Penelitian dan Pengembangan Analisis Perilaku Industri Sawit Malaysia

174 5.2.1.6. Lokasi Penumpukkan dan Pelabuhan Minyak Sawit di Malaysia Lokasi penumpukkan dan pelabuhan minyak sawit, baik untuk tujuan ekspor maupun distribusi dalam negeri. Penumpukkan terbanyak ada di Semenanjung Malaysia yaitu 23 instalasi yaitu, 11 instalasi di Klang, di Butterworth 5 buah, di Pasir Gudang 3 buah dan di Kuantan 2 buah, Sedangkan lokasi penumpukkan dan pelabuhan di Sabah dan Serawak ada 9 buah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 57.

5.2.2. Penelitian dan Pengembangan

Menurut Wahid 2007, Penelitian dan Pengembangan tentang minyak sawit dan produk sawit Malaysia Research and Development dibawah koordinator MPOB meliputi bidang : Biologi, Integrasi dan Ekstensifikasi Usaha, Mekanik dan Prosesing, Pengembangan Produk dan Layanan Purna Jual Produk Sawit, Ekonomi dan Pengembangan Industri dan bidang Pengembangan Teknologi Oleokimia. Tabel 57. Lokasi Pelabuhan Minyak Sawit di Malaysia Tahun 2008 Pelabuhan Jumlah Instalasi Kapasitas Simpan Ton Jumlah Terima Ton Distribusi Dalam Negeri ton Ekspor Klang 11 267 800 1 499 246 539 615 878 351 Butterworth 5 128 390 817 352 251 292 583 641 Kuantan 3 199 930 2 228 696 687 226 1 499 665 PasirGudang 4 459 350 4 590 206 1 231 072 3 357 354 Semenanjung Malaysia 23 1 054 670 9 135 500 2 709 205 6 319 011 Sabah 7 174 000 2 058 345 594 137 1 394 352 Serawak 2 39 000 698 891 27 940 664 580 SabahSerawak 9 213 000 2 755 236 622 077 2 057 932 MALAYSIA 32 1 268 113 11 890 736 3 331 282 8 376 943 Sumber : MPOB, 2008. 175 Divisi Biologi dikembangkan menjadi dua Sub Divisi yaitu; Pusat Benih dan Bioteknologi Lanjutan dan Sub Divisi Unit Manajemen dan Produksi Tanaman. Sub Divisi Pusat Benih dan Bioteknologi Lanjutan terdiri dari kelompok benih dan genetik, kelompok kultur jaringan, kelompok genomik, kelompok metabolish, kelompok ekspresi genetik dan kelompok transformasi. Sedangkan, Sub Divisi Unit Manajemen dan Produksi Tanaman terdiri dari kelompok agronomi dan teknologi pemupukan, kelompok psikologi tanaman, kelompok serangga dan binatang mamalia, penyakit tanaman dan ilmu gulma serta kelompok mekanisasi tanaman. Divisi Riset Integrasi dan Ekstensifikasi Usaha, terdiri dari kelompok unit integrasi tanaman dan peternakan, kelompok integrasi tanaman, kelompok integrasi peternakan. Unit Pelatihan dan Ekstensifikasi terdiri dari kelompok penyuluhan TUNAS, kelompok pelatihan dan dukungan Media dan unit konsultansi dan implementasi proyek. Divisi Riset Mekanik dan Prosesing, terdiri dari Sub Divisi pengilangan sawit dan prosesing, kelompok riset pengilangan, kelompok riset prosesing dan katalis, kelompok kajian teknologi tentang kebersihan lingkungan pabrik dan Sub Divisi Energi dan Lingkungan yaitu kelompok energi dan kelompok lingkungan dan Sub Divisi produk pertanian terdiri dari kelompok biomas dan kelompok teknologi. Divisi Pengembangan Produk dan Layanan Purna Jual Produk Sawit terdiri dari tiga sub divisi yaitu analisis dan pengembangan kualitas, kelompok analitikal, kelompok produk inovatif, kelompok teknologi lipid. Sub divisi teknologi makanan dan nutrisi makanan terdiri dari kelompok nutrisi, 176 pusat teknologi minyak dan lemak, pusat energi protein dan sub divisi penyuluhan dan layanan teknik. Divisi Ekonomi dan Pengembangan hanya satu sub divisi yaitu tekno ekonomi yang terdiri dari riset pasar, kelompok modeling dan ekonometrik dan ekonomi produksi serta ekonomi produksi. Divisi bidang Pengembangan Teknologi Oleokimia terdiri dari empat sub divisi pengembangan produk oleokimia yaitu kelompok kosmetika, alat- alat kesehatan dan farmasi, kelompok kimia industri dan rumah tangga, kelompok polimer, platik dan zat pelapis, kelompok kimia sintesis khusus dan sub divisi metode olekimia dan penilaian lingkungan terdiri dari metode dan standar pengembangan, kelompok pengembangan produk lingkungan, sub divisi unit pengembangan bisnis oleokimia yaitu kelompok proses pengembangan dan optimisasi usaha serta sub divisi pelayanan produk oleokimia. Menurut penelitian Teik, 2001, bahwa fokus pembangunan pertanian tahap tujuh adalah pembangunan pertanian berkelanjutan yang memiliki daya saing tinggi dengan hasil yang lebih tinggi, memberi peran kepada swasta yang lebih besar, mengutamakan bidang pelayanan publik, mengatur hak kepemilikan tanah land use policy, jika diperlukan memberi subsidi agar biaya produksi menurun. Lebih lanjut menurut Teik, 2001, pada bidang riset dan pengembangan diarahkan pada penelitian intensif produk hilir agar penggunaan komoditi pertanian dapat ditingkatkan, meningkatkan keterkaitan sektor pertanian dengan sektor lain, meningkatkan promosi 177 terutama pada industri yang berbasis makanan, meningkatkan partisipasi penduduk asli bumiputra pada bidang pertanian moderen yang komersial dan agribisnis.

5.2.3. Regulasi Investasi