205
modalnya di perkebunan Indonesia, Vietnam dan Brazil yang memiliki lahan terluas dan keberlimpahan tenaga kerja.
Di sisi lain, Industri Sawit Malaysia telah memiliki posisi bagus dalam menyebarkan fabrikasi minyak dan produk sawit, bahkan telah menjadi
pensuplai komponen industri hilir produk sawit di luar negeri. Kemapanan industri pengilangan dan pabrik oleokimia di luar negeri banyak memberi
keuntungan, baik dari sisi jaringan perdagangan komponen industri maupun nilai tambah value added produk minyak sawit dan biomass. Strategi global
ini telah mampu menaikkan daya saing Industri Sawit Malaysia di luar negeri.
6.9. Penggunaan Teknologi sebagai Dasar Pengembangan Pasar Minyak Sawit Malaysia
Menurut Carlton dan Perlof, 2001, hubungan antara input dan output yang menghasilkan out put maksimum dari penggunaan input
tertentu, ditentukan oleh penerapan teknologi terutama dalam efisiensi biaya. Sedangkan menurut Ronald H. Coase, 1937, menjelaskan bahwa
perusahaan dan pasar disebut sebagai pengertian alternatif dari aktivitas organisasi perekonomian. Coase menekankan bahwa pengertian pasar
dalam hal ini meliputi biaya dan biaya dapat menentukan struktur pasar. Menurut Weng Kin Lai et al, 2007, Malaysia dikaruniai iklim tropis
yang kondusif bagi pertumbuhan berbagai komoditi komersial seperti kelapa sawit, karet, coklat dan sebagainya. Namun, Organisasi Pangan Dunia
FAO memprediksi akan terjadi persaingan antara eksportir dari negara
206
berkembang dengan eksportir dari negara maju dalam bisnis komoditi pertanian untuk sepuluh tahun yang akan datang.
Persaingan keras terjadi seiring naiknya produktivitas usahatani negara maju dan naiknya produksi global, pada akhirnya terjadi penurunan
harga komoditi pertanian. Petani harus bekerja keras meningkatkan efisiensi untuk mendapatkan keuntungan usahanya.
Sesuai Perencanaan Pembangunan Pertanian ke-9 Malaysia dimana program revitalisasi pertanian dijadikan sebagai mesin pertumbuhan
perekonomian negara, menekankan penggunaan teknologi moderen untuk memproduksi spesies bibit unggul, meningkatkan hasil pertanian,
meningkatkan akses pasar, mempromosikan usahatani yang baik dan menguntungkan.
Penerapan teknologi yang digalakkan akhir-akhir ini pada industri sawit Malaysia adalah teknologi berbasiskan informasi dan komunikasi
Information Communication Technology-ICT untuk membagi informasi dan data, meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri sawit Malaysia. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat peranan teknologi dalam upaya efisiensi usaha pada industri sawit Malaysia. Lihat Gambar 14.
- Suplai CPO Pengadaan suplai minyak sawit Malaysia berawal dari kajian tentang
pasar oleh badan riset yang baik dan profesional seperti oleh Palm Oil Research Industry Malaysia PORIM, Edvanded Biotecknologi Reseach-
MPOB dan badan riset milik perusahaan swasta Malaysia. Seperti penelitian pada bibit unggul, harus menurut kebutuhan pasar yang dikoordinir secara
207
sistemik dengan teknologi komunikasi dan informasi ICT Nasional Malaysia. Seiring temuan bibit unggul tersebut, dibuat perencanaan dan
manajemen usahatani yang baik, dikoordinir oleh pemerintah melalui MPOB atau badan yang telah disertifikasi oleh MPOB.
- Produksi
Pada proses produksi, terlebih dahulu dilakukan penelitian tentang lingkungan secara akurat memakai alat moderen tentang kualitas tanah
dengan bantuan teknologi penginderaan dari satelit Remote Sensing-RS, Dicision Support System-DCS, Global Positioning System-GPS, Information
Communication Technology-ICT dan sebagainya. Data disimpan pada pusat data dan informasi tentang data didistribusikan melalui teknologi informasi
keberbagai lokasi dimana bibit unggul diusahakan, seterusnya disalurkan pupuk sesuai kebutuhan, dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman
beserta penyaluran bahan-bahannya sesuai rekomendasi dari instansi yang kompeten pada bidangnya.
- Pengolahan Produksi
Setelah tanaman menghasilkan buah, dilakukan panen yang dibantu teknologi penginderaan satelit, memetakan wilayah buah tanaman sawit
yang benar-benar layak dipanen, setelah pemanenan dilakukan proses pemilahan buah sawit berdasarkan kelas mutunya, dan diolah memakai
mesin dengan teknologi moderen dan baik.
208
Gambar 14. Penerapan Teknologi dalam Pengelolaan Industri Minyak Sawit Berbasis Komunikasi Terpadu.
- Penyimpanan dan Distribusi
Segera setelah proses produksi selesai, dilakukan distribusi ke pasar memakai kereta api atau mobil tangki dengan sarana dan prasarana
transportasi yang amat baik menuju ke pelabuhan seperti Klang, Butterworth, Kuantan, Pasir Gudang, Sabah, Serawak untuk dikapalkan menuju negara
tujuan ekspor, dan jika belum tersalurkan dilakukan proses penyimpanan menurut daya tahan simpan dan kemudian didistribusikan menurut pesanan
menurut jadwal dari divisi marketing.
- Pasar dan Konsumen
Pada proses pemasaran, dilakukan kajian secara terus menerus oleh badan-badan yang memiliki divisi penelitian pasar dan konsumen seperti
Bibit Unggul
Kebutuhan Konsumen
Perencanaan Usahatani
Manajemen Monitoring
Lingkungan Penyaluran
Pupuk
Pengendalian HPT
Hasil Ustan
Kualitas QC
Menuju Pasar
Harvesting Daya Tahan
Penyimpanan
Marketing Tren Selera
Konsumen
T AN
T A
N G
A N
D AL
A M
U S
T AN
S A
WI T
SUPLAI CPO PRODUKSI
PROSESI NG PENYI MPANAN
DI STRI BUSI PASAR
KONSUMEN
Klasifikasi Mutu
209
MPOB, MPOC, MPOPC, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia-MPOA, Asosiasi Perusahaan Minyak Makan Orang Malayu MEOMA, Kelompok Perusahaan
Olekimia Malaysia MOMG, Persatuan Petani Kecil Sawit Malaysia NASH, Asosiasi Perusahaan Penjernih Minyak Sawit Malaysia PORAM meliputi
selera konsumen consumer trend, keluhan konsumen dan pelayanan terhadap konsumen. Hasil kajian ini sangat berguna bagi penyediaan data
untuk memenuhi kebutuhan konsumen pada divisi suplai dan proses produksi.
6.10. Koordinasi Vertikal dan Integrasi Vertikal