Subsidi Produksi dan subsidi Ekspor

53

3.3.2. Subsidi Produksi dan subsidi Ekspor

Perdagangan produk pertanian adalah usaha yang banyak proteksi dan subsidi dibandingkan usaha sektor lainnya sebagai kategori persaingan harga, pada tahun 2005 masih banyak negara maju dan negara yang sedang berkembang setuju menurunkan subsidi hanya antara 20 persen menjadi 13 persen. Seperti subsidi produk pertanian AS oleh LDP Loan Deficiency Programme, subsidi pertanian di negara Eropa oleh OCP Oilseeds Compensatory Payments, subsidi ekspor melalui program US GSM-102, EEP dan sebagainya shingga harga jual minyak kedele, minyak bunga matahari, minyak kacang tanah cukup kompettitf di pasar dunia. Basiron, 2005, Menurut studi Balu 2002, dampak program subsidi US Soyabean Loan Programme dapat mendorong petani untuk menanam kedele secara besar-besaran sehingga suplai kedele naik, bahkan petani lebih terpacu mendapatkan bantuan pemerintah daripada harga jual kedele di pasaran, dampak selanjutannya adalah menambah cadangan minyak dan lemak dunia, sekaligus menurunkan harga minyak nabati dunia. Program ini dikaji semenjak tahun 1991 namun efektif diterapkan tahun 1999 dengan tujuan untuk menurunkan harga minyak kedele di pasar internasional dan menaikan jumlah ekspor minyak kedelei, secara tidak langsung berdampak pada turunnya harga minyak sawit dunia. Cepat dan tajamnya penurun harga CPO dunia dari RM 2500ton pada tahun 1987 menjadi RM 720ton pada tahun 2001, PKO dari RM 1200ton turun menjadi RM 407ton tahun 2001 membuat banyak perusahaan Kelapa 54 Sawit Malaysia khawatir akan terjadi kebangkrutan. Pada harga minyak sawit seperti ini hanya cukup untuk menutupi biaya operasional dan selama fluktuasi harga masih bergerak normal tidak menjadi masalah namun penurunan harga ini sangat menyakitkan bagi manajemen perusahan perkebunan mulai dari perkebunan besar sampai ke perkebunan rakyat. Multiplier effek dari nilai CPO dan PKO ini bedampak negatif pada perekonomian Malaysia. Ming, 2001. Sementara itu menurut Nordin 2001, Penurunan harga CPO dan PKO bulan Februari 1999 berdampak langsung pada harga Tandan Buah Segar FFB-fresh fruit Bunch pada tingkat petani. Harga rata-rata bulanan turun 72 persen dari RM 22.43 untuk 1 persen rendemen OER-Oil Extraction Ratio turun menjadi RM 6.2 untuk 1 persen rendemen sampai bulan Januari tahun 2001. Penurunan harga CPO dan PKO ini tidak hanya berdampak pada turunnya pendapatan petani, tapi juga mengancam keharmonisan hubungan antar industri pengolahan minyak kelapa sawit dengan petani bahkan antar sesama pabrik. Sebagai negara produsen minyak dan lemak terbesar kedua dunia, Amerika Serikat banyak memberi subsidi kepada petaninya seperti : Program bantuan langsung tunai, pinjaman lunak kepada petani, bantuan ekspor dan jenis bantuan lainnya. Berikut ini dapat dilihat besarnya subsidi bantuan tunai pemerintah Amerika Serikat kepada petaninya lihat Tabel 11. Lebih lanjut, pada Tabel 12. Dapat dilihat jumlah bantuan per jenis komoditi pertanian di Amerika Serikat, dimana bantuan untuk komoditi kedele 55 adalah terbesar yaitu US 5.26 bushel tahun 1996-2002 turun menjadi US 5 bushel tahun 2004-2007. Bantuan terbesar kedua adalah pada komoditi Tabel 11. Hambatan Perdagangan Minyak dan Lemak Dunia oleh Negara Pengekspor dan Negara Pengimpor Tahun 1997-2007 Negara Hambatan Tarif Hambatan Non-Tarif Minyak Bijian Makanan Minyak Sayur Minyak Klp.Sawit China 74 25 74 75 Quota tidak transparan Asia Selatan 15.3 11.6 11.6 10 Tidak ada data India 40 33 33 75 Tidak ada data Kananda 9 8 Subsidi bibit Amerika Latin 9.4 14.2 14.2 t.a.d Subsidi produsen minyak biji-bijian Indonesia 20 20 10 0-60 Pajak ekspor, batasan export berupa quota Malaysia 20 20 10 Ad. Val 0-25 Subsidi ekspor Negara-negara Eropa 10.8 9.6 Tidak ada data Amerika Serikat 0.2 11 11.4 Dukungan harga untuk kacang kedelai dan kacang tanah Meksiko 3.1 19.4 19.4 t.a.d Pajak ekspor pada kacang kedelai Argentina 5.9 12.3 12.3 t..a.d Pajak ekspor Brazil 5.9 12.3 12.3 Ad.Val 60 Tidak ada data Dunia 14.1

11.3 17.8