Peserta Pendidikan dan Pelatihan Pegawai

108 Selanjutnya berikut ini disajikan perkembangan jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti berbagai jenis pelatihan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2005. TABEL 5.5 JUMLAH DAN PROPORSI TENAGA KESEHATAN YANG MENGIKUTI BERBAGAI JENIS PELATIHAN TAHUN 2000 – 2005 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Jenis Pelatihan Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Pelatihan Pra-Jabatan 4.368 25 2.465 22 206 5,5 428 4,8 978 10,3 1.150 9,4 Pelatihan Pimpinan 349 3 220 2 181 4,8 235 2,6 343 3,6 460 3,8 Pelatihan Fungsional 1.730 9 1.060 10 708 19,0 1.448 16,3 528 5,6 9.779 79.8 Pelatihan Teknis 16.336 63 7.228 66 2.640 70,7 6.793 76,3 7.612 80,5 869 7,1 Jumlah 22.783 100 10.973 100 3.735 100 8.904 100 9.461 100 12.258 100 Sumber : Pusdiklat, Depkes RI Dari Tabel 5.5 di atas, terlihat bahwa jumlah peserta diklat mengalami penurunan pada tahun 2002. Hal ini disebabkan karena adanya penyerahan sebagian besar Bapelkes milik Departemen Kesehatan kepada Pemerintah Daerah. Sejak saat itu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh Bapelkes milik Daerah tidak terpantau oleh Pusdiklat Departemen Kesehatan. Jumlah pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan Pusdiklat dan Bapelkes nasional serta jumlah pesertanya pada tahun 2005 dapat pula dilihat pada Lampiran 5.26. C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Pembiayaan kesehatan di Indonesia terdiri dari pembiayaan kesehatan oleh pemerintah dan pembiayaan kesehatan oleh masyarakat yaitu mengenai pengeluaran rumah tangga untuk kesehatan dan jaminan pemeliharaan kesehatan. 1. Pembiayaan Kesehatan oleh Pemerintah Jumlah alokasi anggaran rutin, pembangunan dan PHLN Departemen Kesehatan pada tahun 2005 adalah 10,67 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 6,52 trilyun rupiah penyerapan sekitar 61,09 . Pada tahun 2005, alokasi anggaran Departemen Kesehatan terdiri dari anggaran pusat 74,18 alokasi anggaran pusat sebesar 7,9 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 5,08 trilyun rupiah penyerapan sebesar 64,19 dan anggaran daerah 25,82 alokasi anggaran daerah sebesar 2,75 trilyun rupiah dan realisasinya sebesar 1,44 trilyun rupiah penyerapan sebesar 52,21. Alokasi anggaran pusat yang terbesar pada Ditjen Binkesmas sebesar 4,3 trilyun rupiah 54,79, Setjen sebesar 1,3 trilyun rupiah 16,6 dan yang terkecil pada Inspektorat Jendral sebesar 19,78 milyar rupiah 0,25, Badan Litbangkes 72,14 milyar rupiah 0,19. Sedangkan persentase realisasi terbesar anggaran pusat di Ditjen Yanfar dan Alkes 109 95,84, Badan Litbangkes 90,92, sedangkan persentase terkecil di Ditjen Yanmedik 29,40, Setjen 47,59. Alokasi anggaran daerah yang terbesar pada Provinsi Jawa Barat sebesar 280,88 milyar rupiah 10,19, Jawa Timur 272,91 milyar rupiah 9,91, Sumatera Utara 238,13 milyar rupiah 8,64 dan yang terkecil DKI Jakarta sebesar 6,16 milyar rupiah 0,22, Sulawesi Barat 16,31 milyar rupiah 0,59, Irian Jaya Barat 24,94 milyar rupiah 0,91. Sedangkan persentase realisasi terbesar anggaran daerah di Provinsi Kalimantan Tengah 88,38, Sulawesi Barat 84,67 dan Bengkulu 80,42, sedangkan persentase terkecil di Nusa Tenggara Barat 17,95, Banten 19,44, Kalimantan Barat 21,88. Alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut pusat dan daerah tahun 2005 disajikan pada Lampiran 5.27. Pada periode tahun 2000-2005, jumlah alokasi anggaran Departemen Kesehatan baik yang dikelolah unit pusat maupun yang didistribusikan untuk seluruh provinsi meningkat dan dapat dilihat pada Gambar 5.19 di bawah ini. Pada tahun 2001 meningkat 15,48, tahun 2002 meningkat 2,28, tahun 2003 meningkat 49,34, tahun 2004 meningkat 19,81 dan pada tahun 2005 meningkat cukup besar yaitu 73,34. Sedangkan realisasinya dari tahun 2000-2005 di atas 60 tahun 2000: 96,22, tahun 2001: 106,38, tahun 2002: 93,74, 2003: 83,49, 2004: 84,52 dan 2005: 61,09. GAMBAR 5.21 ALOKASI DAN REALISASI ANGGARAN DEPKES TAHUN 2000 – 2005 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000 8.000.000 9.000.000 10.000.000 11.000.000 Jutaan rupiah Alokasi 2.913.312,57 3.364.345,95 3.440.915,63 5.138.546,09 6.156.706,42 10.671.905,25 Realisasi 2.803.178,17 3.579.098,93 3.225.542,03 4.290.402,60 5.203.710,96 6.519.959,54 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber: Biro Keuangan dan Perlengkapan, Depkes RI Sementara itu, bila dilihat menurut Eselon I Pusat, dari alokasi anggaran Departemen Kesehatan yang dialokasikan 10,49 trilyun rupiah pada tahun 2005, alokasi terbesar adalah untuk Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat sebesar 4,34 trilyun rupiah 41,35, Sekretariat Jenderal 3,8 trilyun rupiah 36,21, sedangkan alokasi terkecil adalah untuk Inspektorat Jenderal 19,78 milyar rupiah 0,19, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 74,24 milyar rupiah 0,71. Persentase anggaran Departemen Kesehatan yang direalisasikan pada unit pusat pada tahun 2005 sebesar 62,0, dengan persentase realisasi terbesar adalah Badan PPSDM Kesehatan 96,2, Inspektorat Jenderal 94,6 sedangkan yang terkecil adalah Sekretariat Jenderal 36,8, Ditjen Pelayanan Medik 61,9. Alokasi dan realisasi anggaran Departemen Kesehatan menurut Eselon I pada tahun 2005 disajikan pada Lampiran 5.28. 110

2. Pembiayaan Kesehatan oleh Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Pembiayaan kesehatan masyarakat berdasarkan sumber pembiayaan non JPK dan JPK dari tahun 2001 – 2005, dapat kita lihat dalam Gambar 5.22 yaitu non JPK dari tahun ke tahun menurun sedangkan JPK dari tahun ke tahun meningkat yang disebabkan peningkatan kartu sehat dari tahun ke tahun seperti yang terlihat dalam Gambar 5.23. GAMBAR 5.22 PROPORSI PEMBIAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN 2001 - 2005 20 40 60 80 100 Non JPK 79.8 78.9 76.4 73.7 58.3 JPK 20.2 21.1 23.6 26.3 41.7 2001 2002 2003 2004 2005 Sumber:- data 2001, Hasil analisis lanjut data SUSENAS - data 2002-2005, Laporan Dinkes Provinsi untuk PJPK Rincian jumlah dan persentase kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 5.29. Sedangkan rincian distribusi kepesertaan penduduk dalam jaminan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat pada Lampiran 5.30. GAMBAR 5.23 PERSENTASE KEPESERTAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN TAHUN 2002 – 2005 5 10 15 20 25 30 2002 7,15 1,75 1,07 1,09 9,45 0,57 2003 7,19 3,59 2,18 1,04 8,31 1,3 2004 7,0 2,5 1,5 1,03 12,6 2,3 2005 6,7 2,08 1,92 0,95 27,7 2,51 Askes Jamsostek Dana Sehat JPKM Kartu Sehat Lain-lain Sumber: PJPK 111

BAB V I PERBAN DI N GAN I N DON ESI A DEN GAN

N EGARA - N EGARA ASEAN ASEAN Association of South East Asian Nations terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok dengan tujuan untuk mengukuhkan kerjasama negara-negara di Asia Tenggara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Indonesia merupakan salah satu dari sepuluh negara anggota sekaligus pendiri ASEAN. Dalam bab ini akan dibahas perbandingan antara Indonesia dan anggota negara ASEAN lainnya dari segi kependudukan dan derajat kesehatan.

A. KEPENDUDUKAN 1.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan data yang disampaikan dalam “WHO Health Report 2006”, pada tahun 2005, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbanyak di antara negara anggota ASEAN dengan jumlah penduduk 222,78 juta jiwa. Diikuti Vietnam dan Filipina dengan jumlah penduduk masing-masing 84,24 dan 83,05 juta jiwa. Sedangkan Brunei Darussalam memiliki jumlah penduduk paling rendah yaitu 374 ribu jiwa. Sementara bila dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, Singapura tercatat sebagai negara yang paling padat yaitu 6.389 penduduk per km 2 . Angka tersebut jauh di atas sembilan negara anggota ASEAN lainnya. Kepadatan penduduk paling rendah terjadi di Laos 26 penduduk per km 2 , diikuti Myanmar 63 penduduk per km 2 dan Brunei Darussalam 65 penduduk per km 2 . Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk masing-masing negara anggota ASEAN dapat dilihat dalam Lampiran 6.1. GAMBAR 6.1 JUMLAH PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN TAHUN 2005 GAMBAR 6.2 KEPADATAN PENDUDUK NEGARA ANGGOTA ASEAN TAHUN 2005 374 4,326 5,924 14,071 25,347 50,519 64,233 83,054 84,238 222,781 50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 Jumlah Penduduk ribu jiwa Brunei Darussalam Singapura Laos Kamboja Malaysia Myanmar Thailand Filipina Vietnam Indonesia Sumber: WHO Health Report, 2006 26 63 65 73 75 126 127 253 293 6,389 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 Laos Myanmar Brunei Darussalam Malaysia Kamboja Indonesia Thailand Vietnam Filipina Singapura K e pa da ta n pe nduduk j iw a km2 Sumber: WHO Health Report, 2006