125
pasar oligopoli untuk melakukan kolusi dan menghindari persaingan. Mereka akan berkolusi jika mereka berada pada kondisi yang lebih baik
dibandingkan jika mereka menentukan harga sendiri-sendiri. Terlebih lagi jika mereka menganggap bahwa ketergantungan mereka terhadap pesaing
merupakan hambatan mereka untuk menentukan harga sendiri. Pada sisi lain, ada perusahaan yang menganggap faktor saling ketergantungan ini
dapat dijadikan senjata untuk melakukan kompetisi dan membuat pesaingnya keluar dari pasar.
Istilah kolusi menunjukkan suatu keadaan di mana dua atau lebih perusahaan bersama-sama menentukan harga atau output mereka atau
membentuk suatu kesepakatan dalam melakukan tindak bisnis mereka yang pada akhirnya akan memunculkan kartel dalam perekonomian.
4.2.2.3. Faktor-Faktor Terbentuknya Kolusi
Selain ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar, faktor pemicu adanya kolusi adalah:
1. Konsentrasi dan jumlah perusahaan Semakin tinggi tingkat konsentrasi, semakin tinggi kekuatan pasar
yang dimiliki suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadinya kolusi di antara mereka. Semakin sedikit pemimpin perusahaan
maka akan semakin kuat kendali yang dapat dilakukan terhadap strategi yang diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan
kesekapatan tersebut. Oleh karena itu, kolusi akan lebih stabil dan akhirnya akan menuju ke monopoli.
126
2. Persaingan non-harga Persaingan non-harga merupakan substitusi dari persaingan harga
yang dapat digunakan untuk merebut pangsa pasar pesaing. Namun butuh biaya yang tidak sedikit untuk melakukannya, sehingga jika dilakukan
dengan kolusi dan kerjasama akan lebih baik. 3. Pengalaman
Pengalaman Long industry experience, Industri-industri yang sudah berada lama dalam pasar pada umunya sudah saling mengenal
karakteristik masing-masing dan mengalami situasi secara bersama-sama. Oleh karena itu menjadi lebih mudah dan memungkinkan bagi mereka
untuk melakukan kolusi.
4.2.2.4. Bentuk-Bentuk Kolusi
Kartel merupakan persetujuan penggabungan usaha secara terbuka dan formal. Persoalan yang diangkat dari kartel ini adalah bagaimana
perusahaan-perusahaan yang bergabung itu bersama-sama menentukan tingkat harga yang berlaku dan jumlah produksi yang akan dihasilkan
untuk mencapai laba maksimum. Terdapat dua wujud kerjasama, yaitu penentuan tingkat harga dan pembagian pangsa pasar. Sehingga, terdapat
dua kemungkinan yang dapat ditempuh, pertama adalah membiarkan tiap perusahaan berproduksi sesuai kemampuan dan menjualnya ke pasar
pada tingkat harga yang telah disepakati bersama. Kedua, menentukan kuota masing-masing perusahaan dalam bentuk jumlah output atau dapat
pula dalam bentuk pembatasan daerah penjualan.
127
Kartel adalah bentuk konsentrasi usaha yang berdasarkan atas perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya dengan maksud akan
mempengaruhi harga dengan mengatur produksi atau pemasaran suatu barang dan jasa. Dengan sifatnya seperti itu di Indonesia, berdasarkan UU
No. 5 Tahun 1999 kartel termasuk ke dalam monopoli dan dapat menimbulkan persaingan yang tidak sehat.
4.2.2.5. Kerjasama Tersembunyi