Model dan Perspektif ”New-Harvard Tradition”

25

2.6. Model dan Perspektif ”New-Harvard Tradition”

Menurut Carlton dan Perlof 2001, ada dua pendekatan model dalam studi pasar; pertama, pendekatan struktur, perilaku dan kinerja structure, conduct and performance-SCP, model ini biasa digunakan untuk mendeskripsikan pasar. Kedua, adalah model teori harga dari teori ekonomi mikro untuk menjelaskan perilaku dan struktur pasar. Pendekatan model SCP New-Harvard Tradition, dimana masing- masing komponen saling berinteraktif, misalnya kinerja pasar tergantung pada perilaku pasar, perilaku tergantung pada struktur pasar yaitu faktor yang menentukan persaingan, selanjutnya struktur pasar tergantung pada kondisi dasar yaitu permintaan dan produksi meliputi elastisitas permintaan, barang pengganti, musim, tingkat pertumbuhan ekonomi, lokasi, jumlah order, metode perbelanjaan dan teknologi, bahan baku, keseragaman produk, ketahanan barang, lokasi, skala ekonomi dan skop ekonomi. Sebaliknya kondisi dasar mempengaruhi struktur pasar, struktur mempengaruhi perilaku dan perilaku mempengaruhi kinerja, ketiga komponen ini dan kondisi dasar dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah. Menurut teori, struktur pasar structure dapat dijelaskan; bila terdapat banyak pembeli dan penjual dan tidak ada batasan untuk masuk dan keluar pasar, pasar ini disebut pasar persaingan competition. Ketika satu perusahaan penjual dan banyak pembeli dan tidak ada perusahaan baru yang dapat masuk pasar sebagai penjual, pasar ini disebut monopoli monopoly. Sebaliknya jika hanya ada satu perusahaan yang membeli kepada banyak penjual, disebut monopsoni monopsony. Jika penjual 26 dapat mempengaruhi harga walaupun terdapat persaingan dalam pasar, maka struktur pasar ini disebut oligopolistik atau persaingan monopolistik monopolistic competitions. Jika terdapat sedikit perusahaan penjual dalam pasar dengan hambatan masuk dan keluar pasar cukup besar bagi perusahaan lain disebut oligopoli oligopoly. Berikut ini ditampilkan Tabel 40. mengenai Taksonomi Dasar dari Struktur Pasar : Pada pasar persaingan, baik sipenjual maupun sipembeli, kecil sekali kemungkinan untuk dapat mempengaruhi harga pasar, di sini parusahaan sebagai pengambil harga price takers. Pasar persaingan lebih disukai konsumen karena lebih menguntungkan. Sebaliknya pada pasar monopoli, perusahaan memiliki kekuatan dalam menetapkan harga diatas harga pasar persaingan price setter, pasar ini menguntungkan perusahaan namun merugikan konsumen. Tabel 40. Taksonomi Dasar dari Struktur Pasar Struktur Pasar Penjual Pembeli Hambatan Masuk Jumlah Perusahaan Hambatan Masuk Jumlah Perusahaan Pasar persaingan Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak Monopoli Ada Satu Tidak ada Banyak Monopsoni Tidak ada Banyak Ada Satu Oligopoli Ada Beberapa Tidak ada Banyak Oligopsoni Tidak ada Banyak Ada Beberapa Monopolistik Tidak ada Banyak Tidak ada Banyak Sumber : Carlton and Perlof, 2000. Dari sisi perilaku conduct, perusahaan melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan tujuannya dengan; melakukan promosi, riset dan pengembangan, penetapan harga, taktik yang legal, pilihan produk, kolusi, merjer dan sistem kontrak. Tindakan yang diambil perusahaan umumnya 27 untuk menurunkan tingkat persaingan di pasar seperti menetapkan harga atau membatasi jumlah barang yang dijual bahkan tindakan yang lebih kompleks dari itu yang dikenal dengan tindakan strategis perusahaan strategic behavioral. Sementara itu kinerja performance, yang didefinisikan sebagai kesuksesan pasar dalam menghasilkan keuntungan bagi konsumen, misalnya kinerja pasar dikatakan bagus jika perusahaan mampu menetapkan harga mendekati biaya marginalnya. Lebih lanjut menurut Carlton dan Perlof 2000, ketiga komponen yaitu struktur, perilaku, kinerja dan kondisi dasar dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan produsen dan konsumen. Beberapa tindakan pemerintah berkaitan dengan aturan regulation yaitu; anti monopoli, pembatasan masuk atau keluar pasar, pemberlakuan pajak atau subsidi, insentif investasi, insentif tenaga kerja dan kebijakan ekonomi makro, untuk lebih jelasnya lihat Gambar 5. Model yang dikembangkan Carlton dan Perlof, 2000, bertitik tolak pada mazhab ”Harvard Tradition”, namun belum memiliki ketajaman spesifik jika diterapkan sebagai model dalam mengungkap perkembangan industri minyak sawit Malaysia karena spesifiknya peranan pemerintah dalam pengembangan pasar minyak sawit dan produk sawit dari tahun 1960 sampai tahun 2008. 28 Sumber : Carlton and Perloff, 2001. Gambar 5. Bagan Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja Kondisi Dasar Basic Conditions Pernintaan Konsumen Produksi - Elastisitas Permintaan - Teknologi - Substitusi - Bahan Baku - Musimtrend - Penyeragaman - Tingkat Pertumbuhan - Ketahanan Barang - Lokasi - Lokasi - Pesanan - Skala Ekonomi - Metode Pembelian - Skope Ekonomi Struktur Structure - Jumlah Pembeli dan Penjual - Hambatan Masuk Pasar - Diferensiasi Produk - Integrasi Vertikal - Diversivikasi Perilaku Conduct - PromosiIklan - Riset dan Pengembangan - Perilaku Harga - Pilihan Lokasi Investasi - Taktik legal - Pilihan Produk - Kerjasama Collusion - Merjer dan sistem kontrak Kinerja Performance - Harga - Efisiensi Produksi - Efisiensi Alokasi - Pemerataan - Kualitas Produk - Kemajuan bidang Teknik - Keuntungan Kebijakan Pemerintah - Regulasi - Anti Monopoli - Batasan Masuk Pasar - Pajak dan Subsidi - Insentif investasi - Insentif tanaga kerja - Kebijakan Makroekonomi 29

2.7. Model dan Perspektif Strategic Behavior dari Martin