Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi PD3I

33 Jumlah kasus tetanus neonatorum menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15 dan Lampiran 3.16. 2 Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa KLB. KLB Campak 2005 terjadi sebanyak 122 kali dengan jumlah kasus sebanyak 1.467 dan CFR 0,48 Lampiran 3.26. Frekuensi KLB ini meningkat dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Frekuensi KLB tahun 2002 tercatat sebesar 247, lalu turun menjadi 89 pada tahun 2003. Pada tahun 2004 angka ini justru naik menjadi 97 kemudian meningkat lagi pada tahun 2005. Kecenderungan yang sama terjadi pada tingkat kematian akibat Campak. Tahun 2002, CFR Campak sebesar 1,45 kemudian turun menjadi 0,3 pada tahun 2003. CFR pada tahun 2004 naik menjadi 1,56 lalu kembali turun menjadi 0,48 pada tahun 2005. Perkembangan frekuensi KLB Campak, Jumlah penderita dan CFR dalam 6 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut. TABEL 3.14 FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA, DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN 2000-2005 Tahun Frekuensi KLB Jumlah Penderita CFR 2000 101 1.259 0,3 2001 32 85 1,6 2002 247 5.509 1,45 2003 89 2.914 0,3 2004 97 2.818 1,56 2005 122 1.467 0,48 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Sementara itu, jumlah kasus Campak menurut kelompok umur pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 3.15 di bawah ini. TABEL 3.15 JUMLAH KASUS CAMPAK MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2005 Umur Kasus 1 tahun 1.855 1-4 tahun 5.513 5-9 tahun 4.391 10-14 tahun 2.233 15 tahun 1.850 Jumlah 15.842 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Pada tahun 2005, dari 15.842 kasus penyakit campak, 13.731 kasus 86,67 diantaranya tidak mendapatkan imunisasi campaktidak diketahui. Jumlah kasus penyakit campak menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.15 dan 3.17. 34 Khusus untuk campak pada umur 1 Tahun, Profil Ditjen PP-PL menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan kasus. Peningkatan ini nampak pada Angka Insidens AI Campak per 10.000 umur 1 tahun. Pada tahun 2001 AI sebesar 5,3 sempat turun menjadi 4,7 pada tahun 2002 kemudian naik menjadi 6,8 pada tahun 2003. Angka ini naik menjadi 7,0 pada tahun 2004, hingga naik kembali pada menjadi 9,38 pada tahun 2005. GAMBAR 3.18 ANGKA INSIDENS AI CAMPAK PER 10.000 PENDUDUK UMUR 1 TAHUN TAHUN 2001-2005

4.7 7

6.8 9.38

5.3 2

4 6 8 10 2001 2002 2003 2004 2005 A ngk a I ns idens Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI 3 Difteri Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah. Rendahnya kasus Difteri sangat dipengaruhi adanya program imunisasi. Pada tahun 2005 terjadi 29 kali KLB dengan jumlah kasus sebanyak 65 dan CFR sebesar 13,85. Angka CFR ini lebih rendah dibandingkan 2 tahun sebelumnya. Pada tahun 2003 CFR sebesar 23, kemudian turun menjadi 9,4 pada tahun 2004 dan meningkat menjadi 13,85 pada tahun 2005. Frekuensi KLB, jumlah kasus dan CFR Difteri pada tahun 2000-2005 disajikan pada Tabel 3.16 berikut ini. TABEL 3.16 FREKUENSI KLB, JUMLAH KASUS DAN CFR DIFTERI TAHUN 2000 – 2005 Tahun Frekuensi KLB Kasus CFR 2000 34 38 26 2001 29 29 21 2002 43 60 13 2003 54 86 23 2004 34 106 9,4 2005 29 65 13,85 Sumber: Ditjen PP-PL, Depkes RI Pada tahun 2005, jumlah seluruh kasus Difteri di rumah sakit dan puskesmas sebanyak 1.031 kasus. Kasus terbanyak di Nanggroe Aceh Darussalam dengan 980 kasus, dengan kasus terbanyak pada golongan usia 5-14 tahun 422 kasus, diikuti Lampung sebanyak 24 kasus. Jumlah kematian 1 kasus di Sumatera Selatan. Jumlah kasus penyakit Difteri menurut provinsi tahun 2005 dapat dilihat pada Lampiran 3.18. 35 4 PertusisBatuk Rejan Pada tahun 2005, jumlah kasus Pertusis yang dirawat jalan di rumah sakit sebanyak 685 kasus, yang dirawat inap di rumah sakit sebanyak 199 kasus dan yang dirawat di puskesmas sebanyak 4.759 kasus. Gambaran kasus Pertusis Batuk Rejan menurut kelompok umur disajikan pada Tabel 3.17 berikut ini.