31
2.8. Tinjauan tentang Metodologi
Dari hasil penelitian terdahulu dapat disimpulkan, belum ada model penelitian yang cocok untuk menjelaskan keunggulan industri minyak sawit
dan produk turunan kelapa sawit Malaysia secara deskriptif komprehenship berkenaan dengan struktur, prilaku dan kinerja pasar serta strategi
kebijakan pemerintah dan perusahaan swasta dalam pengembangan pasar dan lembaga ekonominya.
Penelitian yang diberi judul Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Industri Industri Kelapa Sawit di Malaysia dan Implikasinya bagi
Pengembangan Industri Kelapa Sawit Indonesia ini berpedoman pada pengembangan paham strukturalis yaitu kinerja merupakan fungsi dari
struktur pasar, namun lebih banyak menjelaskan strategi pengembangan pasar dibawah panduan pemerintah dan swasta Malaysia sebagai
improvisasi pengembangan pasar dari model struktur, perilaku dan kinerja- SCP. Model ini berpijak pada pola fikir
seperti pada bagan Gambar 6. Model dan Perspektif Strategic Behavior dari Martin, 1993, dan
sekaligus merupakan keunggulan model yang dikembangkan dalam penelitian ini dibandingkan model lainnya.
2.9. Kerangka Pemikirian
Paradigma Structure-Conduct-Performance –SCP merupakan salah satu kerangka pemikiran dalam menganalisis ekonomi lembaga dan
kelembagaan dari organisasi industri. Paradigma tersebut digunakan untuk menjelaskan hubungan antara struktur, perilaku, dan kinerja pasar.
32
Ada beberapa pandangan mengenai metodologi SCP, salah satunya adalah pandangan tradisional yang juga disebut dengan pandangan
strukturalis. Pandangan ini menyatakan bahwa suatu struktur pasar dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu tingkat konsentrasi dan faktor
eksternal yaitu tingkat hambatan masuk Entry Barriers. Selain itu, struktur juga dipengaruhi oleh faktor eksternal lainnya seperti, tingkat permintaan
dan kebijakan pemerintah. Struktur tersebut kemudian akan mempengaruhi perilaku yang terbentuk yang kemudian akan mempengaruhi kinerja industri
tersebut. Jadi, paradigma yang dinyatakan oleh kaum strukturalis secara sederhana dapat digambarkan melalui bagan berikut ini.
Gambar 7. Paradigma SCP Sumber : Martin, Stephen 1993
Berdasarkan Gambar 7,. dapat dibuat model ekonometrika sebagai berikut :
PCM = α + β
1
CR4
it
+β
2
MES
it
+ β
3
PCPOINT
it
+ β
4
PRBDD
it
+ β
5
CPODIFF + β
6
DGROW +
β
7
KURS +
ε
PRBDD = Harga Minyak RBD Domestik
it
Di mana : PCM
= Price-Cost Margin CR4
= Tingkat konsentrasi empat perusahaan terbesar MES
= Minimum Effieciency of Scale PCPOINT = Harga CPO Internasional
Structure Conduct
Performance
33
CPODIFF = Diferensiasi Produk CPO KURS = Nilai tukar Dolar Amerika terhadap Ringgit Malaysia
ε = Error
i = Industri atau perusahaan i = 1,2,...,N
t = Periode Waktu t = 1,2,...,T
Dalam disertasi ini dilakukan penyesuaian pada model ekonometrika dari persamaan awal dari Bain dan Mason 1959, guna mempermudah
analisis menurut data yang dimiliki. Penyesuaian yang dilakukan adalah dengan menggantikan variabel rasio capital-output KQ dengan MES atau
Minimum Economic of Scale. Hal ini dilakukan karena rasio capital output digunakan sebagai variabel indikator hambatan masuk. Sedangkan,
menurut teori ekonomi industri, indikator hambatan masuk industri dapat diukur dengan menggunakan variabel MES. Setelah itu, penulis juga
menambahkan harga CPO internasional PCPOINT, harga minyak RBD dan diferensiasi CPODIFF sebagai variabel tambahan untuk analisa makro
dengan variabel pertumbuhan permintaan CPO dan KURS. Untuk lebih jelasnya hasil penyesuaian model dapat dilihat skema kerangka pemikiran
pada Gambar 8.
34
Kemajuan
Teknologi
Tingkat Keuntungan
Struktur
Strategi Kinerja
Perilaku
Permintaan
Luar Dalam Negeri
Usaha Penjualan
Gambar 8. Kerangka Pemikiran, Hubungan Saling Pengaruh Mempengaruhi dari Struktur Perilaku dan Kinerja Industri Sawit Malaysia,
Model SCP-MPOI.
Pemerintah MPOB
R D
III. TINJAUAN TENTANG MINYAK DAN LEMAK DUNIA, PERDAGANGAN SERTA INDUSTRI MINYAK SAWIT MALAYSIA DAN INDONESIA
3.1. Tinjauan tentang Minyak dan Lemak Dunia 1999-2008