Strategi Pengembangan Teknologi IMPLIKASI KEBIJAKAN BAGI PENGEMBANGAN INDUSTRI SAWIT INDONESIA

312

9.3. Strategi Pengembangan Teknologi

Pengembangan teknologi pada industri sawit Indonesia disponsori oleh Pemerintah, Perusahaan Swasta, Balai Besar Penelitian Sawit dan beberapa Perguruan Tinggi dan Balai Penelitian milik Perusahaan Swasta. Semua badan penelitian bekerja sendiri-sendiri dan belum terkoordinir dengan baik, hal yang sangat penting yang terabaikan selama ini adalah sistem insentif yang tidak mendorong peneliti dan ilmuwan meneliti dengan baik sehingga banyak dari hasil penelitian hanya sebagai pajangan pada perpustakaan di masing-masing instansi, dan diperlukan pengembangan sistem baru agar teknologi dapat benar-benar berkembang menjadi syarat dasar dalam menjawab tantangan perdagangan global dimasa datang. Di sisi lain, ada puluhan ribu sarjana yang menuntut ilmu dan menjadi ahli diberbagai bidang teknologi yang bekerja di nagara maju dan tidak bersedia kembali ke Indonesia untuk mengembangkan teknologi karena tidak ada jaminan kehidupan yang layak dan penghargaan terhadap mereka, semestinya ada satu badan pengelola yang diprakarsai pemerintah yang mampu menghimpun peneliti dan hasil penelitian untuk mengebangkan teknologi dengan memberi sistem insentif yang layak, dan penghargaan bagi para ahli dibidang teknologi pengembangan industri sawit di Indonesia. Bercermin pada keberhasilan pengembangan teknologi di industri Kelapa Sawit Malaysia PORIM, Badan Minyak Sawit Malaysia MPOB, dimana peneliti secara keseluruhan mendapatkan nilai insentif sebesar RM 13 per ton ekspor sawit Malaysia ke luar negeri, dan juga masing- masing perusahaan melakukan pengembangan teknologi, manajemen 313 profesional, upaya peningkatan kesejahteraan petani, mekanisasi pertanian, teknologi bidang pemupukan, mekanisasi pemanenan dan bidang lain dari usaha tani kelapa sawit. Penerapan teknologi moderen semakin diperluas pada berbagai bidang seperti pada prosesing, pengilangan minyak sawit, penyimpanan dan pemasaran dan pada proses produksi pertanian, penyediaan data, tehnik mesin, keamanan usaha, riset dan penyuluhan.

X. KESIMPULAN DAN SARAN

10.1. Kesimpulan

Sesuai temuan dari penelitian ini, dapat dijawab tujuan penelitian tentang struktur, perilaku dan kinerja industri kelapa sawit Malaysia dan implikasinya bagi pengembangan sawit Indonesia sebagai berikut : 1. Untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar di luar negeri, diupayakan agar struktur pasar industri minyak sawit dan produk sawit di dalam negeri Malaysia awalnya bersifat oligopoli kuat dengan perilaku Industri Minyak Sawit dikoordinir oleh Badan Minyak Sawit Malaysia MPOB, Asosiasi Minyak Sawit Malaysia MPOA, Konsulat Minyak Sawit Malaysia MPOC, sehingga kinerja industri sawit Malaysia yaitu nilai penjualan minyak sawit dan produk turunan pada tahun 2008 mencapai sekitar US 19.20 Milyar dan lebih tinggi dibandingkan nilai minyak sawit Indonesia sekitar US 11 Milyar, pada hal volume produksi minyak sawit Indonesia lebih tinggi dibandingkan volume produksi minyak sawit Malaysia. Dengan menerapkan konsep analisis SCP yang tepat dapat dilihat bahwa industri sawit Malaysia telah menggabung paradigma yaitu suplai menggerakkan permintaan supply creates own demand dengan permintaan menggerakkan suplai demand creates own supply berorientasi konsumen. Pengembangan industri berorientasi konsumen memerlukan penerapan teknologi moderen, Malaysia telah memiliki berbagai fasilitas media komunikasi seperti multimedia Super Corridor MSC tahun 1999, kota pintar