Angka Kematian Bayi AKB
16 kelahiran hidup, kemudian turun menjadi 52 pada tahun 1997, dan turun lagi menjadi 44 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1999, kemudian naik menjadi menjadi 47 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. AKB menurut hasil SurkesnasSusenas berturut-turut pada
tahun 2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut hasil SDKI 2002- 2003 terjadi penurunan yang cukup besar dari tahun 1997 sebesar 52 per 1.000 kelahiran
hidup menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2002-2003. Provinsi dengan AKB terendah adalah Bali 14 per 1.000 kelahiran hidup, DI Yogyakarta 20 per 1.000 kelahiran
hidup, dan Sulawesi Utara 25 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB tertinggi di Provinsi Gorontalo 77 per 1.000 kelahiran hidup, Nusa Tenggara Barat 74 per 1.000
kelahiran hidup, dan Sulawesi Tenggara 67 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002-2003 dinyatakan pula AKB menurut berbagai karakteristik latar belakang, yaitu menurut tempat tinggal di
perkotaan dan di perdesaan, tingkat pendidikan, dan menurut indeks kekayaan. AKB menurut ketiga karakteristik latar belakang tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
GAMBAR 3.2 ANGKA KEMATIAN BAYI AKB MENURUT
LATAR BELAKANG TEMPAT TINGGAL, 2002-2003 GAMBAR 3.3
ANGKA KEMATIAN BAYI AKB MENURUT LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, 2002-2003
32 52
10 20
30 40
50 60
Perkotaan Perdesaan
67 65
43 36
23
20 40
60 80
Tidak sekolah Tidak tamat SD
Tamat SD Tidak tamat SMP
SMP+
GAMBAR 3.4 ANGKA KEMATIAN BAYI AKB MENURUT
LATAR BELAKANG INDEKS KEKAYAAN, 2002-2003
61 50
44 36
17
10 20
30 40
50 60
70 Terendah
Tengah bawah Tengah
Tengah atas Atas
Pada tahun 2000, AKB di rumah sakit adalah 15,8 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian meningkat tajam pada tahun 2001 dan 2002 menjadi 42,9 dan 40,6 per 1.000
kelahiran hidup. Tahun 2003, AKB di rumah sakit mengalami penurunan berarti yaitu sebesar 22,9 per 1.000 kelahiran hidup, kemudian pada tahun 2004 mengalami sedikit kenaikan
menjadi 29,4 per 1.000 kelahiran hidup. Tahun 2005 mengalami penurunan kembali menjadi 23,7 per 1.000 kelahiran hidup. Akan tetapi selama kurun waktu 5 tahun 2001-2005 angka
kematian bayi tidak bisa menurun seperti pada tahun 2000 15,8. Tabel 3.1 di bawah ini merupakan data kematian bayi di rumah sakit selama tahun 2000–2005.
17
TABEL 3.1 ANGKA KEMATIAN BAYI DI RUMAH SAKIT
DI INDONESIA TAHUN 2000 - 2005
Tahun Jumlah RS
Jumlah Lahir Mati
Jumlah Kelahiran Hidup di Rumah Sakit
AKB per 1.000 KH 2000
1.145 2,546
158.972 15,8
2001 1.178
7,226 161.073
42,9 2002
1.215 5,381
127.053 40,6
2003 1.234
3,160 135.094
22,9 2004
1.246 3,321
109.297 29,4
2005 1.268
3,220 132.745
23,7
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB tetapi tidak mudah untuk menentukan faktor yang paling dominan dan faktor yang kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma
kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB dalam beberapa waktu terakhir
memberi gambaran adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Beberapa penyebab kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu sampai hari ke-7 setelah persalinan masa perinatal. Penyebab kematian bayi yang terbanyak
adalah karena pertumbuhan janin yang lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir yang rendah, yaitu sebesar 38,85. Sedangkan penyebab
lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian kurangnya oksigen dalam rahim hipoksia intrauterus dan kegagalan nafas secara spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir asfiksia lahir, yaitu 27,97. Hal ini menunjukkan bahwa 66,82 kematian perinatal dipengaruhi pada kondisi ibu saat melahirkan.
TABEL 3.2 DISTRIBUSI PASIEN KELUAR MATI DI RUMAH SAKIT YANG BERMULA
PADA MASA PERINATAL DI INDONESIA TAHUN 2005
1 0.12
A33 Tetanus neonatorum
54 0.81
2 245
P00 - P04 Janin dan bayi baru lahir yang dipengaruhi oleh faktor dan penyulit
kehamilan persalinan dan kelahiran 461
6.87 3
246 P05 - P 07
Pertumbuhan janin lamban, malnutrisi janin dan gangguan yang berhubungan dengan kehamilan pendek dan berat badan lahir rendah
2.606 38.85
4 247
P10 - P 15 Cedera lahir
51 0.76
5 248
P20 - P 21 Hipoksia intrauterus dan asfiksia lahir
1.876 27.97
6 249
P22 - P 28 Gangguan saluran napas lainnya yang berhubungan dengan masa
perinatal 724
10.79 7
250 P35 - P 37
Penyakit infeksi dan parasit kongenital 516
7.69 8
251 P38 - P39
Infeksi khusus lainnya pada masa perinatal 138
2.06 9
252 P55
Penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir 26
0.39 10
253.9 P08,P29,P50-P54, Kondisi lain yang bermula pada masa perinatal
255 3.8
P56-P94, P96
Jumlah 6.707
100
Mati No
DTD ICD -10
Golongan Sebab Sakit
Sumber : Ditjen Yanmedik, Depkes RI, 2006
18