Konsumsi Minyak Sawit Malaysia Perdagangan Kelapa Sawit Malaysia

74 Tabel 24. Jumlah dan Kapasitas Industri Pengilangan Kelapa Sawit dan Industri Pengolahan CPO Malaysia Tahun 1980-2008 Tahun Jumlah Industri Pengilangan Kelapa Sawit Kapasitas tontahun Jumlah Industri Pengolahan CPO Kapasitas tontahun 1980 149 4 082 000 45 272 000 1985 229 7 317 000 37 520 000 1990 261 42 874 320 39 10 453 500 1995 281 50 797 720 41 10 146 960 2000 350 65 949 320 46 14 598 900 2003 410 82 556 920 63 19 671 700 2008 438 96 548 400 68 25 224 500 Sumber : Statistics of Commodity, Various Issues, 2008.

3.4.4. Konsumsi Minyak Sawit Malaysia

Konsumsi minyak sawit dan lemak nabati Malaysia sangat berfluktuasi selama periode 1976-2003. Total konsumsi minyak sawit pada tahun 1976 adalah sebesar 70 ribu ton yaitu sekitar 56.9 persen dari total konsumsi minyak dan lemak nabati Malaysia. Pada tahun 1980 angka ini meningkat lebih dari 400 persen dengan total konsumsi sebanyak 331 ribu ton, 90.2 persen dari total konsumsi minyak dan lemak nabati Malaysia, meskipun jumlah persentase ini menurun hingga pertengahan 80-an dari 86.2 persen, 450 ribu ton pada 1985 menjadi 51.8 persen, 1 322 ribu ton pada 2000. Bagaimanapun juga sumbangan minyak inti sawit palm kernel oil terhadap konsumsi minyak dan lemak cukup signifikan khususnya setelah 1990–an seperti ditunjukkan Tabel 25, pada tahun 1976 sumbangan minyak inti sawit hanya 1.1 persen dibandingkan dengan jenis minyak nabati lain seperti minyak kelapa menyumbang sekitar 36.6 persen. Kemudian tahun 2005 sumbangan minyak inti sawit meningkat menjadi 33.8 persen, 75 76 sedangkan minyak kelapa menurun hingga 1.0 persen. Kondisi ini menggambarkan meningkatnya kepentingan minyak inti sawit di pasar dalam negeri Malaysia. Peranan minyak nabati pengganti selain minyak sawit tidak terlalu penting di dalam negeri Malaysia, sebagai contoh minyak kedele selama 1976-2003, sumbangannya terhadap konsumsi dalam negeri Malaysia hanya mencapai kurang dari 10 sedangkan . Sementara sumbangan minyak kacang tanah terhadap konsumsi dalam negeri hanya mencapai kurang dari 3 persen.

3.4.5. Perdagangan Kelapa Sawit Malaysia

Industri minyak kelapa sawit Malaysia merupakan industri primer yang berorientasi pada pasar ekspor. Ekspor kelapa sawit dan produk turunannya meningkat secara drastis pada tahun 1997, pendapatan yang diterima oleh Negara Malaysia dari ekspor minyak sawit dan produk turunannya mencapai RM 10.58 milyar dengan kontribusi terhadap GDP 7.5 persen, meskipun persentase ini sedikit menurun menjadi 6.7 persen dari GDP dengan nilai RM 26.2 milyar pada tahun 2003, naik menjadi RM 45 Milyar tahun 2007 dan naik lagi menjadi RM 65 Milyar tahun 2008. Tidak seperti Indonesia yang sebagian besar ekspor minyak kelapa sawitnya dalam bentuk CPO, ekspor minyak kelapa sawit Malaysia sebagian besar dalam bentuk minyak kelapa sawit yang sudah diproses khususnya setelah tahun 1975, lihat Tabel 26. dimana prosentase rata-rata ekspor minyak sawit mentah Malaysia terus menurun. 77 Tabel 26. Jumlah Ekspor Minyak Sawit Malaysia dari Total Produksi Minyak Sawit Malaysia Tahun 1960 - 2008 Tahun Produksi Ton Ekspor Berupa CPO Ton Rasio dari Produksi 1960 97 793 97 568 99.8 1965 150 411 141 477 94.1 1970 431 069 401 930 93.2 1975 1 257 573 957 411 76.1 1980 3 573 173 197 659 5.5 1985 4 134 463 13 051 0.3 1990 6 094 622 93 949 1.5 1995 7 810 546 17 274 0.2 2000 10 842 095 398 352 3.7 2005 15 057 132 1 611 621 12 2008 17 734 441 2 336 577 15.2 Sumber : Department of Statistics MPOB, 2008. Tabel 26. menyajikan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia selama periode 1970-2008. Jumlah ekspor keseluruhan meningkat lebih 2,200 dari 739 310 ton tahun 1970 naik menjadi 15 412 512 ton pada tahun 2008 terutama ekspor minyak kelapa sawit yang sudah diproses. Volume ekspor minyak kelapa sawit yang sudah diproses terus meningkat seperti pada tahun 1975 hanya 215 515 ton, meningkat menjadi 2.07 juta ton pada 1980, kemudian meningkat menjadi 3.4 juta ton pada 1985, dan 6.7 juta ton pada tahun 1994, kemudian pada tahun 2005 ekspor minyak kelapa sawit yang telah diproses naik lagi dengan cepat menjadi 11.8 juta ton dan naik menjadi 13 juta ton tahun 2008. Hal ini karena keberhasilan pengembangan teknologi pengolahan produk turunan CPO di Malaysia. Selanjutnya, pasar tujuan ekspor minyak kelapa sawit Malaysia lebih bervariasi dibandingkan dengan pasar tujuan ekspor minyak kelapa sawit 78 Indonesia. Negara tujuan utama ekspor kelapa sawit Malaysia pada tahun 1970 adalah Asia, 20.9 persen, sebagian besar ke Singapura 19.4 persen, ke Eropa 16.2 persen yaitu ke Inggris 10.1 persen dan Belanda 4.5 persen, dan Timur Tengah sebagian besar ke Irak 8.6 persen. India juga merupakan pasar ekspor terbesar Malaysia sejak 1980-an. Ekspor ke India terus meningkat dari 1.122 persen atau 231 000 ton pada tahun 1975 menjadi 600 000 ton tahun 1985, dan meningkat lagi pada tahun 2003 menjadi 1.6 juta ton, 13 persen dari total ekspor minyak sawit Malaysia. Pada tahun 2003, pangsa pasar ekspor minyak kelapa sawit Malaysia terbesar masih ke Asia mencapai 49.4 persen dari total ekspor terutama ke China dengan 2.44 juta ton, 19.9 persen, ke Timur Tengah 1.7 juta ton, 14 persen, ke India 1.6 juta ton, 13 persen dan ke Pakistan mencapai 1.1 juta ton 9 persen. Sedangkan Eropa merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua minyak kelapa sawit Malaysia 1.3 juta ton, 10.8 persen dari total ekspor minyak sawit Malaysia, walaupun pangsa pasar Eropa terus menurun setelah tahun 1980-an, sedangkan ekspor ke Amerika dari tahun 1970- 2003 tidak pernah lebih 6 persen, bahkan tahun 2003 hanya 2.2 persen. Sedangkan tahun 2008, terjadi perubahan arah tujuan ekspor minyak sawit Malaysia, China, P.R masih menjadi tujuan ekspor terbesar yaitu 3 794 494 ton, 24.6 persen, diikuti oleh Uni Eropa sebesar 2 052 771 ton, 13.3 persen, Pakistan sebesar 1 257 396 ton, 8.2 persen dan ke USA sebesar 1 047 668 ton, 6.8 persen, ke India sebesar 970 734 ton, atau 6.3 persen. 79 80 81 82

3.4.6. Kebijakan Harga dan Pajak