produktivitas, lingkungan dan kesehatan konsumen terutama minyak sawit dari perkebunan rakyat, sedangkan perkebunan negara tidak mengalami perkembangan yang signifikan. Pada tahun 2005 luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia mencapai 5,6 juta hektar, atau mengalami peningkatan sebesar lima kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 1990. 303 Perkebunan kelapa sawit Indonesia terdapat di Pulau Sumatera, terutama di Riau dan Sumatera Utara, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Perkembangan luas areal Perkebunan Kelapa Sawit dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 80. Wilayah Perkebunan Kelapa Sawit Indonesia dalam Ha Tahun 2000-2005 No. Pulau 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 Sumatera 3.162.045 3.630.432 3.898.442 4.031.855 4.185.364 4.266.721 2 Jawa 18.654 20.331 23.234 23.456 24.713 25.388 3 Kalimantan 809.020 880.913 975.186 969.635 1.005.049 1.018.620 4 Sulawesi 120.253 131.443 143.398 145.735 151.046 153.818 5 Papua 48.105 50.137 52.817 68.490 76.485 80.949 Jumlah 4.158.077 4.713.256 5.075.057 5.239.171 5.442.657 5.597.718 Sumber : Profil Kelapa Sawit Indonesia, Dirbun 2005. Dari Tabel 80 dapat diketahui, perkebunan kelapa sawit banyak berada di Pulau Sumatera, di mana pada tahun 2005 luas areal perkebunan di Sumatera mencapai 4,27 juta hektar. Dengan kata lain, pulau Sumatera memiliki 77 luas areal perkebunan dari total keseluruhan luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sebelum tahun 1976 sistem pengembangan industri kelapa sawit Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan dalam kebijakan pemerintah. Di di Indonesia, dua pemilik perkebunan terbesar adalah milik negara 67 dan milik swasta 33 dengan areal terbesar ada di Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Lampung, perluasan areal sawit adalah melalui rehabilitasi dan pengembangan perkebunan milik pemerintah dan konversi tanaman karet dengan kelapa sawit. Sedangkan di Malaysia, luas areal tanaman kelapa sawit umumnya dimiliki oleh pemerintah dan swasta, perluasan areal 304 tanaman dilakukan dengan penanaman kembali areal tanam karet dengan tanaman kelapa sawit karena sudah tidak tersedianya lahan baru. Pada tahun 1980-an, di Indonesia mulai dilakukan pengembangan perkebunan rakyat dan memberi hasil yang signifikan, tahun 1994 telah dicapai pertumbuhan luas perkebunan rakyat terbesar menjadi 26,2 dan naik menjadi 31,7 dari produksi total Nasional Indonesia pada tahun 2000- an. Pengembangan perkebunan rakyat ini meliputi pengembangan perkebunan di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Penyumbang terbesar areal perkebunan sawit di Indonesia tahun 2000 adalah perusahaan swasta dengan kontribusi sebesar 50,5 luas areal sawit Nasional. Dari tahun ketahun pertumbuhan luas kebun milik swasta semakin besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan kebun rakyat dan milik pemerintah. Hal ini mencerminkan keseriusan pemerintah untuk mendorong peran swasta dengan memberikan berbagai insentif berupa kemudahan mendapatkan pinjaman dan insentif bunga pinjaman bagi pengembang, pembukaan lahan dan pembangunan pabrik kelapa sawit baru. Casson,1999 Pada awalnya industri sawit Indonesia dan Malaysia sama-sama sebagai pegambil harga, namun selama dua dekade terakhir terdapat temuan yang unik yaitu pertumbuhan luas areal perkebunan sawit Malaysia rata-rata 6,2 per tahun dan pertumbuhan rata-rata penjualan minyak sawit per tahun yaitu 13,4 dan angka ini termasuk besar. Terbukti dari Perencanaan Pembangunan Pertanian ke-9 Malaysia, program revitalisasi pertanian dijadikan sebagai mesin pertumbuhan ekonomi negara, 305 menekankan penggunaan teknologi moderen untuk memproduksi spesies bibit unggul, meningkatkan hasil pertanian, meningkatkan akses pasar, mempromosikan usahatani yang baik dan menguntungkan.

9.1.3. Kinerja Industri Kelapa Sawit Indonesia