Pelayanan Keluarga Berencana PELAYANAN KESEHATAN DASAR

65 Proporsi wanita berumur 15-49 tahun yang berstatus kawin yang pernah menggunakanmemakai alat KB pada tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 2,08 dibandingkan dengan tahun 2004, dari 71,97 pada tahun 2004 menjadi 74,05 pada tahun 2005. Terdapat enam provinsi memiliki cakupan ≥ 80 dengan angka tertinggi dicapai Sulawesi Utara 85,90, dua provinsi dengan cakupan ≤ 50 meliputi Papua 43,50 dan Maluku 39,78. Sedangkan Provinsi Sulawesi Barat dan Irian Jaya Barat tidak diperoleh datanya. Rincian persentase Wanita Usia Subur WUS yang sedangpernah menggunakan alat KB menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.3 dan 4.4. Jenis alat kontrasepsi yang digunakan peserta KB selama tahun 2005 tidak jauh berbeda bila dibandingkan dengan tahun 2003-2004 sebagaimana terlihat dalam Gambar 4.11 berikut. GAMBAR 4.11 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN TAHUN 2003-2005 10 20 30 40 50 60 Suntik 58,16 54,92 56,57 Pil 29,02 24,52 29,58 Susuk 4,88 5,55 5,42 AKDR 4,64 9,64 5,13 Dll 3,3 5,37 3,3 2003 2004 2005 Sumber: BPS, Statistik Kesra dan BKKBN Dari gambar di atas masih menunjukkan bahwa selama tahun 2003-2005 alat kontrasepsi yang paling banyak diminati adalah suntikan dan pil KB. Pada tahun 2005 jenis kontrasepsi lain seperti susuk, AKDR dan jenis lainnya mengalami penurunan persentase, sebaliknya pemakaian kontrasepsi suntikan dan pil KB persentasenya meningkat. Rincian persentase alatcara KB yang dipakai peserta KB aktif menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.5 dan 4.6. GAMBAR 4.12 TEMPAT PELAYANAN PESERTA KB TAHUN 2003 - 2005 10 20 30 40 50 60 Klinik KB Pemerintah 59,45 59,66 Klinik KB Swasta 6,98 5,47 Bidan Praktek Swasta 30,77 31,9 Dokter Praktek Swasta 2,8 2,98 2003 2004 2005 Sumber : BKKBN 66 Tempat pelayanan untuk peserta KB baru di klinik KB pemerintah sedikit meningkat pada tahun 2005 59,66, demikian pula di bidan praktek swasta 31,9, dan dokter praktek swasta 2,98, sedangkan pelayanan peserta KB di klinik KB swasta sedikit menurun tahun 2005 5,47. Jumlah dan proporsi peserta KB baru kumulatif menurut tempat pelayanan dan provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.7.

3. Pelayanan Imunisasi

Pencapaian Universal Child Immunization UCI pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan atas imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi herd immunity terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi PD3I. Dalam hal ini Pemerintah mentargetkan pencapaian UCI pada wilayah administrasi desa kelurahan. Suatu desakelurahan telah mencapai target UCI apabila 80 bayi di desakelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara nasional, pencapaian UCI tingkat desakelurahan tahun 2004 - 2005 mengalami peningkatan 6,8 dari 69,43 tahun 2004 menjadi 76,23 tahun 2005 Gambar 4.13. Dari 33 provinsi yang dipantau, pada tahun 2004 terdapat 6 provinsi yang telah mencapai target target tahun 2004: ≥ 83 UCI DesaKelurahan yaitu pencapaian tertinggi Provinsi Bali, DI Yogyakarta, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah dan Jambi, sedangkan pada tahun 2005 terdapat 7 provinsi yang telah mencapai target target tahun 2005: ≥ 86 UCI DesaKelurahan yaitu Bali 100, DI Yogyakarta 99,09, Lampung 90, Jawa Tengah 89, Jambi 88,95, Nusa Tenggara Barat 87,53 dan Sulawesi Tenggara 86,87. Pencapaian desa UCI menurut provinsi tahun 2004 – 2005 dapat dilihat pada Lampiran 4.8. GAMBAR 4.13 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESAKELURAHAN MENURUT PROVINSI TAHUN 2004-2005

69.43 76.23

20 40 60 80 Desa UCI 2004 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Sedangkan gambaran pencapaian UCI tingkat DesaKelurahan menurut provinsi pada tahun 2005 dapat dilihat pada Gambar 4.14 berikut ini. 67 GAMBAR 4.14 PERSENTASE PENCAPAIAN UCI DI TINGKAT DESAKELURAHAN MENURUT PROVINSI PADA TAHUN 2005 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Hepatitis-B 3 kali dan Imunisasi Campak 1 kali, yang dilakukan melalui pelayanan rutin