Diabetes Melitus NeoplasmaTumor Penyakit Tidak Menular

52 TABEL 3.24 10 PERINGKAT UTAMA PENYAKIT NEOPLASMA GANAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT DI INDONESIA TAHUN 2005 No Golongan Sebab Sakit Jumlah Kunjungan 1 Neoplasma ganas payudara 8.829 22,33 2 Neoplasma ganas leher rahim 6.511 16,47 3 Limfoma non Hodgskin 3.739 9,46 4 Neoplasma ganas kolon 2.076 5,25 5 Neoplasma ganas hati dan saluran empedu intrahepatik 1.364 3,45 6 Neoplasma ganas daerah rektosigmoid, rektum dan anus 1.332 3,37 7 Neoplasma ganas kulit lainnya 1.315 3,33 8 Neoplasma ganas nasofaring 1.274 3,22 9 Neoplasma ganas ovarium indung telur 1.127 2,85 10 Neoplasma ganas bronkus dan paru 1.077 2,72 Sumber: Ditjen Yanmed, Depkes RI

e. Cedera dan Kecelakaan Lalu Lintas KLL

Cedera dan kecelakaan angkutan daratlalu lintas termasuk dalam pola 10 penyakit terbanyak pasien rawat jalaninap rumah sakit Tabel 3.9 dan 3.10, cederaperdarahan intrakranial dan cedera badan multiple menempati peringkat 10 terbanyak. Cedera intrakranial juga menempati peringkat 5 dari penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2005 Tabel 3.7. GAMBAR 3.41 JUMLAH KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA TAHUN 2003-2005 5000 10000 15000 20000 25000 2003 2004 2005 Jumlah kecelakaan Meninggal Luka ringan Luka berat Sumber: Profil PP-PL 2005 Data di atas menunjukkan bahwa jumlah KLL dari 2003 hingga 2005 terus meningkat. Begitu pula dengan jumlah korban luka maupun meninggal terus bertambah dari tahun 2003-2005. Berdasarkan SurkesnasSusenas 2004, prevalensi cedera karena KLL di Indonesia pada penduduk berumur 15 tahun adalah 1,02, tertinggi di DI Yogyakarta 3,04 dan terendah di Maluku Utara 0,28. Prevalensi cedera karena KLL di perkotaan 1,3 sedangkan di perdesaan 0,8. Sedangkan prevalensi cedera bukan karena KLL jatuh, 53 terbakar, keracunan, tenggelam, kekerasan, dan lain-lain pada penduduk berumur 15 tahun adalah 0,4. Berdasarkan SurkesnasSKRT 2004, prevalensi penduduk berumur 15 tahun yang mengalami KLL 1 tahun terakhir adalah 2,9 dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 15-24 tahun. Sedangkan prevalensi penduduk berumur 15 tahun yang mengalami cedera bukan karena KLL adalah 2,8 dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur 65 tahun ke atas.

f. Keracunan

Selama periode 2001-2005, jumlah kasus dan penderita tertinggi terjadi pada tahun 2005 dengan 112 kasus dan 7.679 penderita. GAMBAR 3.42 KERACUNAN MAKANAN DI INDONESIA TAHUN 2001-2005 72 2952 23 82 2625 27 35 907 6 74 5948 22 112 7679 9 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 2001 2002 2003 2004 2005 Kasus Penderita Mati Sumber: Profil PP-PL 2005 Berdasarkan laporan KLB keracunan makanan tahun 2005, rata-rata penderita mempunyai keluhan yang sama yaitu diare, sakit perut, pusing, dan muntah tanpa pendarahan dan hanya sebagian penderita mempunyai keluhan yang disertai demam. Dari hasil investigasi didapatkan bahwa beberapa kejadian keracunan makanan positif diakibatkan oleh Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, E. Coli, histamin, jamur, dan Salmonela. GAMBAR 3.43 KEJADIAN KERACUNAN MAKANAN DI INDONESIA TAHUN 2005 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 Kasus 3 2 1 5 2 1 2 3 1 7 3 40 28 1 3 1 2 1 1 3 1 1 Penderita 394 13 14 81 32 22 128 202 63 898 74 4469 540 35 141 27 315 18 88 75 18 32 M eninggal 2 1 2 1 2 1 NAD Sumut Sumbar Riau Kepri Jambi Sumsel Bengkulu Babel Banten DKI Jakarta Jabar Jateng DIY Jatim Bali NTT Kalsel Kalbar Sulsel Sultra M aluku Sumber: Profil PP-PL 2005