5 MATI, 0.6 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG

74 masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperti berikut ini. 1. Pengendalian Penyakit Polio Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis AFP kelompok umur 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Berdasarkan kegiatan surveilans AFP pada penduduk 15 tahun selama tahun 1998 – 2005, secara nasional diperoleh gambaran sebagaimana terlihat pada Gambar 4.22 berikut. GAMBAR 4.22 PERSENTASE HASIL PENGIRIMAN SPESIMEN ADEKUAT DAN NON POLIO AFP RATE TAHUN 1998 – 2005 1.26 1.00 0.90 1.02 1.31 1.21 1.26 2.44 71.40 78.10 79.50 80.10 82.40 88.10 90.1 93.7 20 40 60 80 100 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 1 2 3 4 5 per 100.000 anak 15 th Non Polio AFP Rate Spesimen Adekuat Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Ada 4 strategi dalam upaya pemberantasan polio yaitu 1. Imunisasi yang meliputi peningkatan imunisasi rutin polio, PIN dan Mop-up, 2. Surveilans AFP, 3. Sertifikasi bebas polio, dan 4. Pengamanan virus polio di laboratorium. Indonesia telah melaksanakan PIN sebanyak 4 kali yaitu pada tahun 1995, 1996, 1997 dan 2002, telah berhasil memutus transmisi virus polio liar indigenous Indonesia, sehingga 10 tahun terakhir sejak tahun 1996 virus polio liar indigenous Indonesia tidak ditemukan lagi. Pelaksanaan PIN didasarkan pada adanya kecurigaan silent transmission di wilayah Indonesia, atau transmisi virus diketahui telah menyebar ke beberapa wilayah Indonesia. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan intensifikasi surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar yang menyerang masyarakat. Dari gambar di atas menunjukan bahwa persentase spesimen adekuat yang dikirim untuk pemeriksaan virus Polio menjadi semakin meningkat, dengan demikian hasil pemeriksaan yang dilakukan menjadi semakin mewakili kondisi di lapangan. Dari hasil pemeriksaan selama tujuh tahun terakhir tahun 1998 – 2004 tidak ditemukan adanya infeksi