Model Ekonometrika 1. Hubungan Struktur, Perilaku dan Kinerja
131
IKDW suatu industri sama dengan nol, maka tidak ada manfaat yang diperoleh dengan mendorong perusahaan untuk mengubah
outputnya. Bila IKDW lebih besar dari nol, maka kesejahteraan sosial akan meningkat dengan adanya kenaikan output industri.
4.3. Model Ekonometrika 4.3.1. Hubungan Struktur, Perilaku dan Kinerja
Edward S. Mason dalam Joe S. Bain, 1956, awalnya membuat pernyataan bahwa jika ingin melihat kejadian di suatu pasar, di mana ada
harga yang naik atau tinggi dalam suatu pasar, maka kita harus melihat dari kinerja suatu pasar. Kinerja itu sendiri menurut Mason, dilihat dari
perilakunya yang tercermin dari struktur pasar tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa untuk melihat suatu kinerja pasar itu baik atau buruk,
terlebih dahulu harus melihat struktur pasar yang mempengaruhi perilaku pasar tersebut. Joe S. Bain, 1956, merupakan orang pertama yang
melakukan pendekatan Mason tersebut ke dalam sebuah teori empiris. Bain mencoba membuat suatu persamaan sederhana untuk mencoba
membuktikan apa yang dikatakan Masson, yaitu kinerja di pengaruhi oleh struktur. Persamaan yang dibentuk oleh Bain adalah sebagai berikut :
P = f S Di mana :
P = Performance S = Struktur
132
Kemudian Bain, 1956, mencari variabel yang mempengaruhi struktur tersebut. Ditemukan bahwa yang menentukan struktur
terkonsentrasi atau tidak adalah variabel tingkat konsentrasi dan tingkat hambatan masuk. Sehingga besaran kinerja merupakan fungsi dari tingkat
konsentrasi dan tingkat hambatan masuk. Persamaan di atas diperjelas lagi seperti di bawah ini :
P = f CR, EB Di mana :
CR = Concentration Rate EB = Entry Barrier
Untuk Entry Barrier hambatan masuk dapat dilihat dari Minimum Eficiency of Scale MES dan Product Differentiated. Sehingga,
persamaan di atas menjadi :
P = f CR, MES, DIFT Di mana :
CR = Concentration Rate
MES = Minimum Eficiency of Scale DIFT = Product Differentiated
Dari persamaan di atas, Bain 1953, mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat konsentrasinya maka akan semakin tinggi tingkat
hambatan masuk ke dalam suatu pasar, sehingga pasar tersebut akan
133
memiliki kinerja yang buruk karena mendekati monopoli, di mana pada struktur pasar ini, persaingan hampir tidak ada. Dari persamaan tersebut,
juga dapat diketahui bahwa struktur akan mempengaruhi kinerja melalui perilaku suatu perusahaan atau suatu industri.
Dalam penulisan disertasi ini, penulis menggunakan landasan teori SCP yang dikemukakan oleh kaum strukturalis. Kaum ini mengatakan
bahwa struktur mempengaruhi perilaku, dan perilaku pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja. Elemen yang digunakan dalam mengukur struktur
adalah entry barriers yang diproksikan dengan MES Minimum Eficiency of Scale, tingkat konsentrasi dengan menggunakan metode pengukuran CR
Concentration Ratio. Melalui struktur tersebut, penulis mengggunakan proksi profitability atau tingkat keuntungan dengan menggunakan
perhitungan PCM.
4. 3.2. Defenisi Variabel 4.3.2.1. PCM atau Price-Cost Margin
Untuk mengukur tingkat kekuatan pasar digunakan indeks lerner. Persamaan yang terbentuk adalah :
MR = P + ΔP = P 1 + Q ΔP
ΔQ P ΔQ
Dalam persamaan di atas mengandung elastisitas permintaan, yaitu :
ΔQ
ε
it
= Q = - P
ΔQ ΔP
P Q
ΔP
134
sehingga penerimaan marginal dapat ditulis sebagai berikut :
MR = P + Q ΔP = P 1 + Q ΔP = P 1 - 1
ΔQ P ΔQ
ε
QP
Lerner, dalam pesaingan tidak sempurna, suatu perusahaan akan memaksimalkan keuntungannya atau profitnya dengan memilih tingkat
output ketika biaya marginal berada pada tingkat yang sama dengan pendapatan marginal MC = MR. Sehingga keuntungan maksimum
terbentuk ketika :
MR = P 1 - 1 = MC
ε
QP
Dengan demikian, Lerner melihat tingkat kekuatan pasar bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan suatu perusahaan untuk
meningkatkan tingkat harga di atas biaya marginal. Hal ini dapat dijelaskan melalui persaman matematis yang dibuatnya berikut ini :
P 1 - 1 = MC
ε
QP
menjadi ;
P - P = MC
ε
QP
Sehingga melalui persamaan di atas, terbentuklah persamaan Lerner yang disebut juga Lerner Index seperti di bawah ini :
P - MC = 1
135
P
ε
QP
Sisi kiri persamaan menunjukkan selisih antara tingkat harga dengan biaya marginal yang kemudian dibagi dengan tingkat harga. Hal
inilah yang menurut Lerner dapat menggambarkan kekuatan pasar suatu perusahaan. Untuk menggambarkan struktur pasar, Lerner menggunakan
angka berkisar antara satu hinggal nol. Untuk pasar yang kompetitif, menandakan bahwa tingkat harga sama dengan biaya marginal, sehingga
indeks Lerner bernilai nol. Sedangkan untuk pasar monopoli, indeks Lerner akan mendekati satu atau di mana dengan perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa tingkat harga akan semakin jauh perbedaannya dengan biaya marginal. Sehingga dapat disimpulkan semakin besar indeks
Lerner, maka semakin besar kekuatan pasar yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Selain itu, jika ditinjau dari elastisitas permintaan, semakin
besar elastisitas permintaan membuat kekuatan pasar yang dimiliki oleh perusahaan semakin besar.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya, perolehan data mengenai Marginal Cost MC sangat sulit. Maka para
ekonom, seperti Collin-Preston pada tahun 1969, mengasumsikan industri bersifat constant return to scaleI CRTS. Hal ini menjadikan pada jangka
panjang biaya marginal sama dengan biaya rata-rata AVC atau Average Cost. Oleh sebab itu, dari perjalanan panjang indeks Lerner ini diperoleh
persamaan sebagai berikut : LI = P -
ΔVC
136
P Di mana :
LI = Lerner Index
P = Price atau harga
MC = Marginal Cost atau biaya marjinal
Persamaan di atas kemudian dikenal dengan Price-Cost Margin. Selain dengan persamaan di atas, PCM juga dapat dihitung dengan
menggunakan rumus seperti berikut :
PCM = NILAI TAMBAH - UPAH OUT PUT
PCM merupakan variabel standar yang digunakan untuk mendekati indeks Lerner yang digunakan mengukur seberapa besar kekuatan pasar.
Sebenarnya PCM merupakan perkiraan kasar mengenai keuntungan perusahaan. Namun, karena keterbatasan data, proksi semacam ini
banyak digunakan dalam studi literatur ekonomi industri, khususnya dalam pencarian hubungan antara tingkat konsentrasi dengan PCM. Para
ekonom tersebut juga beranggapan bahwa PCM dapat dijadikan proksi yang baik untuk indeks Lerner. Dalam penulisan disertasi ini digunakan
persamaan PCM dengan cara mengurangi nilai tambah dengan upah lalu membaginya dengan jumlah output.