239
peningkatan variabel eksogen tersebut mempengaruhi peningkatan variable endogen. Selain itu, model persamaan struktural di atas memiliki R-squared
pada masing-masing regresi variabel, dengan tingkat signifikasi pada level 0.01 dan 0.2 menururt regresi Pearson, artinya faktor-faktor yang dijadikan
variabel independen mampu menerangkan variasi penyebab variabel dependen sebanyak prosentase 99 dan 80 sisanya diterangkan oleh
faktor lain selain variabel yang terdapat dalam persamaan struktural tersebut.
8.3.2. Hipotesa Analisis Ekonometrika Industri Sawit Malaysia
Hipotesa yang penulis buat untuk diuji kebenarannya adalah : SCP dapat menjelaskan hubungan antara kinerja dan struktur
dari Industri Kelapa Sawit di Malaysia, di mana : • Semakin tinggi tingkat konsentrasi maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang terjadi • Semakin besar tingkat hambatan masuk maka akan semakin tinggi
tingkat keuntungan yang diperoleh • Semakin besar tingkat harga internasional maka keuntungan yang
diperoleh juga semakin tinggi • Semakin besar tingkat harga minyak RBD domestik maka semakin
tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh • Semakin besar tingkat harga minyak RBD Olein maka semakin
tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh • Semakin beragam produk turunan minyak sawit Malaysia maka
semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh
240
• Semakin tinggi permintaan terhadap Minyak CPO maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh
• Semakin rendah nilai tukar Dolar Amerika terhadap Ringgit Malaysia maka semakin tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh
Tabel 63. Hipotesa Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen
CR4 MES
PCPOINT PRBDOLEIN PRBDOILD CPODIFF DGROW
KURS PCM
+ +
+ +
+ +
+ -
7.3.3. Hasil Pengujian Regresi
PCM = 2558 - 66 CR4 + 143 MES - 0.18 PCPOINT + 1.17 PRBDOLEIN - 0.42 PRBDOILD - 0.64 CPODIFF + 2.26 DGROW_1 - 3.0 KURS
28 cases used, 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2558 2969 0.86 0.400 DGROW_1 2.263 2.544 0.89 0.385
PCPOINT -0.184 1.279 -0.14 0.887 CR4 -66.4 255.8 -0.26 0.798
MES 143.2 990.1 0.14 0.887 PRBDOILD -0.422 1.647 -0.26 0.801
PRBDOLEIN 1.170 1.197 0.98 0.341 CPODIFF -0.643 2.003 -0.32 0.752
KURS -3.03 65.52 -0.05 0.964 S = 106.207 R-Sq = 62.8 R-Sqadj = 47.1
Hasil pengujian regresi PCM dengan variabel PCM tidak terdapat regresi yang signifikan. Hal ini kemungkinan terjadi multikolinearity antar
variabel, dimana dalam uji t tidak terdapat nilai t hitung yang lebih besar dari nilai t tabel. Dengan demikian perlu dilakukan stepwise atau membuang
241
sebagian variabel untuk mendapatkan regresi antar variabel yang signifikan sebagai berikut.
PCM = 2950 + 2.47 DGROW_1 - 35.0 CR4 + 0.603 PRBDOLEIN - 0.92 CPODIFF
28 cases used, 1 cases contain missing values Predictor Coef SE Coef T P
Constant 2950 2421 1.22 0.235 DGROW_1 2.470 2.053 1.20 0.241
CR4 -34.98 25.82 -1.35 0.189 PRBDOLEIN 0.6031 0.1228 4.91 0.000
CPODIFF -0.920 1.563 -0.59 0.562 S = 97.7177 R-Sq = 61.9 R-Sqadj = 55.3
Variabel CR4 Hasil regresi menunjukkan bahwa CR4 mempengaruhi PCM secara
signifikan dengan koefisien sebesar -34.98. Artinya, tingkat konsentrasi mempengaruhi nilai PCM pada industri sawit Malaysia secara negatif,
semakin rendah penguasaan pangsa pasar oleh empat perusahaan besar makin besar keuntungan atau semakin besar peluang bagi
pendatang baru dalam industri minyak sawit dan produk turunannya pada skala Nasional. Berarti teori yang dikemukakan oleh Bain tidak berlaku
bagi industri kelapa sawit Malaysia.
Variabel MES Berdasarkan hasil estimasi dan stepwise, MES tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada PCM dengan demikian variabel MES tidak diberikan penjelasan dalam estimasi PCM.
242
Variabel PCPOINT Berdasarkan hasil estimasi dan stepwise, PCPOINT tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada PCM dengan demikian variabel PCPOINT tidak diberikan penjelasan dalam estimasi PCM.
Variabel PRBDOLEIN
Variabel PRBDOLEIN merupakan variabel yang ingin melihat hubungan
tingkat harga RBD Olein domestik dalam pembentukan keuntungan pada industri minyak sawit Malaysia. Ternyata, harga RBD Olein domestik
memberikan pengaruh yang signifikan dan positif terhadap tingkat keuntungan yang tercipta dengan pengaruh yang diberikan yaitu sebesar
0.6031. Semakin tinggi tingkat harga RBD Olein domestik semakin tinggi keuntungan industri sawit Malaysia.
Variabel PRBDOILD
Berdasarkan hasil estimasi dan stepwise, PRBDOILD tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada PCM dengan demikian variabel
PRBDOILD tidak diberikan penjelasan dalam estimasi PCM.
Variabel CPODIFF Variabel CPODIFF merupakan variabel yang ingin melihat hubungan
tingkat keberagaman produk turunan CPO dalam pembentukan keuntungan pada industri kelapa sawit Malaysia namun tidak signifikan.
Ternyata, semakin banyak produk turunan CPO memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat keuntungan yang tercipta pada industri kelapa
243
sawit dengan pengaruh sebesar -0.92. Berarti ada sebahagian produk turunan minyak sawit Malaysia yang belum unggul di pasar internasional.
Variabel KURS Berdasarkan hasil estimasi dan stepwise, KURS tidak memberikan
pengaruh yang signifikan pada PCM dengan demikian variabel KURS tidak diberikan penjelasan dalam estimasi PCM.
8.4. Model Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Sawit Indonesia